Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden
Langkah mereka gontai melihat kenyataan itu, mau tak mau pindah ke sepetak tanah di lokasi baru pemberian Pemda. Tanpa ganti rugi atas penggusuran tersebut.
Rumahnya digusur tanpa uang pengganti dari pemda.
Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden
Lahir di pinggir kali, anak laki-laki ini harus berjuang keras untuk memperbaiki nasibnya. Sejak mengenyam pendidikan di sekolah dasar, anak ini termasuk murid yang cerdas.
Selalu meraih juara kelas, meski dia mengaku jarang belajar karena tak nyaman dengan temaram lampu petromak yang digunakan orangtuanya di rumahnya.
Saat anak-anak lain bermain di kali atau mencari telur bebek, dia memilih untuk belajar di sekolah karena tak mau meninggalkan pelajaran.
Selain belajar, anak ini punya keahlian lain yaitu menggambar bahkan sering mengangkat piala dari lomba menggambar. Tinggal di pinggir kali, tak menyurutkan niatnya untuk menjadi lebih hebat.
Namun, cobaan menerjang saat rumahnya yang di pinggir kali digusur pemerintah daerah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Alasan penggusuran tersebut, lokasi tersebut termasuk rumahnya bakal dibangun terminal.
Pria yang kali itu masih kelas IV SD, terpaksa harus pindah bersama tiga saudara perempuan dan orangtuanya. Langkah mereka gontai melihat kenyataan tersebut, mau tak mau pindah ke sepetak tanah di lokasi baru pemberian Pemda. Tanpa ganti rugi atas penggusuran tersebut.
Orangtuanya tak mampu membangun tempat tinggal di tanah tersebut. Ayahnya langsung memboyong dia dan tiga kakak perempuannya ke rumah kakak lelaki dari keluarga ibunya. Ayahnya kerja serabutan, mulai dari bahan baku perabotan hingga jadi sopir bus.
"Saat ikut Pakde, orangtua saya menjual lahan di pasar kayu yang baru," tuturnya.
Dia dan keluarganya hanya menumpang selama satu setengah tahun. Saat kelas V SD, orangtuanya pindah dan menempati sebuah rumah di Jalan Ahmad Yani.
Anak laki-laki sudah tumbuh dewasa dan karier cemerlang membawanya duduk di kursi Presiden Indonesia ke-7. Pria itu adalah Joko Widodo atau Jokowi.
"Ada yang pernah ngerasain digusur? Belum? Moga-moga ini jangan ada yang pernah digusur. Sedih gitu kalau ingat saya, sedih," kata Presiden Jokowi saat menghadiri penyerahan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Graha Insan Cita (GIC) Bakti Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.Namun Presiden bersyukur, orang tuanya yang dulu juga hidup di pinggir kali bisa menjadikan dirinya, membesarkan dirinya, menyekolahkan dirinya meskipun pontang-panting.
"Itulah memang tugas orang tua," ujarnya.
Untuk itu, Presiden meminta para orang tua penerima PKH agar anak-anaknya semuanya sehat, pintar, dan sekolah setinggi-tingginya.
"Jangan ada yang takut untuk bermimpi anaknya bisa jadi menteri, anaknya bisa jadi presiden, bisa insyaallah," tegas Presiden.
Kalau dididik anak dengan baik, disekolahkan dengan baik, diberi gizi yang baik, Kepala Negara meyakini, anak-anak pasti akan pintar, pasti cerdas.
"Boleh, boleh bermimpi. Boleh bercita-cita. Kenapa tidak?" ucap Kepala Negara.