Tanah longsor di Pangandaran, empat orang tewas
Merdeka.com - Hujan deras yang terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menyebabkan bencana longsor. Material tanah yang tidak bisa menahan derasnya arus air menimbun rumah yang ada di Kampung Sangkan Bawan, Rt 29 Rw 08, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.
"Akibat peristiwa tersebut empat orang meninggal dunia," kata Koordinator Humas dan Protokoler Kantor Basarnas Bandung, Joshua Banjarnahor lewat pesan singkatnya kepada wartawan, Sabtu (7/10).
Empat korban tewas tersebut yakni Arsih (55), Yuyun (35), Aldi (5) dan Andika (10). Sedangkan untuk luka ringan yakni Rahman (40), Ari (14), dan Anida (8 bulan). Menurutnya seluruh korban yang terkena reruntuhan material rumah sudah berhasil dievakuasi.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
"Seluruh korban sudah dievakuasi oleh BPBD, kepolisian dan TNI serta dibantu warga setempat," jelasnya.
Saat ini petugas sedang berusaha membuka material yang juga menutup beberapa akses strategis. Pasalnya beberapa akses jalan ada yang tertimbun material tanah.
Tak hanya itu, bencana banjir bandang akibat meluapnya aliran sungai juga merendam ratusan rumah tersebar pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Pangandaran.
"Pangandaran ini selain tadi terjadi longsor, ada juga banjir," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena.
Dia menuturkan, pemukiman penduduk yang terendam banjir yakni di Kecamatan Sidomulih, Kalipucang, Cijulang dan Parigi.
Banjir tersebut, kata Nana akibat intensitas hujan yang tinggi pada Jumat (6/10) kemudian aliran sungai yang bermuara ke laut tidak dapat menampung air hingga akhirnya meluap ke daratan pemukiman penduduk. "Ya hujannya deras, lalu sungai yang bermuara ke laut ini meluap," katanya.
Dia menyampaikan akibat banjir tersebut seluruh penghuni rumah sementara diungsikan ke tenda darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah.
Seluruh warga, lanjut dia akan mengungsi di tenda darurat sampai banjir yang merendam pemukiman penduduk sudah surut. "Sekarang kan melihat cuaca masih mendung, takutnya banjir lagi, jadi kita siapkan tenda darurat, dapur umum juga kita siapkan," katanya.
Banjir juga telah menutup akses jalan antar desa dan kecamatan sehingga menghambat upaya evakuasi maupun meninjau langsung kondisi masyarakat di lokasi longsor.
"Sekarang saja saya mau ke lokasi longsor harus mutar arah, karena akses jalan tertutup," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Longsor terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB, Minggu (25/3) malam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kawasan sekitar dilanda hujan besar diikuti longsor.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia itu berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaKedua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat (26/4).
Baca SelengkapnyaBasarnas memastikan sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat memindahkan tenda tersebut bagian ujungnya tersentuh kabel listrik tegangan tinggi milik PLN.
Baca SelengkapnyaJasad pertama anak-anak berjenis kelamin perempuan ditemukan pukul 11.54 Wib
Baca SelengkapnyaTebing Setinggi 100 Meter Longsor, 4 Penambang dan 2 Truk Pasir Tertimbun Material Tanah
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaHingga Minggu (12/5) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 jiwa.
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca Selengkapnya