PPLI Bangun Pengolahan Limbah B3 Berteknologi Thermal
Merdeka.com - PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PT PPLI) meresmikan pengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berkapasitas raksasa. Presiden Direktur PT PPLI Yoshiaki Chida menyebut tempat pengolahan limbah atau insinerator di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, itu memiliki kapasitas 50 ton per hari.
"Peningkatan kapasitas insinerator salah satunya agar makin banyak limbah yang kami jangkau," kata Chida melalui keterangan tertulis, Rabu (26/1).
Menurutnya, limbah bakal diolah dengan metode insinerasi atau pembakaran. Proses dilakukan terkendali pada suhu tinggi.
-
Kenapa limbah organik penting diolah? Meskipun limbah organik bisa membusuk secara alami, kita tidak boleh membuang limbah organik secara sembarangan.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Siapa yang membersihkan limbah? Pada Minggu (4/6) lalu, sejumlah aktivis bersama warga membersihkan limbah busa tersebut.
-
Mengapa pengelolaan limbah B3 penting untuk kesehatan? Limbah B3 yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
-
Bagaimana PHE mencapai pengurangan emisi? Melalui penerapan enam pilar dekarbonisasi tersebut, akhir bulan lalu PHE mencatatkan pengurangan emisi mencapai 480 Kilo Ton C02eq atau setara 110 persen dari target di bulan Juli lalu.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
Chida menyebut energi panas insinerasi tak hanya menghancurkan polutan pada limbah, namun juga mengurangi massa dan volume. Menurut dia, pengolahan limbah tak hanya dilakukan di Bogor. Total, PPLI mampu mengolah 800 ton limbah B3 per hari.
"Adanya insinerator berkapasitas besar ini akan memperkaya teknologi pengelolaan limbah yang dapat ditawarkan, sekaligus memberikan fleksibilitas bagi PPLI sebagai one-stop-service pengelolaan limbah untuk seluruh industri di Indonesia," kata Chida.
Insinerator raksasa ini telah mengantongi izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah melalui proses uji coba beberapa bulan. Dengan demikian, insinerator bisa difungsikan secara penuh.
Di sisi lain, dia membeberkan manfaat pengolah limbah PPLI. Khususnya, dalam mengolah limbah terkait pandemi Covid-19.
"Limbah medis adalah salah satu yang dapat dikelola dengan metoda ini," tutup Chida.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengolahan limbah yang tidak tepat dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca SelengkapnyaUji bakar cofiring serbuk gergaji tersebut menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batu bara PLTU Bengkayang per harinya.
Baca SelengkapnyaTPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif program Banyuwangi Hijau.
Baca SelengkapnyaLangkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca SelengkapnyaDalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, program ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendorong pemberdayaan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaFokus penelitian untuk peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPCBs terbukti menyebabkan berbagai jenis kanker, kerusakan syaraf hingga gangguan sistem pencernaan.
Baca SelengkapnyaBiomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batu bara.
Baca Selengkapnya