Raja Surakarta perintahkan 17 petinggi tinggalkan keraton
Merdeka.com - Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi meminta 17 pangageng (petinggi) untuk meninggalkan dan mengosongkan keraton. Mereka diberi tenggang waktu hingga Kamis (23/3) pukul 17.00 WIB.
Perintah pengosongan tertuang dalam sebuah surat yang ditandatangani Ketua Tim Lima atau Satgas Panca Narendra bentukan PB XIII, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Benowo. Menurut dia, pengosongan keraton dimaksudkan untuk keperluan acara Tingalan Jumenengan Paku Buwono XIII Hangabehi (peringatan kenaikan tahta raja).
"Kami atas nama SISKS Paku Buwono XIII selaku Sri Susuhunan/Raja/Pimpinan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengimbau dan memerintahkan kepada Bapak/Ibu agar segera mengosongkan secara fisik tanah dan bangunan di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berikut segala kelengkapan yang terdapat di dalamnya," ujar Benowo dalam surat tersebut.
-
Dimana letak Keraton Surakarta Hadiningrat? Ini merupakan tempat bersejarah yang menyimpan beragam budaya kerajaan yang masih berjalan hingga detik ini.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas revitalisasi Keraton Surakarta? “September mulai minggu depan sudah tender, target Juni 2024 jadi,“ kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming dikutip dari ANTARA pada Selasa (4/7). Gibran mengatakan bahwa revitalisasi Keraton Surakarta akan dimulai dari bagian luar terlebih dahulu, yaitu kawasan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.
-
Siapa yang memimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
-
Siapa saja yang mendapat gelar dari Keraton Surakarta? Berikut Merdeka telah merangkum deretan artis yang juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Penyanyi solo Rossa mendapatkan gelar spesial dari Keraton Surakarta, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Sri Rossa Swaraloka. Gelar ini didapat Rossa lantaran dirinya dinilai sangat ahli dibidang bernyanyi. Judika menyandang gelar sebagai KRH Kencananingrat dari Keraton Surakarta. Gelar kehormatan ini didapat Judika lantaran dirinya disebut tak meninggalkan budaya Indonesia selama menjadi penyanyi. Nadine Chandrawinata, mantan Puteri Indonesia 2005 juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Ia diketahui menyandang status sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggun Diah Kusumaningrum. Kanjeng Mas Ayu Wartaningrum menjadi gelar spesial yang disandang oleh Najwa Shihab. Gelar ini didapat Najwa pada acara ulang tahun naik tahta ke-4 Paku Buwono XIII Sinuhun Tedjowulan, Sabtu, 3 Juli 2010. Selain Najwa Shihab, Soraya Haque juga menerima gelar kehormatan pada acara yang sama. Keduanya sama-sama mendapat gelar dari Keraton Surakarta pada 3 Juli 2010. Syahrini diketahui juga memiliki gelar spesial Keraton Solo, yaitu Kanjeng Mas Ayu. Pengageng Sasana Pustaka, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger jadi pemimpin upacara penobatannya kala itu.
-
Apa Isi Prasasti Sangguran? Prasasti Sangguran memiliki tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter. Benda bersejarah setebal 32 centimeter beratnya diperkirakan mencapai 3,5 ton. Isi Prasasti Sangguran juga sangat panjang. Bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris, dan bagian kiri terdapat 15 baris tulisan. Dua baris pertama isi Prasasti Sangguran ditulis dalam bahasa Sansekerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno.
17 pengageng yang diminta meninggalkan keraton itu antara lain GRAy Koes Murtiyah atau GKR Wandansari alias Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi, GPH Puger, BRM Sardiatmo Brotodiningrat, KRMH. Satryo Hadinagoro, GKR Retno Dumilah, GKR Galuh Kencono, GKR Timur Rumbai Kusumadewayani yang juga putri sang raja.
"Kami beri waktu mulai Senin sampai Kamis pukul 17.00 WIB. Kalau surat itu tidak ditaati, kami akan melakukan tindakan hukum, baik secara perdata maupun pidana terhadap mereka," tegas Benowo.
Kepada wartawan, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Surakarta, yang juga Ketua Eksekutif Lembaga Adat Keraton Surakarta, Eddy Wirabhumi, meragukan keabsahan surat tersebut. Karena dibuat oleh Satgas Panca Narendra atau Tim Lima yang masih diuji keabsahan pembentukannya secara hukum.
"Tim Lima seharusnya menunggu proses hukum selesai. Tim Lima itu lembaga apa, sah atau tidak? Ini kan sedang ada proses hukum yang menguji kebasahan tim itu, jangan terburu-buru," tekannya.
Edy yang juga menantu PB XII itu meminta Tim Lima menghormati proses hukum yang sedang berjalan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaKali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Baca SelengkapnyaDalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.
Baca SelengkapnyaPemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono melakukan perombakan struktur di dalam jajaran TNI dengan melakukan rotasi.
Baca SelengkapnyaSelama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara
Baca SelengkapnyaPada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaMengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.
Baca SelengkapnyaSerah terima jabatan ini dilaksanakan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (22/11).
Baca Selengkapnya1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaAcara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaIstana menjawab dugaan Kepala Otorita IKN mundur karena perayaan upacara 17 Agustus.
Baca Selengkapnya