Video Call Terakhir dan Pesan Rindu Justin Vicky ke Ibunda Sebelum Tewas saat Nge-Gym
Justin merupakan tulang punggung keluarganya yang hidup sederhana di salah satu pelosok desa di Jember.
Binaragawan Justin Vicky yang juga atlet Angkat Beban Bali meninggal saat latihan.
Video Call Terakhir dan Pesan Rindu Justin Vicky ke Ibunda Sebelum Meninggal
Sosok Justin di Mata Ibu
Justin Vicky telah dimakamkan di kampung halamannya di Desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Jember. Prosesi pemakaman pria bernama asli Herman Fausi telah dilakukan pada Senin (17/07) pekan lalu. Bu Sia, ibu kandung Justin menceritakan momen saat dirinya mendapat kabar kematian putra kesayangannya. Mulanya, dia hanya diinformasikan putranya itu mengalami kecelakaan, tepat beberapa jam setelah kejadian. Saat itu, Vicky masih sadar dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Bali.
Dari ranjang rawat inapnya, Vicky juga masih sempat melakukan video cal dengan ibunda tercinta.
"Waktu itu Senin dini hari, jam 1 pagi, dia video call saya. Dia bilang kangen dengan ibunya. Dia juga cerita bahwa baru saja kecelakaan karena angkat beban."
Cerita Bu Sia dengan suara bergetar mengenang momen terakhirnya bersama Vicky.
Mendengar kondisi Vicky, Sia kaget. Dia tak bia menutupi kekhawatirannya. Meskipun Vicky didampingi pamannya saat berada di rumah sakit di Bali.
"Saya saat itu langsung menangis. Tapi dia menenangkan saya. Vicky bilang, tidak usah khawatir karena sebentar lagi dia akan operasi dan segera sembuh," cerita Bu Sia.
Beberapa saat setelah komunikasi itu, Vicky Justin tiba-tiba kehilangan kesadaran di rumah sakit. Sia bergegas menuju Bali untuk melihat langsung kondisi putranya dan menemani Vicky Justin operasi. Saat Sia tiba di rumah sakit tempat Vicky dirawat di Bali, sang binaragawan sudah benar-benar kehilangan kesadaran. Hingga akhirnya ajal menjemput.
Setelah meninggal, jenazah Vicky Justin yang juga influencer bidang olahraga langsung dibawa ke Jember untuk dimakamkan di desa kelahirannya.
Keluarga Besar Kehilangan
Kepergian Vicky Justin menimbulkan duka mendalam bagi sang ibu dan juga keluarga besarnya. Terlebih almarhum merupakan tulang punggung keluarganya yang hidup sederhana di salah satu pelosok desa di Jember. "Sedih sekali. Tapi gimana ya. Anak saya kan sudah meninggal. Jadi saya harus ikhlas agar dia juga tenang di sana.," ucap lirih Bu Sia sembari menahan air mata kesedihan.