Respons Gubernur Riau soal Isu Jual Beli Darah di RSUD Arifin Achmad
Merdeka.com - Keributan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) Pekanbaru gara-gara tidak ada stok darah dan alat transfusinya berbuntut panjang. Gubernur Riau Syamsuar langsung memimpin apel atau upacara Senin (31/10) pagi di RSUD Arifin Achmad.
Sebab, Syamsuar tak ingin ada lagi masyarakat yang protes dengan pelayanan di rumah sakit milik Pemprov Riau itu. Seperti yang terjadi Sabtu (29/10) malam kemarin, keluarga pasien sampai memecahkan kaca jendela pelayanan di Bank Darah di gedung rumah sakit.
Usai peristiwa itu, isu jual beli darah berkembang.Syamsuar menegaskan, tak ada praktik jual beli darah diRSUD Arifin Achmad.
-
Siapa yang bisa donor darah? Syarat utama untuk mendonor darah adalah dalam kondisi sehat, berusia minimal 16 tahun (dengan izin orang tua), dan memiliki berat badan minimal 110 pon.
-
Apa itu transfusi darah? Transfusi darah adalah prosedur yang sangat penting dalam dunia kedokteran modern, yang telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.
-
Kenapa donor darah penting? Setiap tahun, banyak orang membutuhkan transfusi darah. Proses ini sangat penting, terutama saat operasi, setelah kecelakaan, atau bagi mereka yang menderita penyakit tertentu yang memerlukan komponen darah.
-
Kenapa donor darah sangat penting? Darah adalah elemen vital dalam tubuh yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, dan donor darah merupakan satu-satunya cara untuk memastikan ketersediaan darah bagi mereka yang membutuhkan.
-
Siapa saja yang tidak boleh donor darah? Ada beberapa golongan orang yang tidak boleh mendonorkan darah untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan penerima darah.
-
Kapan bisa donor darah lagi? Anda perlu menunggu 56 hari sebelum dapat mendonorkan darah lagi agar tubuh bisa mengganti sel-sel yang hilang.
"Tak ada ya setahu saya. Saya sudah hampir 4 tahun di sini, kalau jual beli darah enggak ada lah. Tapi saya akan cari tahu," ujarnya usai memimpin apel di RSUD Arifin Achmad.
Syamsuar mengaku telah menghubungi keluarga pasien yang memecahkan kaca jendela itu. Bahkan, dia meminta pihak rumah sakit tidak memperpanjang urusan kaca yang dipecahkan keluarga pasien.
Keluarga pasien Hironimus Patut Pahur mengamuk lantaran tidak mendapatkan layanan yang baik dari pihak rumah sakit saat menjalani perawatan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
Pihak rumah sakit mengaku tak memiliki stok darah saat pasien itu akan melakukan kemoterapi. Saat darah sudah diperoleh 20 kantong dari Brimob Polda Riau dan sejumlah masyarakat, pihak rumah sakit justru mempersulit proses transfusi.
Syamsuar mengatakan sebenarnya ada relawan yang siap membantu mencarikan kebutuhan darah di RSUD Arifin Achmad. "Saya juga banyak yang minta bantu minta tolong mencarikan darah," katanya.
Meski demikian, Syamsuar tetap menampung kritikan dan isu yang berkembang di kalangan keluarga pasien. Dia akan menindak tegas jika ada petugas rumah sakit yang melakukan jual beli darah.
"Saya akan cari tahu (jual beli darah). Kalau di rumah sakit enggak ada lah, tapi kalau oknum di luar misalnya menjual mungkin saja," jelasnya.
Selain di RSUD AA, Syamsuar juga menegaskan tidak pernah mendengar jual beli darah di Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjadi tujuan pasien mencari kebutuhan darah.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaRSUD Pirngadi Medan tak menampik dalam proses distribusi obat mengalami keterlambatan. Namun kini obat-obatan itu telah tiba di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menjawab isu PMI menjual darah.
Baca SelengkapnyaGhufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca Selengkapnyaproses transplantasi ginjal para korban dilakukan di Preah Ket Mealea Hospital atau rumah sakit (RS) militer yang berada di Phnom Penh, Kamboja.
Baca SelengkapnyaKisah Erfin ini viral di media sosial. Untuk menunjukkan keseriusannya dalam menjual ginjal.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah mengirimkan beberapa alat kesehatan ke RSUD Rupit, Mulai dari CT Scan hingga peralatan operasi.
Baca SelengkapnyaProsedur transplantasi organ tubuh tidak dilakukan secara transaksional.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya buka suara terkait informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaBelakangan, terungkap sosok sang sopir ambulans. Dia muncul sembari memberi klarifikasi.
Baca Selengkapnya