Tergiur gaji Rp 1,5 juta, enam gadis Manado nyaris dijual ke Bau-Bau
Merdeka.com - Praktik perdagangan orang atau human trafficking masih terjadi. Enam wanita asal Sulawesi Utara nyaris dijual ke Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Korban yang rata-rata berusia 20 tahun diiming-imingi gaji Rp 1,5 juta per bulan.
Beruntung aksi perdagangan orang ini digagalkan Tim Manguni Polda Sulawesi Utara pada Selasa (2/8) sekitar pukul 15.30 WITA. Dua orang pelaku masing-masing perempuan berinisial YE dan pria berinisial SH diamankan.
Direktur Reskrimum Polda Sulut Kombes Pol Pitra Ratulangi mengaku telah melakukan penyelidikan selama sepekan terhadap aktivitas perdagangan manusia di Kota Bitung. Penyelidikan bermula dari informasi warga.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
"SH adalah pemilik Cafe di Kota Bau-Bau yang hendak menjemput langsung keenam korban menggunakan jasa kapal laut di Pelabuhan Bitung," jelas Ratulangi di Mapolda Sulut, Selasa (2/8).
Pelaku serta seorang sopir beserta korban wanita masing-masing dua orang warga Bitung dan empat orang warga Manado diamankan petugas saat berada di Sagrat, Kota Bitung. Mereka langsung dibawa ke Mapolda Sulut untuk proses penyelidikan.
Salah seorang korban berinisial NN mengaku tak mengenal pelaku. Hanya saja dia tertarik dengan iming-iming gaji sebesar Rp 1,5 juta. "Saya juga tidak tahu jika akan dijual di sana," terang gadis berkulit kuning langsat ini.
Pelaku SH berkelit dan tak mengakui jika akan memperdagangkan keenam gadis. Dia berdalih berkunjung ke Manado untuk mencari karyawan yang akan dipekerjakan di rumah makan.
"Memang saya mencari pekerja untuk dikerjakan ke rumah makan di Bau-Bau. Makanya saya juga ngomong ke salah satu kenalan, kalau mau cari pekerja cari yang punya KTP jangan di bawah umur," kelit dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaPerekrutan PMI seolah-olah dibuat resmi. Korban menjalani pemeriksaan kesehatan dan pembuatan paspor.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaKeduanya diamankan polisi saat berada di sebuah kamar hotel di Baturaja, Ogan Komering Ulu.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan tindak pidana penjualan orang (TPPO) di Ogan Ilir diungkap polisi. Ironisnya, pelaku dan tujuh korbannya merupakan keluarga dekat.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaDua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaSatu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaTiga muncikari ditangkap terkait tindak perdangan orang ini.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca SelengkapnyaJika ada yang mau menjual bayi maka akan diberikan sejumlah uang. Kisarannya antara Rp 10-15 juta yang dijual di Bali.
Baca SelengkapnyaPelaku berkomplot menjual korban kepada lelaki hidung belang dengan tarif berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp700 ribu melalui aplikasi media sosial MiChat.
Baca Selengkapnya