Sempat memanas usai negosiasi soal karikatur, FPI dan Tempo sepakat damai
Merdeka.com - Satu jam lebih pihak Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta bernegosiasi dengan redaksi Majalah Tempo di ruang rapat lobi di Kantor Tempo, Jl Palmerah, Jakarta Barat. Negosiasi tersebut membicarakan soal munculnya karikatur sosok bersorban dan seorang wanita.
Habib Novel Bamukmin dan Sekjen Persaudaraan alumni 212, Bernad Abdul Jabar, ditunjuk sebagai perwakilan dari FPI. Sedangkan dari pihak Tempo ada beberapa perwakilan yaitu Pimpinan Redaksi Majalah Tempo, Arif Zulkifli dan Pimpinan Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso.
Negosiasi sempat memanas. Terdengar ada beberapa pihak yang meminta kejelasan kepada pihak Tempo mengapa membuat karikatur tersebut.
-
Siapa Raja Pers Indonesia? Berkat kontribusinya di dunia pers, nama Dja Endar Moeda selalu dikenang dan menjadi sosok penting dalam profesi jurnalistik Indonesia.
-
Mengapa cover Majalah Tempo tentang Gibran di Kaskus disebut tidak bertanggung jawab? 'Tempo tidak pernah membuat cover seperti ini. Tindakan ini jelas tidak bertanggungjawab itu merugikan Tempo. Kami berharap publik tidak mempercayainya,' kata Setri saat dihubungi Selasa (3/9).
-
Siapa yang menjadi redaktu Majalah Indonesia? Keterlibatannya di majalah tersebut membuat Suparna makin marah terhadap kalangan penjajah. Ia lantas dipercaya sebagai redaktu Majalah Indonesia dan menerbitkan berbagai tulisan yang provokatif dan mengajak rakyat untuk melawan kekuasaan Belanda.
-
Bagaimana cover Majalah Tempo tentang Gibran direkayasa? Cover tersebut terlihat merupakan hasil rekayasa digital dengan mencomot cover Tempo yang asli dan menempelkan judul yang tidak jelas dan tidak pernah dipublikasikan oleh tempo.
-
Siapa pendiri Kompas Gramedia? Namanya tersohor karena menjadi salah satu pendiri dari Kelompok Kompas Gramedia.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Ini maksudnya apa membuat karikatur ini. Apa maksudnya membuat karikatur ini," kata salah satu perwakilan FPI di hadapan para Pemimpin Redaksi Majalah Tempo di Gedung Majalah Tempo, Jumat (16/3).
"Hati kami sangat sakit. Kami sebagai umat Islam. Sampai darah titik penghabisan untuk membela ulama kami. Apa maksud untuk membuat karikatur itu. Kami ingin mendapatkan penjelasan rinci," lanjutnya.
Dari pihak Tempo kemudian memaparkan mengapa membuat karikatur tersebut. Namun hal tersebut tidak dipaparkan lebih rinci. Pertemuan langsung ditutup ketika kondisi memanas.
Ada salah satu pihak dari FPI sesekali menggebrak meja. Terlihat juga air mineral yang berada di meja bergeser lantaran kena tepis salah satu pihak FPI.
Selang 30 menit setelah pertemuan, pihak mereka memutuskan untuk damai. Mereka berdua saling bersalaman dan menandatangani surat hak jawab. Pihak Tempo sepakat untuk naik ke mobil komando. Para peserta laskar pun sepakat mendengarkan Arif Zulkifli untuk minta maaf kepada pihak FPI.
"Kami mendengarkan dari mereka terkait karikatur yang dimuat di Majalah Tempo beberapa pekan lalu. Saya menimbang betul pernyataan dari forum ini FPI berada di depan, Islam dan NKRI. FPI menjaga ukhuwah dan NKRI. karena itu kita harus sama-sama berpihak pada ukhuwah," seru Arief di depan para peserta aksi damai.
Arief menjelaskan hal tersebut bisa diselesaikan ke Dewan Pers. Pihaknya sudah menerima surat hak jawab dari FPI dan surat hak jawab tersebut akan diterbitkan di Majalah Tempo edisi Senin (19/3).
