Keluarga Pejuang Kecam Perusakan Tugu Nama Jalan Pahlawan di Cianjur
Merdeka.com - Tiga tugu penjelas nama jalan pahlawan di Cianjur dirusak orang tak dikenal. Perusakan itu membuat informasi sejarah yang tertera tidak lagi bisa dibaca.
Ketiga tugu penjelas nama jalan tersebut adalah Harun Kabir, Suroso, dan Adi Sucipta (Asmin Sucipta). Aksi vandalisme itu pun membuat pemandangan di sekitar jalan tersebut tidak asri lagi.
Dengan adanya aksi perusakan itu Historika Indonesia dan keluarga para pahlawan yang menjadi nama-nama jalan di Cianjur, mengecam tindakan para pelaku pengrusakan. Kepolisian Resort Cianjur didesak untuk mengusut dan menangkap para pelakunya.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Dimana jalan rusak itu dijadikan wisata? Beberapa di antaranya menggambarkan jalan rusak yang dijadikan wisata buaya atau seperti sedang melakukan offroad di hutan.
-
Siapa yang meresmikan Jalan Baru Gunungkidul? Pada Kamis (18/1) di bawah rintik hujan, Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan jalan dan jembatan ruas Tawang-Ngalang di Kabupaten Gunungkidul.
-
Siapa yang berpose di jalan rusak? Dalam unggahan yang dibagikan pada 3 Mei 2024, Ummu Hani terlihat berpose dan bahkan 'berenang' di dalam lubang jalan rusak.
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Apa nama Jalan Suryakencana dulunya? Jalan Suryakencana dulu bernama Handelstraat atau Jalan Perniagaan.
"Ketegasan sikap dan konsistensi dari Pemkab Cianjur tersebut sangat diperlukan mengingat selain beberapa situs sejarah yang telah dirusak juga banyak situs-situs sejarah yang terbengkalai," ujar Direktur Eksekutif Historika Abdul Basyith dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8).
©HistorikaSalah seorang keluarga pejuang Harun Kabir, Adhie Ahmad Kabir merasa kecewa dengan ulah para perusak yang buta sejarah. "Sangat mungkin mereka tidak mengetahui cerita atau kisah dari isi dari situs penjelas nama jalan yang dirusaknya," ujar Adhie Kabir, yang merupakan cucu Harun Kabir.
Pihak Historika juga sudah membuat laporan yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk segera menuntaskan kejadian ini. Pemkab Cianjur pun diminta merevitalisasi kembali terhadap tugu penjelas nama jalan sehingga bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sebetulnya, kejadian ini bukan kali pertama. Sebelumnya, kami juga sudah membuat surat protes kepada aparat keamanan dan pejabat terkait di Cianjur atas rusaknya tugu penjelas nama jalan sekitar Agustus 2018. Salah satu prasasti yang kami bangun, dengan dukungan dari Kemendikbud dan Pemkab Cianjur, juga sempat di corat-coret. Namun, berhasil kami bersihkan dan pulihkan kembali.
"Semoga setelah kejadian ini, aksi perusakan tugu penjelas nama jalan tidak terulang lagi. Dan semoga masyarakat semakin mengetahui arti penting sejarah dan selalu menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang membebaskan negeri ini dari penjajahan," tukasnya.
Sebagai informasi, tugu penjelas nama jalan di Cianjur, Jawa Barat, digagas oleh Historika Indonesia, sebagai lembaga atau komunitas yang menerima dana hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2017.
Ide atau inisiatif membuat tugu tersebut dilatarbelakangi oleh masih banyaknya warga yang belum mengetahui informasi pahlawan lokal yang namanya dijadikan sebagai nama jalan.
Padahal, seperti tercatat dalam beberapa kesaksian para pelaku sejarah, pada 1945-1949, Cianjur merupakan salah satu kantong perlawanan para pejuang Indonesia yang krusial, baik saat berhadapan dengan tentara Inggris, maupun kala melawan militer Belanda.
Ada lebih dari 10 pertempuran yang terjadi di Cianjur, salah satunya adalah Pertempuran Cisokan yang tercatat dalam dokumen tentara Inggris, Journal of the 8th, Gurkha Rifles Regimental Association (UK), Nomor 16 (March 1993) berjudul: 'The Battle of Tjirandjang Gorge'.
Salah satu pejuang Indonesia yang aktif melawan tentara Inggris antara 1945-1946 adalah A.Sutjipta. Tempat beliau menjalankan aksinya itu lantas kami (Historika) buatkan tugu sebagai penanda telah terjadi pertempuran di sana.
Tugu penanda jalan juga kami persembahkan kepada Suroso, Harun Kabir, Tjijih Warsih, Raden Arya Cikondang dan Pangeran Hidayatullah. Mereka itu merupakan pahlawan yang berasal dari Cianjur (kecuali Pangeran Hidayatullah, pahlawan asal Banjarmasin yang diasingkan ke Cianjur). Meski belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional, namun jasa mereka melawan penjajah patut dihargai dan dikenang.
Tugu yang dilengkapi dengan informasi singkat sejarah pahlawan, juga kami lengkapi dengan barcode, yang terhubung dengan database kami di arsipIndonesia.com Diharapkan generasi saat ini, generasi milenial, bisa dengan mudah mengaksesnya dan mengetahui betapa berjasanya pahlawan itu.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaTahu kepanjangan nama pahlawan, M.H. Thamrin atau T.B. Simatupang?
Baca SelengkapnyaKondisi jalan begitu parah, yakni berlubang dan bergelombang besar. Akibat kerusakan ini, beberapa pengguna roda dua yang melintas sampai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKegiatan bersih-bersih rutin dilaksanakan setiap hari Jumat yang disebut Jumsih.
Baca SelengkapnyaSering dilewati truk pengangkut material proyek, dampak buruk dirasakan masyarakat dan lingkungan di Sumedang
Baca SelengkapnyaHingga kini, makamnya selalu bersih dan rapi karena banyak diziarahi warga lokal
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSelain dirusak, baliho itu sempat dibakar dan pengerusakan itu diperkirakan terjadi pada Sabtu (2/12) dini hari tadi.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaSeorang caleg dan beberapa orang lainnya menyalakan petasan di lingkungan masjid hingga membongkar jalan warga viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaWarga merasa muak karena jalan berlubang tersebut tak kunjung diperbaiki.
Baca Selengkapnya