Sungai di Tasikmalaya Meluap, Rumah dan Empat Mobil Anggota DPR Terendam Banjir
Banjir masuk ke area basement tempat penyimpanan empat kendaraan milik Anggota DPR-RI, KH Asep Maoshul Affandy.
Banjir merendam mobil anggota DPR yang berada di basement
Sungai di Tasikmalaya Meluap, Rumah dan Empat Mobil Anggota DPR Terendam Banjir
Hujan deras mengguyur Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (6/7).
Hujan itu menyebabkan meluapnya sungai Pasirpanjang yang ada di Kecamatan Manonjaya.
Luapan air itu menyebabkan banjir yang merendam puluhan hektare sawah dan perkampungan warga.
Banjir juga merendam sejumlah kendaraan milik anggota DPR-RI.
Air masuk ke area basement tempat penyimpanan empat kendaraan milik Anggota DPR-RI, KH Asep Maoshul Affandy.
Berdasarkan pantauan di lapangan, luapan air juga sempat menutup akses jalan menuju Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya. Heri (27) salah seorang santri mengatakan bahwa sebelum banjir terjadi, hujan deras memang sempat menerjang wilayah tersebut. "Ada empat mobil yang terparkir di basement, itu semuanya milik Eyang (KH Asep Maosul). Alhamdulilah tidak ada korban jiwa termasuk tak ada santriwati berpindah ke ruangan lain,” kata Heri.
Banjir tidak hanya menutup akses jalan menuju pesantren saja, air luapan sungai membawa material tanah dan sampah. Sehingga saat surut harus dilakukan pembersihan ekstra.Tidak Ada Korban Jiwa
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Safaat memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun sejumlah sawah dan 4 kendaraan terendam air setinggi setengah meter. Banjir juga menyebar hingga kawasan Karangnunggal dan longsor di Gunungtanjung. "Ada juga kejadian lainnya di beberapa titik lokasi yang belum tercatat berupa banjir dan longsor. Kami masih melakukan pendataan," katanya.
Kerusakan akibat Banjir
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengungkapkan beberapa titik banjir di Tasikmalaya, di antaranya Kecamatan Mangkubumi, Kawalu, Purbaratu, Bungursari, Cibeureum, dan Tamansari. “Selain banjir, terjadi juga longsor yang menyebabkan rusaknya dinding dapur rumah, amblasnya jembatan, benteng pagar, dan ada juga rumah yang ambruk,” katanya. Atas bencana tersebut, pihaknya sudah melakukan evakuasi warga yang terdampak longsor dan banjir yang tersebar di 10 kecamatan.
“Mulai dari Kelurahan Cigantang, Tanjung, Sukamenak, Setiawargi, Gunungtandala, Sukalaksana, Mangkubumi, Cipawitra, Setiawargi, Singkup, Setianagara, Bantarsari, Ciherang, Sukamanah dan Urug. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari mulai dari hujan ringan pada siang hari,"
Ungkap Ucu Anwar kepada wartawan.
Banjir di Pangandaran
Banjir juga terjadi di kabupaten Pangandaran. Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran Nana Suryana menyebut hujan deras yang mengguyur wilayah Pangandaran menyebabkan dua sungai meluap. Kedua sungai yang meluap adalah Tonjong dan Cikangkung. “Akibat meluapnya dua sungai itu, ratusan rumah terendam. Rumah-rumah itu tersebar di Desa Bojong Kecamatan Parigi, Desa Cikalong dan Cikambulan Kecamatan Sidamulih. Tinggi air mencapai 30 centimeter,” ujar Nana.
Selain ratusan rumah, luapan air sungai merendam ratusan hektare sawah yang ada di Kabupaten Pangandaran. Nana memastikan bahwa bencana itu tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa. "Saat ini kondisi air sudah mulai surut, tetapi ada daerah lainnya di Barengkok, Cijulang belum surut. Kami juga meminta agar masyarakat di setiap pedesaan supaya tetap waspada dan siaga, karena curah hujan masih tinggi meski bulan Juli ini sudah masuk musim kemarau," katanya.