Sandiaga Ingin Budaya Ngopi Warga Aceh Menasional
Merdeka.com - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menjajal kuliner nasi gurih di depan Pendopo Bupati Lhokseumawe, Minggu (3/2). Dia menyantap nasi yang dibungkus daun pisang dan berbagai macam lauk yang dihidangkan. Diantaranya ayam kare, tauco udang, telur asin, berbagi macam kue dan kopi pancung.
Menurutnya, Aceh punya kekayaan luar biasa. Dari sumber daya alam hingga kuliner-nya yang beraneka rasa. Mulai mie dan kopi Aceh serta penganan khas seperti timpan.
"Pusat kuliner seperti ini, lebih dari sekadar tempat makan. Tapi juga sosialisasi anak muda dan masyarakat menengah perkotaan lainnya. Tempat bersilaturahmi yang merupakan salah satu pintu rejeki Tempat makan khas seperti ini harusnya ada di setiap kota. Agar kelestarian masakan daerah Indonesia yang kaya, tetap terjaga," kata Sandiaga.
-
Apa yang membuat kopi kekinian populer di Indonesia? Dominasi populasi anak muda Indonesia yang terdiri dari generasi Y dan X menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi.
-
Kenapa kopi Indonesia bisa bersaing? Menurut Aga, Indonesia sudah bisa bersiang dengan para pemain kopi di seluruh dunia. Salah satu faktornya adalah Indonesia merupakan negara penghasil kopi sekaligus konsumen terbesar.
-
Mengapa kopi sanger diminum di Aceh? Dari situlah lahir sebutan 'sama-sama ngerti' yang disingkat menjadi sanger. Agar mereka bisa minum kopi setiap hari, mereka meminta peracik kopi untuk mencapur susu dengan tambahan gula agar manisnya terasa.
-
Apa yang terjadi pada rakyat Priangan karena kopi? Rakyat Priangan menderita & dipaksa menanam kopi oleh VOC dan para pembesar pribumi. Mereka dipaksa meninggalkan lahan pertanian mereka demi 'emas hitam'.
-
Dimana kopi Priangan terkenal? Karena terkenalnya kopi dari Jawa Barat, orang Eropa menyebutnya a cup of Java Mereka tidak menggunakan istilah secangkir kopi, tetapi secangkir Java.
-
Apa itu Kopi Liberika Sendoyan? Kopi yang termasuk dalam varian Liberika ini sempat berjaya penjualannya di tahun 2000-an.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, jika masyarakat Indonesia membiasakan mengonsumsi kopi lokal seperti masyarakat Aceh, maka serbuan jejaring kopi internasional bisa di redam.
Selain itu, dia menjelaskan, upaya pelestarian kopi lokal mampu memberikan kesejahteraan bagi petani. Sekaligus membuat komoditas kopi Indonesia kembali jaya di dunia internasional.
"Budaya masyarakat Aceh untuk menyeruput kopi lokal harusnya menular ke wilayah lain di Indonesia. Ini bukan saja menggerakkan ekonomi dan menyerap lapangan kerja, tapi juga meredam gempuran kopi jaringan internasional," tutup Sandi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaMau begadang minum kopi, kumpul-kumpul bareng sambil ngopi, melepas penat dengan kopi.
Baca SelengkapnyaArsjad Rasjid sudah menyelesaikan tugasnya sebagai ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAtikoh menyarankan agar berbagai produk kopi bisa dijaga kualitas atau mutunya.
Baca SelengkapnyaKopi lokal Indonesia sudah banyak dilirik dan digemari masyarakat negara lain, sehingga penting untuk mempersiapkan diri.
Baca SelengkapnyaDia pun memberikan salah satu contoh negara yakni Korea Selatan yang melakukan investasi terhadap kebudayaan.
Baca SelengkapnyaDukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaProvinsi Sumsel merupakan salah satu sentra produksi kopi nasional dengan area seluas 250.305 hektar pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaNikmatnya Kopi Andaliman, kaya cita rasa rempah khas Sumatra Utara
Baca SelengkapnyaAnies diminta menjelaskan tentang strategi mempromosikan budaya populer nusantara ke dunia
Baca SelengkapnyaWalaupun punya potensi wisata, belum banyak dari warga yang tahu bagaimana memanfaatkan potensi itu.
Baca SelengkapnyaMantan jurnalis ini menilai kedai kopi memberi ruang kebersamaan yang menyatu dengan budaya lokal.
Baca Selengkapnya