Tim BNPB Diterjunkan Cari Penyebab Utama Bencana Banjir di Luwu Utara
Merdeka.com - Setelah Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Kamis kemarin, (16/7), giliran ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Munardo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat, (17/7).
Doni Munardo didampingi Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah dan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, meninjau langsung lokasi bencana dan pegunungan di hulu sungai di Luwu Utara melalui pengamatan udara.
Saat ditemui awak media di sela-sela peninjauannya, Doni mengatakan sudah ada tim BNPB yang lebih dulu tiba di Luwu Utara ditugaskan untuk mencari penyebab utama banjir bandang di daerah ini.
-
Bantuan apa yang diberikan BRI Peduli ke Luwu Utara? 'Bantuan diberikan berupa bantuan makanan cepat saji, snacks, sembako dan obat-obatan.
-
Kenapa BRI Peduli memberikan bantuan di Luwu Utara? 'Kami memastikan masyarakat yang terdampak Kecamatan Malangke dan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara di mendapatkan bantuan yang dapat meringankan beban mereka,'
-
Bagaimana BRI Peduli memberikan bantuan di Luwu Utara? 'Bantuan diserahkan langsung oleh pekerja BRI melalui Unit Kerja BRI terdekat.
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Siapa yang menyerahkan bantuan BRI Peduli di Luwu Utara? 'Bantuan diserahkan langsung oleh pekerja BRI melalui Unit Kerja BRI terdekat.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
"Tim BNPB yang sudah ditugaskan kemari (ke Luwu Utara) beberapa hari lalu bersama tim KLHK, tim SDM dan jg beberapa lembaga lain bekerja sama untuk bisa lakukan analisa sehingga bisa dapat kesimpulan nanti, sebenarnya apa penyebab utamanya (banjir bandang)," kata Doni.
Lebih jauh dijelaskan, BPBN ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Luwu Utara, pertama, untuk memastikan bahwa segala sesuatu dalam penanganan kebencanaan di wilayah Luwu Utara ini berjalan dengan baik.
Terutama masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam kondisi tanggap darurat, tempat pengungsian, logistik, sanitasi, dukungan air dan juga perlengkapan terutama untuk ibu-ibu dan anak-anak dan wanita hamil jadi prioritas.
Tugas kedua, kata Doni, adalah memastikan pemulihan lingkungan untuk segera ditata kembali. Soal ini telah dijelaskan oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah dan juga Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mendapat tugas dari Presiden untuk mempercepat transportasi dan sejumlah fasilitas publik yang harus segera bisa dimanfaatkan kembali.
"BNPB akan memberikan pinjaman helikopter 1 unit untuk digunakan Pemkab Luwu Utara dan juga kepentingan Pemprov Sulsel dalam rangka evakuasi dan juga kepentingan distribusi logistik," kata Doni.
Ditanya soal analisa sementara hasil pengamatan udara, kepala BNPB ini mengatakan, analisa sementara mengapa bencana ini terjadi, pertama adalah curah hujan yang sangat besar. Berdasarkan catatan Bupati Luwu Utara, intensitas hujan saat kejadian mulai dari Minggu-Senin (12-12/7) itu antara 250-300 mm dalam waktu singkat.
Analisa kedua, kata Doni, dilihat dari dua gunung yakni Gunung Lero dan Gunung Magganrang, di bagian selatan yang mengarah ke Kecamatan Masamba, ada yang terkupas.
Biasanya, kata Doni, jika kupasan sudah lama maka akan ada tutupan sebagian tanaman perdu, tanaman rambat.
"Tapi kita perhatikan dari jarak jauh, itu belum ada tutupan artinya itu masih baru. Nah apakah ini akibat curah hujan tinggi di tanggal 12-13 Juli lalu atau bukan," terangnya.
Analisa ketiga, lanjutnya, pengamatan di kawasan pegunungan tersebut adalah jenis bebatuan yang relatif mudah longsor.
"Ini menjadi catatan bagi kita semua termasuk Pemkab Luwu Utara agar daerah-daerah di wilayah kawasan bantaran sungai terutama yang padat pemukiman penduduk sudah harus dipikirkan mitigasinya ke depan supaya kasus seperti ini tidak terulang kembali dan tidak lagi menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya cukup banyak," tutup Doni Monardo
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar
Baca SelengkapnyaBNPB Gelontorkan Bantuan Dana Siap Pakai Rp2,5 miliar untuk Bencana di Sulsel, Berikut Rinciannya
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan jasad korban banjir bandang di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Korban diidentifikasi sebagai Suardi (70) dan Mutmita (5).
Baca SelengkapnyaHolding BUMN Kirim 5,5 Ton Paket Sembako untuk Korban Bandang Luwu, Ini Daerah Sebarannnya
Baca SelengkapnyaKorban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka.
Baca SelengkapnyaSuharyanto juga memberikan bantuan secara simbolis kepada para warga yang terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaBNPB berkoordinasi dengan BMKG, TNI AU, Pemprov Sumatera Barat dan pihak pihak terkait lainnya.
Baca Selengkapnya13 kecamatan di Luwu terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaBRI berikan bantuan untuk korban banjir Lumajang, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaGubernur Sumbar Minta Bantuan Rp1,5 Triliun untuk Penanganan Dampak Banjir Bandang
Baca SelengkapnyaKunjungan ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan logistik dan bantuan bagi warga terdampak, serta memantau penanganan darurat yang dilakukan
Baca SelengkapnyaBPBD Grobogan juga berkoordinasi dengan perangkat desa untuk melakukan assessment dan evakuasi warga
Baca Selengkapnya