Sejumlah pengungsi Gunung Merapi mengeluh sakit
Merdeka.com - Pengungsi yang berada di Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman mulai mengeluh sakit. Keluhan ini disampaikan oleh beberapa pengungsi yang mayoritas sudah lansia.
Salah seorang pengungsi, Adi Wiyono (58) mengeluhkan sakit di sejumlah bagian tubuhnya. Di antaranya di bagian paha dan kaki.
"Pegal-pegal. Kalau dipakai duduk sakit. Tadi sudah diperiksa," ujar warga Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo ini, Sabtu (26/5).
-
Bagaimana kehujanan di jalan membuat orang sakit? Paparan air hujan yang dingin dapat menyebabkan tubuh kehilangan panas dengan cepat, yang sering kali memicu gejala masuk angin atau pilek, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, dan sakit kepala.
-
Siapa yang rentan badan sakit? Kondisi seperti arthritis reumatoid, lupus, atau bahkan radang tenggorokan bisa menyebabkan perasaan seperti ini.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Apa yang membuat mudah sakit di musim hujan? 'Lingkungan yang cenderung lembab akan membuat bakteri, kuman, virus dan jamur akan berkembang lebih cepat. Sehingga risiko sakit akan lebih tinggi,' kata Reisa.
-
Siapa yang mengalami cedera? Hal ini disebabkan oleh cedera yang dialami Riccardo Calafiori, yang telah dipulangkan kembali ke Arsenal.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Adi menceritakan dirinya sudah mengungsi sejak letusan Gunung Merapi pada (11/5) lalu. Kemudian sempat pulang dan kembali ke pengungsian saat Gunung Merapi meletus di tanggal (21/5).
Selama berada di pengungsian, Adi menilai fasilitas yang disediakan sudah mumpuni. Termasuk di antaranya logistik makanan hingga kebutuhan tidur sudah dianggapnya cukup.
"Rumah saya jaraknya 3,5 kilometer dari puncak Merapi. Belum tahu kapan akan pulang ke rumah. Nunggu Merapi tenang dulu," ungkap Adi.
Para pengungsi ini sempat mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari tim Dokes Polres Sleman. Sebanyak 54 pengungsi baik manula maupun anak-anak mendapatkan pelayanan kesehatan dari tim tersebut.
Paur Dokes Polres Sleman Penda TK1 Rini Wuryani mengatakan ditemukan beberapa penyakit yang dikeluhkan para pengungsi. Di antaranya ada gangguan pernapasan sebanyak 5 orang. Hipertensi 7 orang, pusing 5 orang, mialgia ada 22 orang, kemudian gatal sebanyak 4 orang dan asam urat 1 orang.
"Mayoritas penyakit lama. Kalau yang baru (mulai mengungsi) itu capek, batuk, pilek, pusing, gatal, dan hipertensi," papar Rini.
Rini menambahkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh timnya tak hanya akan dilakukan di pos pengungsian saja. Sebelumnya pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan di Pos Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman di Pakem dan di Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca SelengkapnyaMinggu (3/12) sore Gunung Marapi, Sumatra Barat mengalami erupsi dan memuntahkan abu vulkanik.
Baca Selengkapnyahipotermia menyebabkan otot kaki kiri Gigih kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal
Baca SelengkapnyaKarena erupsi, Ridho bersama dua teman lainnya pun terpisah dari rombongan.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaAda korban yang terkena dahan pohon yang tumbang hingga sesak napas.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaAda 1.015 pendaki di Gunung Bawakaraeng. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.
Baca SelengkapnyaHingga kini status Gunung Marapi berada pada level II (Waspada).
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lansia harus dievakuasi dengan pelbagai cara untuk menjauh dari lokasi erupsi.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, rombongan korban sempat mengirim video kondisi korban ke kerabat dan keluarga.
Baca Selengkapnya