Vinti korban erupsi Gunung Agung keguguran saat mengungsi
Merdeka.com - Kesedihan terlihat dari wajah Ni Komang Vinti (38) warga Banjar Dangin Sema, Desa-Kecamatan Bebandem. Korban erupsi Gunung Agung tersebut mengalami keguguran, janin yang dikandungnya meninggal di usia 37 minggu.
Vinti kini dirawat di ruang bersalin BRSU Tabanan, untuk menjalani tindakan mengeluarkan janin.
Selama erupsi Gunung Agung, Vinti mengungsi ke rumah keluarganya di Banjar Yeh Malet Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan Tabanan.
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Siapa yang baru saja keguguran? Kemarin (4/12/23), Sarah Gibson ngepost foto USG di IG. Bukan buat ngumumin hamil, tapi buat ceritain lagi keguguran.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Mengapa janin di Wonogiri membatu? Karena 10 tahun tidak dikeluarkan, bayi kemudian membatu dan menyerupai bentuk tubuhnya sehingga ditafsirkan seperti arca.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Siapa yang menemukan janin membatu di Wonogiri? Namun setelah pembedahan pada April 1955, didapati janin yang mengeras.
Dia datang ke RSUD Tabanan diatarkan oleh bidan dan keluarganya, Selasa (26/9) pukul 09.00 Wita.
"Sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien tersebut sempat diperiksakan ke bidan," Direktur BRSUD Tabanan dr. Nyoman Susila.
Saat dilakukan USG, diketahui janin tersebut sudah meninggal di dalam kandungan. "Memang benar janinnya sudah meninggal dunia. Dan saat ini ibu sang janin masih dirawat untuk proses melahirkan secara normal," jelasnya.
Oleh karena itu, langkah yang akan diambil rumah sakit yakni menyelamatkan sang ibu. Caranya dengan memberikan rangsangan agar bisa melahirkan secara normal.
"Penindakan ini harus cepat dilakukan untuk menghindari terjadinya sang ibu dalam kondisi kejang. Jika sudah kejang nanti akan fatal akibatnya," imbuh Susila.
Sementara itu, Vinti hanya bisa mengucurkan air mata tanpa berucap suara atas kehilangan janinnya yang sudah cukup lama dinantikan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu orang meninggal dunia dalam kejadian ini bernama I Ketut Tunas (60).
Baca SelengkapnyaSeorang bayi berjenis kelamin laki-laki lahir di posko pengungsian erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki, Selasa (12/11) malam.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaSejumlah petugas mengevakuasi wanita hamil besar dengan menerobos banjir Sungai Batu Merah di Desa Oelatimo, Kupang Timur, NTT, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaKedua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat (26/4).
Baca SelengkapnyaPendaki ini hilang sejak Kamis (23/5), ketika turun dari Tugu Yuda menuju shelter tiga.
Baca SelengkapnyaSaat dievakuasi kondisi korban masih sadar namun tak tertolong saat tiba di Puskesmas
Baca SelengkapnyaSaat ini material longsor belum dibersihkan, karena butuh penanganan dari pihak terkait,.
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca SelengkapnyaKorban sebelumnya dibunuh kekasih gelapnya berinisial A di sebuah ruko kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Sabtu (20/4).
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena kelaparan atau kemungkinan hipotermia
Baca Selengkapnya