Sumur tua di Semarang ini dulu juga dipakai mandi noni Belanda
Merdeka.com - Sumur tua peninggalan Belanda yang berada tepat di sisi timur Gereja Immanuel ternyata sudah puluhan tahun silam menjadi penopang perekonomian warga setempat.
Bahkan, konon noni-noni Belanda yang bermukim di kawasan Kota Lama Semarang dulu juga menggunakan sumber mata air di dalamnya untuk mencukupi kebutuhan setiap hari.
Tapi tahukah Anda, bila asal muasal sumber mata air di situ berkaitan erat dengan keberadaan asrama tentara yang dulu sempat berdiri di dekatnya. Seorang warga setempat, Mujiono berkisah, sewaktu kecil dia diajak ayahnya menimba air di situ sering kali melihat barisan tentara mengambil air di sumur tua buatan Belanda.
-
Kenapa air zam zam tidak pernah kering? Dan saat itulah air zamzam muncul dan selalu mengalir serta tidak pernah kering.
-
Kenapa air Mata Air Cigempol tidak pernah surut? Mata Air Cigempol dikenal tidak pernah surut meskipun musim kemarau panjang. Air dari mata air ini mampu mengairi sekitar 20 hektar sawah, sehingga petani bisa panen tiga kali dalam setahun.Ini sangat berbeda dengan kebanyakan mata air yang ketersediaannya bergantung pada cuaca. Saat musim hujan, kebanyakan debit air akan melimpah. Namun di Cigempol, sepanjang musim airnya tak pernah kering.
-
Kenapa debit air Air Terjun Temburun tidak pernah berkurang? Air Terjun Temburun rupanya memiliki keunikan tersendiri, yaitu terdapat 7 tingakatan air terjun yang indah. Selain itu, debit airnya juga tidak pernah berkurang bahkan selalu deras meskipun musim kemarau.
-
Kenapa sumur ini tidak pernah kering? Banyak yang meyakini, jika sumur mengandung keajaiban dan keberkahan.
-
Apa yang selalu basah? Mendengar Nia mengatakan bahwa setiap kali wudhu, baju Magika selalu basah, membuatnya merasa gemas.
-
Kenapa air Curug Bengkawah gak kering? Airnya berasal dari aliran mata air di Desa Sodong Besari, sebuah desa baru hasil pemekaran Desa Sikasur.
"Dulu kata kakek saya, malah ada noni Belanda yang sering memakai sumur ini. Jadi sumur tua di sini sudah melekat kuat dalam keseharian warga sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam," sahut warga lainnya, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (22/10).
Sementara itu, Ahmad Rifaat, seorang sopir angkot juga mengungkapkan hal serupa. Setahu dia, sumur tua di samping Gereja Immanuel sudah ada jauh sejak zaman pendudukan tentara Jepang.
"Airnya enggak pernah habis di sini. Selalu muncul dan muncul terus. Jadi warga di sini tidak terlalu khawatir kalau musim kemarau tiba," tutur Rifaat.
Bagi dia sumber mata air di sumur tua sangat membantu. Dia yang menjadi sopir angkot sejak lama kerap berhenti sejenak di situ hanya sekadar mengambil air dalam dua botol besar sebagai cadangan air radiator mesin mobil.
"Sumur ini tidak angker. Jadi beda dengan gedung-gedung tua yang ada di sekitarnya," ujar Rifaat. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan penampakan sumur yang tak pernah kering meskipun disedot oleh puluhan pompa air.
Baca SelengkapnyaUniknya, sumur yang diklaim tertua di wilayah tersebut masih menyimpan air dalam jumlah yang banyak dan tidak mengalami surut meski dilanda kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini mata air tersebut masih terjaga kesuciannya.
Baca SelengkapnyaMenurut cerita, mata air Cigempol sudah kurang lebih 100 tahun membantu kesuburan Desa Nagrak hingga petani bisa panen sampai 3 kali
Baca SelengkapnyaLokasi pemandian itu cukup strategis karena berada di sebuah lembah. Kolamnya juga jernih, karena bersumber pada sebuah mata air yang airnya tak pernah habis.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, sumber air keramat ini selalu ramai pengunjung.
Baca SelengkapnyaKini tempat itu sering digunakan warga untuk ritual maupun aktivitas kebatinan lainnya.
Baca SelengkapnyaSumber air panas ternyata masih bisa ditemui di sekitar pemandian itu
Baca SelengkapnyaKonon pada zaman dahulu mata air tersebut digunakan untuk mandi para tentara.
Baca SelengkapnyaSaat airnya masih jernih, banyak warga sekitar yang mandi di sendang tersebut
Baca SelengkapnyaFenomena ini mengundang perhatian warga karena dinilai tidak lazim.
Baca SelengkapnyaDam Kamijoro menjadi bukti keberadaan bangunan arkeologis gaya Eropa yang masih berfungsi dengan baik sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Baca Selengkapnya