Tradisi Kebo-Keboan, Bentuk Wujud Syukur Petani akan Hasil Bumi
Merdeka.com - Ribuan masyarakat tampak rela memadati jalan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi untuk melihat jalannya tradisi adat Kebo-keboan, Minggu (15/9).
Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur para petani kepada Tuhan atas hasil yang melimpah lewat simbol aktivitas pertanian, berupa manusia berdandan serupa kerbau yang membajak tanah, menata beragam hasil pertanian, hingga mengarak Dewi Sri, sebagai dewi kesuburan.
"Kebo-keboan ini merupakan tradisi bersih desa alas malang, yang notabene masyarakat agraris, petani, sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah sekaligus memohon, agar musim panen yang ke depan bisa semakin meningkat," ujar Ketua Adat Tradisi Kebo-keboan Alasmalang, Indra Gunawan.
-
Kenapa petani Jawa menghormati Dewi Sri? Dewi Sri sangat dihormati oleh petani Jawa dan dianggap sebagai dewi padi, demi kebahagiaan, dewi kesuburan, dan dewi rumah tangga.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Bagaimana tradisi Lebaran Sapi dilakukan di Desa Sruni? Tradisi Lebaran ketupat sendiri digelar rutin oleh warga sepekan setelah Idulfitri dengan cara mengarak sapi berkeliling dusun. Sebelum diarak sapi dimandikan, diberi wewangian, dan kemudian diberi kalung ketupat. Acara semakin meriah karena arak-arakan diawali dengan gunungan hasil bumi dan berbagai kesenian. Tak ketinggalan, ratusan warga ikut serta dalam acara tersebut dengan membawa ketupat.
-
Kenapa Sapi Gumarang menggambarkan pertanian? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat. Sapi digambarkan sebagai hewan yang mewakili kemakmuran masyarakat desa di masa silam.
-
Kenapa warga Desa Sruni merayakan Lebaran Sapi? Bagi warga Desa Seruni, tradisi seperti ini dipercaya bisa memperlancar rezeki. Tradisi ini juga merupakan wujud syukur dari Tuhan yang maha Kuasa karena telah memberi rezeki berupa sapi yang mereka pelihara.
-
Bagaimana cara masyarakat Desa Kemuja menunjukkan rasa syukur dalam Mauludan? Dalam tradisi ini, masyarakat menunjukkan suka cita mereka terhadap tauladan Nabi Muhammad SAW dengan saling berbagi dan bersilaturahmi saling berdampingan dan saling mengasihi.
Mulanya, saat memasuki Desa Alasmalang, puluhan tanaman pertanian tampak ditata berjajar di tengah sepanjang jalan desa pusat kegiatan, mulai dari cabe, padi, pisang, pepaya, lengkap dengan aneka buah-buahan.
©2019 Merdeka.comMenurut Gunawan hasil bumi yang ditaruh di tengah jalan dan digantung di berbagai pagar petanda empat penjuru, merupakan simbol harapan keberkahan. Terutama untuk menyambut arak-arakan puluhan kebo-keboan bersama Dewi Sri.
"Buah buahan, itu simbol keberkahan yang telah didapat di bumi Alas Malang, kalau tanaman di sepanjang jalan itu ngalap berkahe selamatan desa, mendapat pemberkatan Dewi Sri. Itu tanaman yang ditanam masyarakat petani Alas Malang, mereka inisiatif sendiri ambil tanaman cabainya di taruh di tengah jalan itu, kalau sudah diinjak kebo, dan dilewati Dewi Sri berharap bisa mendapatkan keberkahannya," katanya.
Usai puluhan pemeran kebo-keboan dan Dewi Sri yang ditandu keliling desa untuk melakukan ider bumi, selanjutnya melakukan proses aktivitas bercocok tanam. Kebo-keboan yang diperankan masyarakat Desa Alas malang dengan melumuri tubuhnya dengan bubuk oker berwarna hitam, lengkap dengan rambut buatan dan tanduk, masuk ke dalam kubangan sawah.
©2019 Merdeka.comSebuah alat bajak konvensional yang biasa digunakan petani membajak menggunakan hewan kerbau, kali ini dipakai oleh pemeran kebo-keboan untuk membajak sawah.
Kemudian puluhan Anak-anak yang berlarian ke kubangan, ditangkap oleh keboan diusir (sebagai simbol melawan hama). Selanjutnya ada prosesi penanaman benih padi, dan diperebutkan untuk keberkahan.
"Itu rebutan malai padi yang bertuah, malai padi yang diarak Dewi Sri. Satu malai kemudian di bawa ke rumah di campur bibit padi yang ada di rumah Isya Allah berkah," katanya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang hadir menyaksikan tradisi Kebo-keboan mengatakan, pemerintah daerah menjadikan tradisi tersebut masuk dalam agenda Banyuwangi Festival sebagai wujud dukungan untuk melestarikan budaya lokal.
"Festival kami gelar tidak hanya di kota, tapi juga di kampung kampung, di mana di situ dilahirkan kebudayaan itu, termasuk di Alasmalang, ini akan menjadi penguatan kita untuk mengangkat kebudayaan lokal, sekaligus melestarikannya," kata Anas.
Menurut Anas, pemerintah daerah yang tidak bersedia memberi panggung dan mendukung kelestarian budaya lokal, maka akan terancam tergerus budaya asing.
"Daerah yang tidak memberi panggung pada budayanya tidak nguri nguri (melestarikan), maka terancam tergerus budaya asing, bahkan budaya yang tidak ramah pada kebhinekaan. Ini menjadi benteng kita," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaTradisi krobongan dilakukan sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri serta mengharapkan kelancaran dalam melakukan rangkaian pertanian.
Baca SelengkapnyaDalam panen raya tahun 2024 ini potensi bijih kopi mencapai 80-120 ton kopi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan karunianya dalam bentuk melimpahnya hasil panen.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar para petani saat memasuki musim tanam padi. Seperti halnya para petani di Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Lumajang.
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaTradisi Unduh-unduh sudah dilaksanakan oleh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang sejak tahun 1939. Tradisi ini merupakan cara mensyukuri kekayaan.
Baca SelengkapnyaFestival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKesenian banyak ditemukan di daerah Kalimantan Timur dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung sebagai lambang kegembiraan dan juga ramah tamah.
Baca Selengkapnya