Teten Sebut Mayoritas Petani Jabar Punya Lahan di Bawah Setengah Hektare
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut bahwa 80 persen petani di Jawa Barat memiliki lahan kurang dari setengah hektare. Aksesibilitas perbankan pun masih terendah di level negara-negara di Asia.
"Petani kecil di Jabar itu hampir 80 persen kan petaninya di bawah setengah hektare, sampai kapan pun enggak mungkin bisa membangun mensejahterakan petani," kata Teten di Kota Bandung, Jumat (10/9).
Menurut dia, perlu dikonsolidasikan lewat koperasi dalam skala ekonomi. Dengan begitu, akan berpengaruh pada kenaikan nilai tukar hasil produksi petani. Mereka tak lagi mengandalkan tengkulak.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Bagaimana Kementan fasilitasi petani? 'Pak Amran itu saya kenal visinya sangat baik dan saya yakin dengan yang dikatakannya hari ini di Kalimantan Selatan dan kemarin di Sumatera Selatan bahwa dia melakukan percepatan tanam.' Maka saya dan teman-teman petani akan bergerak untuk mencapai (target.red) produksi kita, terutama palawija, padi, kedelai, dan jagung. Itu akan kita genjot,' ungkap Yadi saat ditemui seusai menghadiri kegiatan 1st Agri-Invesment Forum and Expo (AIFE) 2023, di Mojokerto, Jawa Timur pada Kamis, 16 November 2023.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
Selain menggantikan peran tengkulak, koperasi pun bisa menjadi medium untuk pemasaran. Dalam sistemnya bisa pula dibuat koperasi dengan unit simpan pinjam untuk para petani kecil.
"Yang memasarkan produk petani yang tadinya oleh tengkulak sekarang digantikan oleh koperasi," ucap dia.
Teten mengaku sudah membahas mengenai integrasi koperasi dengan perbankan bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Ide tersebut disambut baik dan diharapkan ada peningkatan aksesibilitas perbankan para petani.
"Saya ingin mengintegrasikan koperasi milik petani dengan bank, saya bicara dengan menkeu, dia setuju dengan model seperti ini, karena di satu sisi bank juga sekarang diminta oleh presiden untuk meningkatkan porsi kredit perbankan untuk umkm termasuk di sektor pertanian harus diatas 30 persen pada 2024. Sekarang kan baru 19,8 persen, terendah kita di Asia," imbuh Teten.
"Korporatisasi petani memang harus dirancang, karena kita harus sektor pertanian pangan kita masuk dalam skala ekonomi. Jadi koperasi di agrikultur itu ada dalam skala ekonomi, terhubung ke pembiayaan dan market, itu baru bisa mensejahterakan petani," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaSekitar 30 juta UMKM belum mengakses pembiayaan perbankan.
Baca SelengkapnyaSituasi ini sudah berlangsung lama, terutama sejak kebijakan pemerintah yang tidak lagi mendukung sektor pertanian pascareformasi.
Baca SelengkapnyaTerutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Selengkapnya"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Baca SelengkapnyaTeten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaMenkop dan UKM Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).
Baca Selengkapnya