Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Supersemar, Soekarno ditodong pistol jenderal utusan Soeharto?

Supersemar, Soekarno ditodong pistol jenderal utusan Soeharto? Soeharto dilantik. ©istimewa

Merdeka.com - Kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito cukup mengejutkan. Sang pengawal itu mengaku melihat Brigadir Jenderal Basuki Rachmat menodongkan pistol FN ke dada Presiden Soekarno. Memaksanya meneken sebuah surat dalam map berwarna merah jambu.

Letnan Sukarjo reflek mencabut pistolnya untuk melindungi Presiden. Namun Soekarno menyuruhnya untuk menyarungkan kembali pistol itu.

Soekarno terkejut melihat isi surat tersebut. Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan!"

Orang lain juga bertanya?

Sukardjo sempat melihat naskah tersebut. Kop surat, kata dia, tidak ada lambang kepresidenan. Dia justru melihat kop Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) di sisi kiri atas surat tersebut.

"Untuk mengubah waktunya sudah sangat sempit. Tandatangani sajalah, Paduka. Bismillah," kata Basuki Rachmat, yang ditemani Brigjen Amirmachmud, Brigjen M Jusuf dan M Panggabean.

Surat yang kemudian dikenal dengan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) itu akhirnya diteken oleh Soekarno. Keempat jenderal utusan Soeharto itu lantas membawa surat dengan sumringah. Setelah kejadian itu, Soekarno langsung mewanti-wanti Sukardjo.

Kamu harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati, ujar Sukardjo menirukan pesan Soekarno saat itu. Kisah itu dituliskannya dalam buku Mereka Menodong Bung Karno.

Dan benar saja, tak lama setelah kejadian itu, Sukardjo dilucuti oleh pasukan Kostrad dan RPKAD untuk kemudian ditahan. Dia dipenjara oleh Orde Baru tanpa peradilan selama 14 tahun. Selama ditahan, dia menerima penyiksaan, seperti disetrum puluhan kali dan dipaksa mengaku PKI.

Versi lain disampaikan oleh Asisten Intelijen I Tjakrabirawa Mayor Ali Ebram. Dia tak menyebut ada penodongan pistol. Tapi sikap para jenderal utusan Soeharto tersebut memang mengintimidasi Presiden Soekarno. Bahkan mereka berani mendesak Presiden untuk segera membuat surat perintah untuk Letjen Soeharto. Ali mengaku dia ingin mencabut pistol saat melihat kelakuan Brigjen Amir Machmud.

"Sudah, Bapak bikin saja! kata Amir sambil berdiri. Padahal Bung Karno hanya duduk sambil bersender pada kursi. Saya marah. Heee Jenderal, yang sopan dong!" kata Ali Ebram menceritakan kisah dini hari 11 Maret 1966.

Namun Soekarno malah menyeret Ali Ebram ke ruangan sebelah. Dia dimarahi dan diminta tidak ikut-ikutan. "Kamu anak buahku, jangan ikut-ikutan," kata Soekarno dalam bahasa Jawa.

Ali Ebram keluar Istana dan berjaga di luar. Dia mengaku saat itu masih sakit hati. Bukan kepada Soekarno, tapi pada Brigjen Amir Machmud.

"Waktu melihat Amir Machmud itu saya rasanya ingin merogoh pistol saya. Kalau tidak ada bapak enggak tahu apa yang bakal terjadi," beber Ali Ebram dalam wawancara dengan Tabloid DeTak tahun 1999 lalu.

Kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito dibantah banyak pihak. Tapi setidaknya itulah kesaksian dari Sukardjo, pengawal presiden, yang kedatangan tamu empat jenderal pada pukul 01.00 WIB. Selain soal pistol, kesaksian yang paling diragukan adalah kehadiran Brigjen M Panggabean. Dari beberapa versi cerita, cuma Sukardjo yang mengatakan kehadiran Panggabean di Istana Bogor.

Namun, tak sedikit juga yang memperkuat kesaksian Sukardjo. Mereka yang memperkuat kesaksian Sukardjo adalah R Seoekiram, S Ponirah, Soeprapto Karto Siswoyo dan Rian Ismali. Keempatnya merupakan purnawirawan CPM dan TNI AD.

Akibat pengakuannya yang menghebohkan usai reformasi pecah pada 1998 itu, Sukardjo sempat menghadapi proses hukum atas tuduhan menyebarkan berita bohong. Namun, dia berhasil lolos dari jeratan hukum karena tuduhan itu tidak terbukti.

Mayor Ali Ebram juga dipenjara belasan tahun oleh Orde Baru. Dia mengaku beberapa kali dihubungi agar tak membongkar apa yang terjadi di dini hari tersebut. Lagi-lagi misteri Supersemar sulit diungkap.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI

Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.

Baca Selengkapnya
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus

Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Daniel Maukar, Pilot yang Tembaki Istana Merdeka Presiden Sukarno
Daniel Maukar, Pilot yang Tembaki Istana Merdeka Presiden Sukarno

Peristiwa Maukar terjadi di tengah kondisi politik yang penuh gejolak. Ketika berbagai pemberontakan muncul di daerah-daerah yang menginginkan otonomi daerah.

Baca Selengkapnya
Kenapa Sukarno Memilih Soeharto?
Kenapa Sukarno Memilih Soeharto?

Presiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.

Baca Selengkapnya
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno

Saat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?

Baca Selengkapnya
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak

Banyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.

Baca Selengkapnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya

Benda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien
Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien

Pelaku yang belakangan diketahui punya kekerabatan dengan Ibu Tien membuat Soeharto tidak nyaman.

Baca Selengkapnya