Seluruh ASN Garut Tidak Boleh Ada di Rumah pada 14 Februari 2024
ASN turun ke lapangan harus melaporkan setiap perkembangan yang terjadi.
ASN turun ke lapangan harus melaporkan setiap perkembangan yang terjadi.
Seluruh ASN Garut Tidak Boleh Ada di Rumah pada 14 Februari 2024
Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin mengatakan, di hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu), seluruh aparatur sipil negara (ASN) tidak boleh ada yang diam di rumah setelah mencoblos. Mereka harus melakukan monitoring seluruh wilayah, khususnya tempat pemungutan suara (TPS).
“Jadi besok saya tidak mau ada petugas kami yang diam di rumah. Jadi semua kepala Dinas, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) semuanya menyebar ke kecamatan dan bahkan harus sampai desa,” kata Barnas usai melakukan pemusnahan surat suara di kantor KPU Garut, Selasa (13/2).
Barnas menjelaskan bahwa para ASN yang turun ke lapangan hingga desa-desa harus melaporkan setiap perkembangan yang terjadi. Hal yang paling diantisipasi adalah hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pemilihan.
“Jadi (para ASN yang di lapangan) melaporkan perkembangan-perkembangan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk hasilnya (pemilihan). Jadi saya ingatkan kepada mereka untuk melaporkan dan berkoordinasi terus,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa proses koordinasi ASN di lapangan bisa dilakukan dengan TNI-Polri termasuk pengawas. “Nanti tentunya kalau ada kecurangan-kecurangan ada APH (aparat penegak hukum) yang nanti akan menyelesaikan terhadap situasi tersebut,” sebutnya.
Barnas mengatakan bahwa di Garut setidaknya ada 5.975 lembar surat suara yang dimusnahkan, baik karena kondisinya yang rusak atau karena kelebihan. Menurutnya proses pemusnahan itu adalah bagian dari proses transparansi demi kelancaran Pemilu.
“Ini bukti daripada transparansi terhadap lancarnya Pemilu besok. Lalu kita juga barusan melihat ada penandatanganan berita acara antara KPU, Bawaslu, dan kepolisian, yang tentu kepolisian memiliki kewenangan untuk mengawal suara dari tempat ke tempat (pemilihan),” katanya.
Adapun kaitan dengan kesiapan pemilu, Barnas mengungkapkan bahwa dari informasi yang diterimanya semua surat suara sudah terdistribusi ke TPS yang tersebar di 42 kecamatan. “Dan kalau dilihat bahwa sore ini sampai dengan nanti malam jam 8 harus tuntas untuk acara besok, dan kita antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan yaitu cuaca,” ungkapnya.
Untuk TPS di Garut menurutnya mayoritas menggunakan bangunan tertutup, mulai sekolah, aula, maupun rumah masyarakat.
“Jadi kita sudah ada tempat khusus dengan semua stakeholder yang melancarkan program kegiatan Pemilu besok. Kita tidak ingin ada hambatan yang dirasakan nanti di lapangan, jadi mulai dari petugasnya harus siap, profesional, pengawasnya disiapkan, lalu tim dokter juga siaga di seluruh desa di Kabupaten Garut ini,” ucapnya.
Untuk tim kesehatan di lapangan, Barnas memastikan seluruhnya sudah siap memberikan pelayanan kepada petugas.
“Rumah sakit standby 24 jam lalu kemudian ambulans siap. Jadi artinya puskesmas dan obat-obatan yang memang bisa dilakukan pencegahan pertama terhadap hal-hal yang biasa dirasakan oleh panitia, kalau harus sakit ya berarti harus ke rumah sakit,” katanya.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dari petugas, Barnas mengaku sudah mengingatkan agar semuanya mengatur ritme kerja dengan tidak meningkalkan kewajiban. Dengan begitu kondisi kesehatan mereka tetap terjaga.