Supersemar, Soekarno ditodong pistol jenderal utusan Soeharto?
Merdeka.com - Kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito cukup mengejutkan. Sang pengawal itu mengaku melihat Brigadir Jenderal Basuki Rachmat menodongkan pistol FN ke dada Presiden Soekarno. Memaksanya meneken sebuah surat dalam map berwarna merah jambu.
Letnan Sukarjo reflek mencabut pistolnya untuk melindungi Presiden. Namun Soekarno menyuruhnya untuk menyarungkan kembali pistol itu.
Soekarno terkejut melihat isi surat tersebut. Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan!"
-
Bagaimana Soeharto menyingkirkan jenderal? Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
-
Bagaimana Soekarno menolak permintaan para pemuda? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka.. Bung Karno Menolak Permintaan Para Pemuda. Dia Menegaskan Revolusi Tak Bisa Terburu-Buru
-
Apa perintah pertama Presiden Soekarno? “Beri AKu Sate Ayam 50 Tusuk!“ Hari menjelang malam saat Sukarno pulang dengan berjalan kaki. Dia melihat ada tukang sate di pinggir jalan. Saat perutnya keroncongan, Bung Karno pun memberikan perintah pertamanya. “Beri aku sate ayam 50 tusuk,“ katanya.
-
Kenapa pengawalan Mayjen Soeharto diperketat? Mereka tak mau lengah dan penculikan seperti pada dini hari 1 Oktober 1965 terulang kembali.Rumah Mayjen Soeharto menjadi salah satu yang mendapat pengawalan paling ketat.
-
Kapan Soekarno dibebaskan dari pengasingan? Usai perjanjian itu disepakati, Ir. Soekarno pada 6 Juli 1949 bisa bebas dari pengasingan dan kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
Sukardjo sempat melihat naskah tersebut. Kop surat, kata dia, tidak ada lambang kepresidenan. Dia justru melihat kop Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) di sisi kiri atas surat tersebut.
"Untuk mengubah waktunya sudah sangat sempit. Tandatangani sajalah, Paduka. Bismillah," kata Basuki Rachmat, yang ditemani Brigjen Amirmachmud, Brigjen M Jusuf dan M Panggabean.
Surat yang kemudian dikenal dengan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) itu akhirnya diteken oleh Soekarno. Keempat jenderal utusan Soeharto itu lantas membawa surat dengan sumringah. Setelah kejadian itu, Soekarno langsung mewanti-wanti Sukardjo.
Kamu harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati, ujar Sukardjo menirukan pesan Soekarno saat itu. Kisah itu dituliskannya dalam buku Mereka Menodong Bung Karno.
Dan benar saja, tak lama setelah kejadian itu, Sukardjo dilucuti oleh pasukan Kostrad dan RPKAD untuk kemudian ditahan. Dia dipenjara oleh Orde Baru tanpa peradilan selama 14 tahun. Selama ditahan, dia menerima penyiksaan, seperti disetrum puluhan kali dan dipaksa mengaku PKI.
Versi lain disampaikan oleh Asisten Intelijen I Tjakrabirawa Mayor Ali Ebram. Dia tak menyebut ada penodongan pistol. Tapi sikap para jenderal utusan Soeharto tersebut memang mengintimidasi Presiden Soekarno. Bahkan mereka berani mendesak Presiden untuk segera membuat surat perintah untuk Letjen Soeharto. Ali mengaku dia ingin mencabut pistol saat melihat kelakuan Brigjen Amir Machmud.
"Sudah, Bapak bikin saja! kata Amir sambil berdiri. Padahal Bung Karno hanya duduk sambil bersender pada kursi. Saya marah. Heee Jenderal, yang sopan dong!" kata Ali Ebram menceritakan kisah dini hari 11 Maret 1966.
Namun Soekarno malah menyeret Ali Ebram ke ruangan sebelah. Dia dimarahi dan diminta tidak ikut-ikutan. "Kamu anak buahku, jangan ikut-ikutan," kata Soekarno dalam bahasa Jawa.
Ali Ebram keluar Istana dan berjaga di luar. Dia mengaku saat itu masih sakit hati. Bukan kepada Soekarno, tapi pada Brigjen Amir Machmud.
"Waktu melihat Amir Machmud itu saya rasanya ingin merogoh pistol saya. Kalau tidak ada bapak enggak tahu apa yang bakal terjadi," beber Ali Ebram dalam wawancara dengan Tabloid DeTak tahun 1999 lalu.
Kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito dibantah banyak pihak. Tapi setidaknya itulah kesaksian dari Sukardjo, pengawal presiden, yang kedatangan tamu empat jenderal pada pukul 01.00 WIB. Selain soal pistol, kesaksian yang paling diragukan adalah kehadiran Brigjen M Panggabean. Dari beberapa versi cerita, cuma Sukardjo yang mengatakan kehadiran Panggabean di Istana Bogor.
Namun, tak sedikit juga yang memperkuat kesaksian Sukardjo. Mereka yang memperkuat kesaksian Sukardjo adalah R Seoekiram, S Ponirah, Soeprapto Karto Siswoyo dan Rian Ismali. Keempatnya merupakan purnawirawan CPM dan TNI AD.
Akibat pengakuannya yang menghebohkan usai reformasi pecah pada 1998 itu, Sukardjo sempat menghadapi proses hukum atas tuduhan menyebarkan berita bohong. Namun, dia berhasil lolos dari jeratan hukum karena tuduhan itu tidak terbukti.
Mayor Ali Ebram juga dipenjara belasan tahun oleh Orde Baru. Dia mengaku beberapa kali dihubungi agar tak membongkar apa yang terjadi di dini hari tersebut. Lagi-lagi misteri Supersemar sulit diungkap.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Baca SelengkapnyaDi tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Maukar terjadi di tengah kondisi politik yang penuh gejolak. Ketika berbagai pemberontakan muncul di daerah-daerah yang menginginkan otonomi daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca SelengkapnyaBanyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.
Baca SelengkapnyaBenda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.
Baca SelengkapnyaPelaku yang belakangan diketahui punya kekerabatan dengan Ibu Tien membuat Soeharto tidak nyaman.
Baca Selengkapnya