Mengenal Krobongan, Ruang Sakral bagi Dewi Pertanian di Rumah Tradisi Jawa
Tradisi krobongan dilakukan sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri serta mengharapkan kelancaran dalam melakukan rangkaian pertanian.
Krobongan dilakukan sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri.
Mengenal Krobongan, Ruang Sakral bagi Dewi Pertanian di Rumah Tradisi Jawa
Rumah Tradisi Jawa
Dalam rumah tradisi Jawa yang beraneka ragam, terdapat pembagian ruang yang menjadi ciri khas tersendiri, yaitu pendhapa, pringgitan, dan dalem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, krobongan berasal dari bahasa Jawa yang berarti kamar di tengah rumah, biasanya untuk sesaji dan sebagainya. Pendhapa merupakan bagian depan rumah Jawa, tempat ruan rumah bertemu dengan tamu-tamunya atau biasa disebut sebagai ruang pertemuan.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
-
Siapa Dewi Khotijah? Ia adalah satu-satunya wali perempuan asal Bali yang tersohor.
-
Kenapa Dewi Perssik kurban di rumahnya? 'Tahun lalu kan ada masalah, sekarang aku nggak pengin ngerepotin makanya di rumah aja. Aku memilih motong hewan di rumah karena juga pengin lihat proses pemotongannya,' kata Depe ditemui di kediamannya, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2024).
-
Apa saja peran Dewi Khotijah di Bali? Mengenal Dewi Khotijah, Wali Perempuan dari Bali yang Dibunuh Punggawa Kerajaan saat Sedang Salat Ia adalah satu-satunya wali perempuan asal Bali yang tersohor. Penyebar agama Islam di Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Songo semuanya merupakan laki-laki. Sementara di Pulau Bali, dikenal istilah Wali Pitu. Menariknya, salah satu wali di Pulau Dewata ini adalah seorang perempuan yang dikenal dengan nama Siti Khotijah.
-
Bagaimana KWT Srikandi mengelola kebun sayur? Setiap anggota piket bertugas untuk menyirami tanaman, menyiangi, dan melayani pembeli.
-
Apa yang ditanam di lahan KWT Srikandi? Setelah lahan diperoleh, mereka mengelola lahan itu dengan ditanami cabai sebanyak 300 batang. Setelah itu mereka membeli bibit antara lain terong, timun, tomat, sawi, ceme, gambas, labu madu, kangkong, bayam, kol, dan kembang kol.
Dewi Sri sangat dihormati oleh petani Jawa dan dianggap sebagai dewi padi, demi kebahagiaan, dewi kesuburan, dan dewi rumah tangga.
(Foto : Museum Sono Budoyo, Yogyakarta, Seri Buku Indonesia Indah : Aksara . Buku Ke 9, 1997)
Jurnal-Rahmanu Widayat
Krobongan sendiri merupakan ruangan yang dianggap sakral, terutama bagi petani Jawa karena tempat ini didedikasikan untuk melakukan persembahan kepada Dewi Sri sebagai Dewi Pertanian. Ruang sakral krobongan dilengkapi dengan berbagai macam perlengkapan sebagai lambang pertanian, kesejahteraan, kebahagian serta kesuburan. Tradisi Krobongan dilakukan sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri serta mengharapkan kelancaran dalam melakukan rangkaian pertanian. Para petani Jawa menganggap bahwa salah satu alasan proses pertanian mereka akan lancar dikarenakan penghormatan yang diberikan kepada Dewi Sri. Oleh sebab itu, mereka akan memperlakukan, memproses, serta menjaga padi dengan sebaik-baiknya.Tradisi Krobongan Saat Ini
Kini, tradisi krobongan tidak terlalu banyak diketahui, bahkan sebagian besar masyarakat Jawa sudah menganggap tradisi ini tidak diperlukan. Bagi anak muda, tradisi ini mungkin tidak pernah terdengar atau diajarkan. Hal ini dapat dimaklumi karena saat ini sudah jarang orang-orang yang tinggal di rumah tradisi Jawa. Profesi yang dimiliki oleh generasi muda Jawa juga tidak mengkhususkan bekerja di pertanian sehingga tradisi krobongan sudah sangat jarang untuk dilakukan.