Tak punya biaya, bocah penderita Cerebral Palsy terpaksa jalani terapi kubur diri
Merdeka.com - Warga Banten kubur anak karena tak punya biaya berobat
Ahmad Musofi, bocah berumur 6 tahun yang menderita Cerebral Palsy atau lumpuh otak, terpaksa menjalani terapi kubur. Sebab, orang tuanya tidak punya biaya untuk berobat secara medis.
Ahmad Musofi tidak bisa menggerakkan tubuhnya secara normal. Sehari-hari dia hanya terbaring di rumahnya yang tak jauh dari kantor Gubernur Banten, di Kampung Kedayon Desa Kemanisan Rt. 07 Rw. 02 Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten.
-
Kenapa anak kanker di Indonesia susah sembuh? Salah satu penyebab utama rendahnya angka kesembuhan kanker pada anak di Indonesia adalah keterlambatan diagnosis. Hal ini sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
-
Kenapa pasien kanker anak susah makan? Anak dengan kanker yang susah makan, bisa disebabkan karena sedang menjalani kemoterapi, atau karena memang ada zat-zat yang dikeluarkan oleh tumornya yang mempengaruhi nafsu makan, kita bisa melakukan bebrapa tips untuk membantu mereka,' kata Yoga.
-
Siapa yang bisa bantu anak susah makan? Jika anak terus menunjukkan tanda-tanda gangguan sensori pengecap, segera konsultasikan dengan profesional. Mereka dapat membantu menemukan akar masalah dan memberikan terapi yang sesuai.
-
Apa yang membuat anak sedih? Sederhananya malam ini, aku rindu rumah yang di mana di sana ada aku, ayah, ibu, dan kakak adik.
-
Bagaimana cara mendukung anak saat menghadapi kesulitan? Orangtua harus menjadi pembimbing yang memberikan dukungan saat anak menghadapi hambatan, bukan mengontrol seluruh aspek kehidupannya.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
Karena tidak mempunyai biaya untuk berobat, Ahmad Musofi menjalani terapi dengan dikubur setengah badan di samping rumahnya.
"Sudah tiga mingguan (ofi) dikubur dan diurug tanah untuk mengobati penyakitnya," kata Solihin (38) orangtua Ahmad Musofi kepada wartawan.
Ahmad Solihin yang sehari-hari mengajar ngaji di lingkungannya, mengaku, biasanya dia selalu membawa anaknya berobat ke rumah sakit. Namun karena tak punya biaya, dia terpaksa mencari cara lain.
"Biasanya sih saya bawa berobat dan terapi ke rumah sakit, tapi sudah tiga bulan terakhir ini ofi (Musofi) tidak berobat dan terapi lagi karena keterbatasan biaya" ujar solihin.
Solihin menceritakan, dulu Musofi menjalani berobat dan terapi dengan biaya dari hasil berdagang telor asin. Tapi kini usaha tersebut sudah bangkrut. Sehingga Solihin tidak berjualan lagi.
Solihin hanya bisa pasrah dengan kondisi anak lelakinya yang kini tidak bisa berobat dan terapi karena tak memiliki biaya serta ongkos transportasi.
"Bukannya tidak ingin mengajak anaknya berobat dan terapi, tapi karena keadaan ekonomi dan sekarang sudah tidak berdagang sehingga tidak ada penghasilan lagi. BPJS sebenarnya punya, tapi sudah lama tidak sanggup lagi untuk membayarnya,semoga ada dermawan yang mampu membantu pengobatan anak kami," ujarnya.
Mirisnya, keluarga tersebut sudah 10 tahun tak memiliki air dan MCK. Hingga saat ini air untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh dari tetangga.
"Air untuk keperluan sehari-hari saya minta ke tetangga. Pengen sih punya air, ngebor lah. Tapi tidak punya uang," kata dia.
Melihat kondisi tersebut, Bakja Kudrata Relawanan FBN melakukan penggalangan dana selain untuk pengobatan Musofi. Dana yang dikumpulkan untuk membuatkan sumber air dan juga membangun MCK.
"Menyikapi hal tersebut, kami bersama teman-teman FBN, melakukan penggalangan dana. Untuk membuatkan sarana air bersih, MCK dan bagaimana caranya untuk ofi agar bisa kembali berobat ke rumah sakit bukan diterapi kubur lagi," jelas Bagja.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaSelama empat tahun ini Solihin sudah mencoba untuk tidur, namun selalu muncul suara bising di telinganya
Baca SelengkapnyaWarga terdampak banjir rob di Demak hanya bisa pasrah dan bertahan di rumah.
Baca SelengkapnyaKisah pilu dibagikan oleh seorang ibu saat anaknya yang berusia 9 tahun menderita gagal ginjal dan sang suami stroke.
Baca SelengkapnyaKedua pria sebatang kara itu meninggal pada Jumat (29/9), namun tidak bisa langsung dimakamkan karena pihak rumah singgah tak punya biaya pemakaman.
Baca Selengkapnya