Puan Maharani Tekankan Pentingnya Regulasi Ketat untuk Lindungi Masyarakat dari Pinjol
Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menyoroti maraknya kasus pinjaman online (pinjol) yang berdampak buruk bagi masyarakat
Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menyoroti maraknya kasus pinjaman online (pinjol) yang berdampak buruk bagi masyarakat. Ia meminta Pemerintah untuk menertibkan regulasi pinjol secara ketat, agar masyarakat terhindar dari jeratan utang yang berpotensi mengancam ketahanan keluarga dan ekonomi.
"Menjamurnya pinjol di Indonesia menimbulkan dampak sosial ekonomi yang sangat besar untuk masyarakat. Bahkan sampai ke ranah pidana atau kriminalitas," kata Puan dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Seperti kejadian memilukan di Kediri beberapa waktu lalu, di mana sebuah keluarga mencoba bunuh diri bersama akibat terjerat utang pinjol. Puan menilai peristiwa tersebut hanyalah salah satu contoh nyata dampak buruk pinjol terhadap masyarakat.
"Tragedi di Kediri ini sungguh sangat menyedihkan, apalagi sampai merenggut nyawa seorang balita yang tidak bersalah. Kasus ini mencerminkan bagaimana jeratan pinjol dapat menghancurkan keluarga yang rentan secara ekonomi dan psikologis," ujar Puan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebanyak 18,07 juta masyarakat terjerat pinjol hingga Desember 2023. Dari jumlah tersebut, 73,34% peminjam berasal dari Pulau Jawa, sementara sisanya 26,66% dari luar Pulau Jawa.
Merespons data tersebut, Puan mendesak Pemerintah memperluas bantuan sosial dan menciptakan akses pembiayaan yang aman. Ia juga menekankan pentingnya menertibkan regulasi dan meningkatkan pengawasan terhadap operasional pinjol untuk mencegah tragedi serupa di masa depan serta memastikan kesejahteraan rakyat lebih merata.
"Pemerintah perlu memberikan bantuan darurat bagi keluarga yang terjerat pinjol. Bantuan ini tidak hanya berupa finansial, tetapi juga layanan konseling psikologis dan mediasi untuk membantu mereka keluar dari tekanan," ujar Puan.
Puan juga mendorong Pemerintah segera menggencarkan edukasi keuangan bagi masyarakat, terutama tentang risiko pinjaman online serta cara mengelola keuangan keluarga secara bijak.
"Melalui program edukasi yang masif, masyarakat dapat lebih memahami bahaya dari praktik pinjaman berbunga tinggi dan memilih alternatif pembiayaan yang lebih aman," pungkasnya.