Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Radikalisme pelajar & mahasiswa jadi bahan evaluasi penerapan kurikulum pendidikan

Radikalisme pelajar & mahasiswa jadi bahan evaluasi penerapan kurikulum pendidikan Ilustrasi belajar. ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Direktur Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Didin Wahidin mengatakan kurikulum Pancasila dan keagamaan yang benar di kalangan pelajar dan mahasiswa perlu dibenahi. Sebab, paham radikal di kalangan mahasiswa dan pelajar ternyata sudah sangat membahayakan.

"Hasil survei Alvara membuat Kemenristekdikti terkaget-kaget. Sebab masuknya gerakan kemahasiswaan yang membuahkan deklarasi-deklarasi masih terus berkembang dan radikalisme di kalangan mahasiswa dan pelajar sangat mengkhawatirkan, sekaligus menjadin PR bagi Kemenristekdikti," katanya, Selasa (31/10).

Didin menjelaskan, ada 4.600 perguruan tinggi yang ada dan terdaftar di Kemenristekdikti. Dari sini ada disparitas sangat lebar antara perguruan tinggi paling hebat dan paling tidak hebat.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Didin, lemahnya pendalaman pemahaman keagamaan di kalangan pelajar dan mahasiswa bisa menunjukkan sesuatu yang kurang pas dalam kurikulum. Selama ini paham radikal tumbuh pesat, padahal mata kuliah Pancasila, kewarganegaraan, dan mata kuliah keagamaan juga diadakan dan menjadi mata kuliah wajib.

Dia menjelaskan, selama ini ada kemungkinan kuat bahwa perguruan tinggi ada yang lalai soal bobot pembelajaran kebangsaan. Sebab banyak perguruan tinggi yang fokusnya hanya pada pemeringkatan, sedangkan di dalam kampusnya tak ada kegiatan kemahasiswaan termasuk yang sifatnya sosial dan keagamaan.

"Inilah kemudian kalau terjadi penurunan kaderisasi keanggotaan HMI, PMII, GMNI, IMM dan lainnya di universitas terkemuka maka kemudian diisi oleh organisasi dan komitmen keagamaannya lainnya yang kita ragukan bersama kebenarannya," katanya.

Didin menegaskan hasil survei Alvara Research Center yang menyatakan bahwa 23,4 persen mahasiswa dan pelajar terjangkit paham radikal akan dijadikan dasar masukan bagi Kemenristekdikti untuk memperkaya pertimbangan tentang apa yang harus dilakukan ke depan, serta arah kebijakan yang akan diambil.

Sementara itu, Ketua Alumni Universitas Diponegoro Achmad Muqowam mengatakan, pandangan mahasiswa tentang khilafah memang sangat mengkhawatirkan karena mencapai 17,9 persen. Angka ini naiknya luar biasa dibanding 5 atau 10 tahun ke belakang.

"Dulu pada tahun 2009-2010 ketika bicara negara Islam angkanya masih dibawah. Sekarang sudah melompat luar biasa 17,9 perseb. Ini perlu dijadikan kewaspadaan kita semua," ujar Muqowam. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya

Pergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah

Baca Selengkapnya
Ini Pesan Wakil Kepala BPIP kepada 1.650 Calon Wisudawan Universitas Terbuka
Ini Pesan Wakil Kepala BPIP kepada 1.650 Calon Wisudawan Universitas Terbuka

Wakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.

Baca Selengkapnya
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme

Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi

Baca Selengkapnya
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi
Program Duta Damai dan Sekolah Damai Dinilai Bisa Cegah Swa-Radikalisasi

Berbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.

Baca Selengkapnya
Gelar Kuliah Politik, BMI Minta Milenial dan Gen Z Waspada Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Gelar Kuliah Politik, BMI Minta Milenial dan Gen Z Waspada Radikalisme Jelang Pemilu 2024

Milenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Di Depan Murid SMA, Kepala BPIP Ingatkan Anak Muda Jangan Terpapar Ideologi yang Merusak
Di Depan Murid SMA, Kepala BPIP Ingatkan Anak Muda Jangan Terpapar Ideologi yang Merusak

Prof. Yudian meminta anak muda jangan sampai terpapar ideologi yang tak sesuai dengan Pancasila

Baca Selengkapnya
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial

Seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda

Baca Selengkapnya
Hentikan Kekerasan, Intoleransi Hingga Perundungan di Dunia Pendidikan!
Hentikan Kekerasan, Intoleransi Hingga Perundungan di Dunia Pendidikan!

Selain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca Selengkapnya
Puan Tekankan Langkah Strategis Lindungi Anak Muda dari Ideologi Ekstrem
Puan Tekankan Langkah Strategis Lindungi Anak Muda dari Ideologi Ekstrem

Diperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.

Baca Selengkapnya
Keberagaman Dinilai Kekuatan Bangsa Harus Dijaga untuk Amalkan Nilai Pancasila
Keberagaman Dinilai Kekuatan Bangsa Harus Dijaga untuk Amalkan Nilai Pancasila

Perlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Baca Selengkapnya
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!

Indonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.

Baca Selengkapnya
BPIP Ingin Pancasila Dikenalkan dengan Menyenangkan kepada Anak Muda
BPIP Ingin Pancasila Dikenalkan dengan Menyenangkan kepada Anak Muda

Internalisasi nilai-nilai Pancasila harus diberikan secara bergotong royong

Baca Selengkapnya