Tommy Sumardi Ungkap Awal Mula Kenal Djoko Tjandra hingga Bangun Mal di Taman Anggrek
Merdeka.com - Pengusaha Tommy Sumardi menceritakan awal perkenalannya dengan terpidana kasus korupsi cessie Bank Bali Djoko Tjandra. Tommy mengaku mengenal Djoko Tjandra sekitar pada 1998.
"Saya kenal Djoko Tjandra sejak 1998, dulu sebagai teman saja karena saya pernah kerja sama beliau di Taman Anggrek," kata Tommy dalam sidang pemeriksaan terdakwa di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa (8/12).
Tommy dalam perkara ini didakwa menjadi perantara suap dari Djoko Tjandra kepada mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte senilai 200 ribu dolar Singapura dan 270 ribu dolar AS dan bekas Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan (Kakorwas) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo sebesar 150 ribu dolar AS.
-
Bagaimana Sudjono mulai berbisnis bersama Soeharto? Mengutip kanal YouTube Indonesia Insider, Sudjono pernah ikut berbisnis bersama perwira-perwira lain waktu ia menjabat di Jawa Tengah.
-
Siapa tersangka kasus korupsi timah? Adapun yang dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) adalah tersangka Tamron alias Aon (TN) selaku beneficial ownership CV VIP dan PT MCN.
-
Bagaimana Trenggono memulai kariernya di dunia bisnis? Setelah menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Industri dan S2 Magister Manajemen di Institut Teknologi Bandung (ITB), Trenggono memulai kariernya sebagai programmer di Federal Motor pada 1986 hingga 1992.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa tersangka korupsi timah yang terlibat dalam kasus ini? Video itu juga menampilkan tersangka korupsi timah yang menyeret suami artis Sandra Dewi, Hervey Moeis dan sosialita Helena Lim.
-
Siapa tersangka korupsi timah? Berikut daftar 16 tersangka korupsi tata niaga timah: 1. Harvey Moeis, perpanjangan tangan PT RBT2. Helena Lim, crazy rich PIK atau Manajer PT QSE3. Toni Tamsil (TT), pihak swasta4. Achmad Albani (AA) selaku Manager Operasional Tambang CV VIP dan PT MCM5. Tamron (TN) alias AN selaku Beneficial Ownership CV VIP dan PT MCM6. EE alias EML selaku Direktur Keuangan PT Timah tahun 2017-20187. MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah tahun 2016-2021 8. HT alias ASN selaku Direktur Utama CV VIP9. MBG selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang10. SG alias AW selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang11. RI selaku Direktur Utama (Dirut) PT SBS12. BY selaku mantan Komisaris CV VIP13. RL selaku General Manager PT TIN14. Reza Andriansyah (RA) selaku Direktur Business Development15. Suparta (SP) selaku Dirut PT Refined Bangka16. ALW selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 dan Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 s/d 2020 PT Timah Tbk.
"Kedekatan saya sama beliau ketika diminta buka (pusat perbelanjaan) Taman Anggrek. Pada saat itu ada saudara saya di Polda Metro Jaya sebagai Kabag Ops Polda Metro, dia (Djoko Tjandra) minta bantuan, kalau bisa polisi jaga di sana, terus pembangunan Taman Anggrek saya ikut bangun di situ," tambah Tommy.
Djoko Tjandra lalu pada sekitar Maret 2020 menghubungi Tommy untuk minta tolong mengecek status Djoko di Daftar Pencarian Orang (DPO).
Djoko Tjandra seharusnya menjalani vonis dua tahun penjara berdasarkan putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung pada 11 Juni 2009. Namun ia melarikan diri sehingga sejak 17 Juni 2009 ditetapkan status buron dan masuk DPO Direktorat Jenderal Imigrasi dan daftar Interpol Red Notice.
"Beliau minta tolong dicek DPO-nya karena menurutnya, beliau sudah bebas di luar negeri tapi kok ini masih nyangkut? Tolong dicek ke NCB (National Central Bureau) Interpol," tambah Tommy.
Tommy pun mencari temannya yang bertugas di NCB Interpol Mabes Polri dan ia punya satu teman di situ yaitu Brigjen Prasetijo Utomo.
"Maka saya cari teman di NCB, jatuhlah Prasetijo, dia cek untuk DPO bukan red 'notice'. Saya sampaikan ke Pak Djoko 'Pak ada isinya sekian, ada duitnya Rp3 miliar'. Dia katakan 'OK you urus dah' kemudian saya minta Rp15 miliar, tapi dikatakan jangan segitu dong, jadi ya sudah Rp10 miliar saja," ungkap Tommy.
Tommy mengaku ia tidak merinci apa yang akan dilakukannya dengan uang Rp10 miliar tersebut.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tommy menyelesaikan pendidikan dasar di Indonesia sebelum akhirnya melanjutkan studi di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKini beranjak dewasa, ini potret Darma Mangkuluhur yang disebut kembaran Tommy Soeharto, ayahnya.
Baca SelengkapnyaMenteri KKP menjelaskan peristiwa soal pengadaan barang dan jasa PT Telemedia Onyx Pratama (TOP).
Baca SelengkapnyaThomas Djiwandono akan dilantik menjadi wakil menteri keuangan di Istana Negara pada 18 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaNama Djoko Susanto kini tak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaNama Tommy Djiwandono atau yang bernama lengkap Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono menjadi perbincangan publik.
Baca SelengkapnyaPutra dari Aceh ini pernah menjabat Direktur Bank Negara Indonesia (BNI) dan Menteri Urusan Bank Sentral pada masa akhir kepemimpinan Soekarno.
Baca SelengkapnyaKini pebisnis muda sukses dan tampan, begini penampilan lawas Darma Mangkuluhur putra Tommy Soeharto, dulu khas dengan kacamata.
Baca SelengkapnyaTom Lembong menjabat Co-Captain di Timnas AMIN saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaUang suap itu diterima Dadan Tri dan Hasbi Hasan dari Debitur Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Intidana Heryanto Tanaka.
Baca SelengkapnyaTom Lembong dengan nama lengkap Thomas Trikasih Lembong lahir pada 4 Maret 1971. Dia merupakan putra dari seorang dokter Ahli Jatung dan THT.
Baca SelengkapnyaPotret area perumahan dan ruko terbengkalai milik Tommy Soeharto.
Baca Selengkapnya