Sebelum Ditikam hingga Tewas, Aktor Sinetron 'Mak Lampir' Sempat Cekcok dengan Terduga Pelaku soal Kepengurusan RT
Korban sempat mengancam akan memberikan somasi kepada terduga pelaku.
Sandy Permana (46), pemain sinetron Misteri Gunung Merapi tewas ditikam seseorang yang diduga tetangganya sendiri di Perumahan TNI/Polri, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Korban tewas dengan beberapa luka tusukan di tubuhnya.
Peristiwa penikaman hingga berujung nyawa melayang itu terjadi pada Minggu (12/1) sekira pukul 07.30 WIB. Korban yang berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron Misteri Gunung Merapi atau 'Mak Lampir' itu ditikam menggunakan senjata tajam.
Sudarmaji, Ketua RT05 Perumahan TNI/Polri Desa Cibarusah Jaya mengatakan, sebelum terjadi penikaman itu sempat ada cekcok antara korban dengan terduga pelaku dalam suatu forum RT yang digelar setiap empat bulan sekali dalam setahun.
Dalam forum tersebut, kata Sudarmaji, korban mengajak warga lainnya untuk membuat mosi tidak percaya terhadap kepengurusan RT saat ini. Pro kontra terhadap kepengurusan RT pun muncul.
"Korban mengkondisikan beberapa warga yang lain untuk membuat mosi tidak percaya kepada pengurus RT, dalam hal ini ketua RT, karena dianggap sudah tidak kompeten, tidak dapat bekerja dengan baik," kata Sudarmaji, Senin (13/1).
Di forum tersebut, lanjut Sudarmaji, korban menyampaikan mosi tidak percaya kepengurusan RT dengan cara berdiri sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Sikap korban itu pun dianggap arogan dan ditanggapi oleh terduga pelaku yang juga hadir dalam forum tersebut.
"Dia (korban) sambil berdiri menunjuk ke arah saya menyatakan saya sudah tidak pantas, saya sudah tidak layak, jadi ada spontanitas dari terduga (pelaku) nyeletuk dengan kata-kata 'biasa aja dong'," ucapnya.
"Tapi terdengar oleh korban, korban membalas 'situ yang biasa aja, situ siapa? Situ bukan warga sini', jadi selesai di situ, berhenti perdebatan karena kita langsung melerai," tambah Sudarmaji.
Perdebatan antara korban dengan terduga pelaku, menurut Sudarmaji, sudah di luar tujuan digelarnya forum RT. Namun dia menduga terduga pelaku tidak senang atau tidak setuju terhadap korban yang menyampaikan pendapatnya secara arogan.
"Menurut saya ketidaksenangan atau ketidaksetujuan pelaku terhadap korban yang menyatakan pendapatnya secara bisa dibilang secara arogan lah," katanya.
"Tapi di forum itu pun ada pro kontra tentang niatan itu kan, jadi ada yang setuju ada yang tidak, jadi di akhir pertemuan itu saya tetap dinyatakan sebagai Ketua RT karena masih banyak yang menginginkan saya, menganggap saya masih kompeten," lanjutnya.
Korban Ancam Beri Somasi
Berselang beberapa hari setelah perdebatan dalam forum RT itu, korban mengirim pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp ke Sudarmaji dan istri terduga pelaku. Dalam pesan singkat tersebut, korban menyampaikan rencananya untuk memberikan somasi ke terduga pelaku pada Oktober 2024.
"Si korban menyampaikan membuat satu chat WA ke saya dan juga ke istri dari terduga pelaku, yang isinya berencana memberikan somasi kepada terduga pelaku dengan alasan dia merasa terancam karena tindakan dia di forum kemarin," ungkap Sudarmaji.
Sebagai Ketua RT, Sudarmaji berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun dia dicegah oleh istri terduga pelaku.
"Saya sebagai Ketua RT bereaksi untuk menyelesaikan permasalahan ini, tapi kemudian saya dicegah sama istrinya (terduga pelaku), biar nanti istrinya saja yang menyampaikan, akhirnya saya tidak melanjutkan itu," katanya.
"Ternyata tidak disampaikan sama istrinya ke terduga pelaku masalah somasi ini, akhirnya terduga pelaku tahu dari orang lain yang mendengar adanya somasi ini, tapi di akhir chat WA dengan istrinya itu, korban mengatakan di chat WA-nya kalau memang mau ditanggapi silakan, tidak pun tidak apa-apa," lanjut Sudarmaji.
Korban Ditikam
Setelah perdebatan di forum RT hingga munculnya rencana somasi itu tidak pernah terjadi apa pun antara korban dengan terduga pelaku.
Namun tiba-tiba korban ditikam oleh terduga pelaku hingga akhirnya tewas pada Minggu (12/1) pagi. Korban mengalami luka tikaman senjata tajam di bagian pipi, leher dan pinggang belakang.
Jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk kepentingan penyidikan. Sementara pihak kepolisian saat ini masih memburu terduga pelaku.