Kisah Perempuan Asal Wonogiri Hamil 10 Tahun, Dikira Busung Perut Ternyata Lahirkan 'Bayi Ajaib'
Perempuan ini menduga mengalami busung perut. Namun setelah dibedah terdapat 'bayi ajaib' dengan panjang 40 cm.
Perempuan ini menduga mengalami busung perut. Namun setelah dibedah terdapat 'bayi ajaib' dengan panjang 40 cm.
Kisah Perempuan Asal Wonogiri Hamil 10 Tahun, Dikira Busung Perut Ternyata Lahirkan 'Bayi Ajaib'
Peristiwa viral rupanya tidak hanya terjadi di era sekarang. Jauh sebelum adanya media sosial, kondisi serupa juga pernah dialami masyarakat dan menghebohkan khalayak luas.
Salah satu kasus viral tersebut menimpa seorang perempuan asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
-
Dimana wanita tersebut melahirkan? Dia mencari bantuan untuk masalah medis yang dialaminya 18 tahun lalu saat melahirkan di rumah sakit.
-
Bagaimana wanita tersebut akhirnya hamil? Setelah mendapatkan saran dari dokter, ia pun menerima suntikan perangsang ovulasi pada awal bulan Oktober tahun ini. Tak disangka, di akhir bulan yang sama, ia dinyatakan hamil.
-
Apa itu hamil kebo? Hamil kebo adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kehamilan yang tidak disadari oleh ibu hamil. Gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, dan peningkatan ukuran perut mungkin tidak dirasakan atau dianggap sebagai gejala lain seperti gangguan pencernaan.
-
Siapa yang melahirkan bayi perempuan? Pada hari, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri melahirkan bayi perempuan kedua di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana hamil kebo bisa terjadi? Penyebab hamil kebo dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu, termasuk obesitas, tubuh atletis, kehamilan sebelumnya, serta faktor penyebab umum lainnya.
-
Bagaimana Perawan Sunti hamil? Dikisahkan bahwa patung Perawan Sunti menggambarkan sosok perempuan di zaman dulu yang harus mengalami kondisi hamil, padahal dirinya belum menikah. Sosok tersebut kemudian melahirkan seorang anak, tanpa diketahui siapa bapaknya, dan tentunya atas seizin Tuhan.
Seorang warga asal Kecamatan Wuryantoro mengandung bayi selama kurang lebih 10 tahun.
Dikabarkan bayi yang dilahirkannya merupakan “bayi ajaib” karena mengalami kondisi yang langka. Berikut selengkapnya
Hamil Selama 10 Tahun
Mengutip ANTARA, kasus ini pernah menghebohkan masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah pada 1955., 68 tahun lalu.
Perempuan yang tidak disebutkan identitas dan usianya itu didapati mengandung bayi selama kurang lebih 10 tahun.
Agar kondisi ibu dan bayinya selamat, dia kemudian dirujuk ke rumah sakit di Jebres, Kota Surakarta untuk ditangani tim medis berpengalaman.
Mulanya Dikira Busung Perut Ternyata 'Bayi Ajaib'
Ia diketahui tidak melahirkan sejak zaman penjajahan Jepang. Karena tidak ada tanda-tanda itulah, dirinya menyangka jika sedang menderita busung perut.
Namun setelah pembedahan pada April 1955, didapati janin yang mengeras. Orang-orang menyangka jika janin ini adalah bayi ajaib.
Posisi bayi saat diangkat tim medis adalah bersila (menyilangkan kaki), dan kebanyakan menganggap jika bentuknya menyerupai arca.
Bayi Mengeras Dalam Kandungan
Menurut dokter yang kala itu menangani pembedahan, dr. R. Purwadi, usut punya usut perempuan tersebut memang mengalami kehamilan.
Namun, karena lama tidak dilahirkan akhirnya janin mengeras dalam kandungan.
Menurut penjelasan medis yang berkembang di masa itu, kondisi kehamilan ini berada di posisi “baarmoeder” atau istilah kehamilan di luar uterus.
Karena 10 tahun tidak dikeluarkan, bayi kemudian membatu dan menyerupai bentuk tubuhnya sehingga ditafsirkan seperti arca.
Ibu Bayi Selamat
Dokter Purwadi mengatakan jika sang ibu selamat setelah dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan bayi. Bayi ini memiliki panjang hingga 40 cm.
Saat dilakukan pemeriksaan melalui sinar tembus pandang, terlihat tulang-tulang bayi yang menandakan bahwa sebelumnya janin tersebut hidup dan tumbuh di rahim.
Untuk penelitian lebih lanjut, tim medis lantas membawa janin yang membatu itu ke salah satu fakultas kedokteran di Kota Yogyakarta.
Merupakan Kasus Langka
Merujuk FIMELA.com, sebenarnya kasus janin mengeras seperti batu di dalam rahim adalah kondisi langka yang bisa dialami oleh semua perempuan.
Beberapa kasus tersebut juga terjadi di era 2000-an sampai beberapa tahun terakhir. Seperti kasus perempuan asal Kolombia berusia 82 tahun misalnya, ia tidak menyadari jika tengah hamil sejak 40 tahun sebelumnya.
Mulanya ia mengeluh sakit yang luar biasa pada perut. Setelah dilakukan scan secara medis, ditemukan janin yang sudah berusia puluhan tahun. Saat ditelusuri, wanita ini sejak 40 tahun sebelumnya mengaku sudah tidak menstruasi dan menganggapnya sebagai hal normal.
Lalu kasus serupa juga dialami nenek asal China bernama Huang Yijun. Saat beritanya dirilis tahun 2009, usianya sudah memasuki 92 tahun dan mengaku tak pernah sadar jika dirinya tengah hamil selama 60 tahun.
Dirinya beralasan jika kondisi ekonominya lemah, sehingga tidak ada biaya untuk memeriksakan kondisinya selama puluhan tahun itu. Setelah diangkat, dirinya dikabarkan selamat.
Selain di Wonogiri, janin membatu juga pernah dialami perempuan asal Jambi di tahun 2017 lalu. Sebelumnya ia hanya mengeluh susah buang air besar selama puluhan tahun.
Setelah merasa ada benjolan di bagian bawah perutnya, perempuan 60 tahun itu memeriksakan diri ke dokter. Dari hasil pemeriksaan didapati sebuah janin yang sudah mengeras.
Penyebab Bayi Membatu di Rahim
Mengutip jurnal laporan khusus berjudul “Kematian Janin yang Berakhir dengan Lithopedion” dari Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, oleh Juli Purwaningrum dan Aryanto Wibowo, kasus bayi membatu di dalam rahim dikenal dengan istilah medis bernama Lithopedion.
Kondisi ini merupakan janin yang sudah lama meninggal di dalam rahim dan mengalami proses Kalsifikasi atau pembekuan. Ini karena janin yang tumbuh sudah terlalu besar dan sulit untuk kembali diserap ke dalam tubuh.
Bayi pun akan perlahan berubah menjadi benda asing dan kondisinya akan mengeras menyerupai batu. Ini merupakan kasus langka yang dialami manusia dan sudah terdeteksi sebanyak 400-an kasus di seluruh dunia.