Sebelum Diperkosa Anggota TNI, Siswi SMK Sudah Beri Kode Minta Tolong
ada saat ia digiring menuju hotel oleh pelaku, saat itu sudah timbul perasaan was-was atau curiga.
Korban, ternyata berkali-kali mencoba memberikan kode.
Sebelum Diperkosa Anggota TNI, Siswi SMK Sudah Beri Kode Minta Tolong
Upaya siswi SMK untuk lolos dari perangkap SH, anggota TNI yang memperkosanya ternyata sudah beberapa kali dicoba. Korban, ternyata berkali-kali mencoba memberikan kode atau isyarat tangan mengepal sebagai tanda meminta pertolongan kepada beberapa orang.
Hal ini diakui oleh Kuasa Hukum korban Febri Kurniawan Pikulun. Diceritakannya, dari pengakuan korban pada dirinya. Pada saat ia digiring menuju hotel oleh pelaku, saat itu sudah timbul perasaan was-was atau curiga.
Namun, korban mengaku tak kuasa menolak ajakan-ajakan pelaku lantaran selalu ditempel dan diawasi ketat. Pelaku, ceritanya, bahkan sempat berlaku kasar saat berada di salah satu minimarket. Ia sempat menarik tangan korban agar meninggalkan minimarket lantaran sang penjaga minimarket mengenal korban.
"Di minimarket itu, korban sempat ditanya oleh mbak-mbak penjaganya. Ia ditanya sedang bersama siapa. Sebelum sempat menjawab, ia sudah ditarik keluar oleh pelaku untuk meninggalkan minimarket. Namun, sebelum meninggalkan minimarket ia sempat memberikan isyarat tangan, tapi tidak ada yang mengerti maksud korban," katanya.
Usai meninggalkan minimarket, korban dibawa pelaku menuju hotel tempatnya menginap. Pelaku pun beralasan ingin berganti pakaian.
Saat sudah berada di kamar pelaku di lantai 3, korban dan pelaku sempat bertemu dengan salah satu staff hotel atau room service yang tengah membersihkan kamar pelaku.
Pada saat pertemuan itu, korban disebutnya kembali berupaya memberikan isyarat atau kode pada staff hotel tersebut dengan cara mengepalkan empat jari dengan jari jempol berada di dalamnya.
Namun, lagi-lagi isyarat itu tidak dimengerti oleh staf hotel tersebut. Sehingga, usai membersihkan kamar pelaku, staf tersebut langsung meninggalkan kamar tanpa curiga terhadap pelaku dan korban.
"Jadi dia (korban) juga sempat memberikan kode pada room service. Tapi sepertinya staf itu tidak mengerti atas kode yang diberikan," ujarnya.
Akibatnya, siswi SMK ini pun menjadi korban kekerasan seksual sang oknum TNI. Sang oknum TNI berinisial SH itu, kini ditangkap Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) dan menjalani pemeriksaan.
Korban disebut sudah menjalani pemeriksaan yang dilakukan di POMAL Lantamal V Surabaya. Namun, pemeriksaan tersebut belum sampai tuntas lantara korban mengaku masih mengalami trauma.
"Korban sudah diperiksa tapi belum sampai selesai. Sebab, ia mengaku masih ketakutan," ujar Febri menjelaskan.
Korban disebutnya ketakutan setiap melihat tentara. Oleh karena itu, pemeriksaan dihentikan sementara oleh penyidik POMAL.
"Korban masih trauma jika melihat tentara. Oleha karenanya pemeriksaan dihentikan sementara," katanya.
Selain korban, sang ayah juga turut dimintai keterangannya. Selain itu, tambah Febri, beberapa saksi rencananya juga akan turut dimintai keterangannya dalam kasus tersebut.
"Masih ada beberapa saksi lagi rencananya akan dimintai keterangannya oleh penyidik," tegasnya.
Terpisah, Direktur Women Crisis Center, Ana Abdilah menyatakan, gerakan yang mengkode atau mengisyaratkan kedaruratan demikian memang belum populer di indonesia. Sehingga banyak masyarakat yang belum peka dan sensitif.
"Itu jadi gerakan dan populer di luar negeri dulu pas zaman-zaman pandemi covid," ujarnya.