"Karena penyelesaian ke Dewan Pers adalah kewajiban kami dari media untuk membuat hak jawab dalam edisi sesingkat-singkatnya yaitu Senin pekan dapat. Hak jawab itu sudah saya terima. kami akan memuat surat ini. Terima kasih," kata Arief.
Namun para peserta FPI tidak terima lantaran Arief tidak mengucapkan maaf. Pihak FPI mengancam jika Arief tidak minta maaf aksi tersebut akan tetap berlangsung.
"Kalau dia tidak minta maaf kita jangan pulang," seru salah seorang pria yang memakai peci berada di atas mobil komando.
"Setujuuuu," seru para peserta FPI.
Arief terus didesak di atas mobil komando. Kacamata Arief sempat dilepas dan dilempar oleh seorang pria yang memakai topi hijau dan kemeja hijau. Arief pun berontak. Sesekali Arief disudutkan beberapa pihak di atas mobil.
Di bawah mobil para peserta sempat ricuh. Ada beberapa pihak yang menyiram air ke arah mobil komando. Sambil berseru untuk Arief meminta maaf. "Itu minta maaf dulu. Jangan kasih turun dia," seruan para peserta demo.
Lalu beberapa menit kemudian, Arief meminta maaf kepada pihak FPI jika menyinggung pihaknya. "Kerja jurnalistik menyimpan dhoifnya. Kalau majalah Tempo menimbulkan ketersinggungan maka saya minta maaf," kata Arief.
Setelah Arief meminta maaf, massa FPI pun berangsur-angsur bubar sambil menyerukan takbir.
Pihak Tempo serahkan kepada Dewan Pers
Setelah menyelesaikan semuanya, pimpinan redaksi majalah Tempo, Arif Zulkifli menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan Pers. Apakah karikatur tersebut salah atau benar.
"Dewan Pers yang memutuskan salah atau benar diterima teman-teman di FPI. Kami menitipkan somasi akan kami perlakukan hak jawab harus di muat edisi berikutnya," kata Arief.
"Permintaan maaf atas ketersinggungan. Adapun tentang kartun itu biarlah menjadi domain Dewan Pers, biarlah itu," lanjut Arief.
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak ada niatan untuk menghina pihak FPI. Dia menilai ada perbedaan arti dari pihak FPI terkait karikatur yang dibuat Tempo.
"Mengurangi maksud isi jawabnya. Tidak ada niat menghina kita tidak pernah lakukan. Kronologi ada perbedaan paham atas redaksi saya. Nggak ada masalah," kata Arief.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah cover Majalah Tempo bergambar Gibran tentang jejak Fufufafa di Kaskus?
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pers Yadi Hendriana menyebut, ada perbedaan mendasar antara KPI dengan Dewan Pers
Baca SelengkapnyaAlasan tetap melekat status sebagai jurnalis, kata Aiman, karena posisinya masih sebagai wartawan dengan status cuti.
Baca SelengkapnyaKebahagiaan terpancar dari wajah Haris dan Fatia kala mendengar putusan bebas yang dijatuhkan oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaTNI AU pastikan baliho bergambar Prabowo Subianto itu telah dicopot.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, dirinya sudah membahas publisher rights sejak lama bersama para pemangku kepentingan
Baca SelengkapnyaMomen foto Presiden Jokowi yang tidak terpajang itu diketahui saat Edy Rahmayadi mengembalikan berkas formulir pendaftaran bacalon gubernur untuk Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKPK memberikan kewenangan sepenuhnya atas laporan tersebut ke Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi membeberkan alasan menghentikan kasus Aiman.
Baca SelengkapnyaDraf RUU Nomor 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran menuai beragam polemik.
Baca SelengkapnyaSetelah gagal sambangi Panji Gumilang pada Rabu (29/8), Anwar Abbas akhirnya berhasil menemui pimpinan Ponpes Al-Zaytun pada Kamis (30/8) di Bareskrim Polri.
Baca Selengkapnya