Status Gunung Slamet diturunkan jadi normal, pendakian kembali buka
Merdeka.com - Pemkab Purbalingga Jawa Tengah dalam waktu dekat akan membuka kembali jalur pendakian Gunung Slamet dari wilayah tersebut. Kepastian tersebut menyusul pemberitahuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) yang menyatakan status gunung tertinggi di Jawa Tengah yang kembali normal.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, mengemukakan status Gunung Slamet telah diturunkan dari level II (Waspada) ke Level I (Normal) pada 8 September 2015 pukul 17.00 WIB.
"Kami telah menerima pemberitahuan lisan melalui kontak telepon dengan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet PVMBG Pemalang yang menyatakan status Gunung Slamet sudah normal. Setelah ada pemberitahuan resmi melalui surat, tentu kami akan membuka kembali jalur pendakian ke Gunung Slamet," katanya, Selasa (8/9) malam.
-
Kapan status Gunung Slamet dinaikkan? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2).
-
Kenapa Gunung Slamet dinaikkan statusnya? Peningkatan aktivitas Gunung Slamet ditandai dengan peningkatan amplitudo tremor secara terus-menerus diikuti terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang.
-
Apa status Gunung Slamet saat ini? “Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG dan mendapat informasi jika Gunung Slamet saat ini masih berstatus Level I atau normal,“
-
Apa yang terjadi dengan Gunung Slamet? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2). Setelah lima tahun tak terlihat ada gejolak, kini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu seolah telah terbangun dari tidur panjangnya.
-
Kapan Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas terakhir? Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019.
-
Kenapa pendakian Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
Selama ini, diakui Prayitno, animo pendaki untuk melakukan pendakian ke Gunung Slamet cukup tinggi selama masa larangan pendakian. Lebih jauh, ia mengungkapkan dampak penutupan jalur pendakian berimbas pada ekonomi warga yang mengandalkan berjualan dari para pendaki juga tidak mendapat penghasilan apapun.
"Praktis, warga yang biasanya berjualan makanan, sudah hampir satu tahun lebih tutup dan memilih untuk bertani dan sebagian lainnya bekerja serabutan," ujarnya.
Pendakian Gunung Slamet mulai ditutup sejak 10 Maret 2014. Saat itu, PVMBG menaikkan status gunung dari Level I (normal) ke level II (Waspada). Kemudian, pada 30 April 2014 status gunung naik menjadi Level III (Siaga), dan pada 12 Mei 2014 diturunkan kembali menjadi Level II.
Namun pada 12 Agustus 2014 tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikan kembali menjadi Level III. Status Gunung Slamet kembali ke Level II (Waspada) mulai 5 Januari 2015 hingga saat ini.
"Dengan penutupan sejak Maret 2014, praktis target PAD tahun itu sebesar 10 juta tidak terpenuhi. Sejak Januari 2014 hingga hari penutupan 10 Maret 2014, hanya mendapat pendapatan Rp 3.424.000 atau setara dengan sekitar 856 pendaki yang naik para periode itu. Sementara target Rp 14 juta untuk tahun 2015 ini juga belum ada pemasukan," katanya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD Bayumas memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
Baca SelengkapnyaPendakian Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur ditutup sejak 2020
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaAktivitas Gunung Ruang Menurun, Penerbangan di Sulut Kembali Normal
Baca SelengkapnyaDiperpanjangnya penutupan karena berdasarkan prediksi BMKG cuaca ekstrem masih berpotensi sampai sebulan ke depan.
Baca SelengkapnyaSaat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah.
Baca SelengkapnyaPolda Sumatera Barat (Sumbar) segera mendalami dugaan kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya 23 dari 75 pendaki akibat erupsi Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaPVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk menjauh radius lima kilometer dari pusat kawah Gunung Awu.
Baca Selengkapnya