Sejarah Gempa Besar dan Tsunami di Yogyakarta
Merdeka.com - Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diguncang gempa bermagnitudo 6,0 malam ini, Jumat (30/6). Data sementara, gempa membuat 15 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum rusak.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa magnitudo 6,0 Bantul menjadi alarm bahwa zona subduksi di Pulau Jawa masih aktif. Subduksi merupakan zona batas lempeng sangat luas yang bisa menimbulkan gempa besar.
“Gempa malam ini merupakan alarm, mengingatkan kita bahwa zona subduksi Jawa memang masih aktif,” kata Daryono saat konferensi pers daring, Jumat (30/6).
-
Dimana gempa Jogja terjadi? Di sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Delapan belas tahun yang lalu, Jogja luluh lantak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang berlangsung selama 57 detik.
-
Di mana gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
Menurut Daryono, Yogyakarta merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Sebab, wilayah laut maupun darat Yogyakarta memiliki sumber gempa yang potensial.
“Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi magnitudo target mencapai 8,7. Dan di daratan terdapat sesar opak yang cukup aktif dan bisa memiliki magnitudo target mencapai 8,6,” jelasnya.
Catatan Gempa Besar dan Tsunami di Yogyakarta
Daryono menjelaskan, Yogyakarta memiliki catatan sejarah gempa besar dan tsunami. Khusus gempa pernah mengguncang Yogyakarta sebanyak 12 kali, sejak 1800. Gempa besar terakhir terjadi pada 2 September 2009 berkekuatan 7,8.
“Jadi kalau kita lihat sejarah, sejak tahun 1800 dinamika trust di Yogyakarta sudah memicu gempa sebanyak 12 kali,” ujarnya.
Sementara tsunami, sudah terjadi sebanyak delapan kali di Yogyakarta. Peristiwa dahsyat itu terjadi mulai tahun 1818 hingga 2006.
“Kalau kita melihat catatan sejarah tsunami, di selatan Jawa sudah terjadi tsunami sebanyak delapan kali. Lalu 1818, 1840, 1859, 1884, 1891, 1957, 1954 di Banyuwangi dan Pangandaran 2006. Ini merupakan catatan penting terkait potensi dan bahaya tsunami selatan Yogyakarta,” kata Daryono. (mdk/tin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potensi terjadinya gempa besar dan tsunami ini sejatinya hampir merata di sepanjang pesisir selatan pulau Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaDalam setahun Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang 2.202 gempa
Baca SelengkapnyaSesar Opak membujur dari selatan ke utara melewati sejumlah daerah di DIY. Kawasan yang berada di dekat sesar ini masuk zona merah gempa bumi
Baca SelengkapnyaGempa itu terjadi hari ini, Sabtu (14/9) pukul 00.19 WIB.
Baca SelengkapnyaBahkan menurut BMKG, potensi terjadinya megathrust hanya tinggal menunggu waktu saja.
Baca SelengkapnyaWarga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhamburan ke luar rumah karena merasakan gempa berkekuatan 5,8 magnitudo.
Baca SelengkapnyaKetiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDi daerah Bantul, ada singkapan pada sebuah bukit yang menjadi bukti keberadaan jalur Sesar Opak
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaContohnya pernah terjadi pada tahun 2000 di Pulau Sumatera hingga tahun 2007 dengan range 7,9 Skala Ritcher (SR) sampai dengan paling besar 9,2 SR.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca Selengkapnya