Viral Tertutup Busa, Air di Kali Rasmi Bekasi Diteliti sejak 2019
Merdeka.com - Kondisi Kali Rasmi di Kabupaten Bekasi menjadi perhatian menyusul viralnya foto busa yang menutupi alirannya. Dinas Lingkungan Hidup setempat disebut telah meneliti kandungan air di kali itu sejak 2019 meski belum ada hasilnya.
"Pengambilan sampel air sudah dilakukan di tahun 2019. Karena kami tidak memiliki kewenangan, kami juga tidak mengetahui apakah air di kali tersebut memiliki kandungan limbah B3 atau tidak. Kami masih menunggu hasil uji lab yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup," kata Camat Karangbahagia, Karnadi, Rabu (3/11).
Karnadi memiliki dugaan lain terkait timbunan busa di Kali Rasmi yang sempat menghebohkan warganet. Menurut dia, busa itu disebabkan air yang jatuh dari pintu air.
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Kenapa Sungai Yamuna tercemar limbah busa? Menurut aktivis setempat, busa beracun sebagian besar disebabkan pembuangan limbah industri secara ilegal.
-
Mengapa sumber air belerang terlihat kotor? 'Dulu waktu saya ke sini masih bersih. Tapi waktu saya ke sini lagi kok ada bunga-bunga sesajen. Mungkin kepercayaannya seperti itu dari pengunjung,' kata Martini.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Mengutip dream.co.id, pihak yang menemukan cadangan minyak tersebut adalah PT Pertamina, yang merupakan perusahaan milik negara. Pertamina kemudian menetapkan sumur tersebut di wilayah Pondok Aren dengan nama 'East Pondok Aren (EPN-001)' dengan jumlah minyak mentah mencapai 92,79 juta barel.
-
Kenapa sungai di Banyumas kering? Di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, air sungai jadi kering kerontang akibat musim kemarau.
-
Dimana air tersebut ditemukan? Reservoir terbesar telah ditemukan di kosmos, lebih khusus lagi di quasar, yang merupakan salah satu objek paling terang dan paling ganas di kosmos.
"Jadi air jatuh dari pintu air itu cukup deras sehingga mengeluarkan busa," ucapnya menduga-duga.
Meski tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar, namun air Kali Rasmi mengalir ke area persawahan di Kecamatan Karangbahagia.
Jika air kali tersebut mengandung limbah berbahaya, dikhawatirkan akan berdampak pada hasil panen pertanian warga setempat. "Dari hasil penelusuran di lapangan, airnya nggak dipakai untuk MCK warga. Paling buat pertanian, dan petani selama ini nggak pernah complain (soal kondisi air kali)," katanya.
Sebelumnya, warganet dihebohkan dengan penampakan Kali Rasmi yang dipenuhi busa berwarna putih, airnya yang berwarna hitam dan bau. Peristiwa itu dilaporkan diabadikan di Kampung Pelaukan, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi pada Selasa (2/11) sekitar pukul 05.30 WIB.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sungai Kali Baru Cimanggis ini diduga tercemar limbah hingga dipenuhi busa, viral.
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaFoto Kerusakan Lingkungan, Fotografer merdeka.com Arie Basuki Raih World Press Photo 2024
Baca SelengkapnyaSudah sebulan limbah industri berbahaya mencemari Kali Bekasi sehingga menghambat pasokan air bersih.
Baca SelengkapnyaLubang ini memiliki diameter sekitar 1,5 meter dan kedalaman diduga sekitar 10 meter.
Baca SelengkapnyaDari hasil pengecekan, diketahui bahwa diameter lubang 1,5 meter dan kedalaman lebih dari 10 meter.
Baca SelengkapnyaRamai di media sosial, air di pemukiman warga diduga tercemar bensin.
Baca SelengkapnyaKondisi ini tak lepas dari debit air di Bendungan Katulampa yang juga berkurang. Bahkan, tinggi aIr di Katulampa masih berada 0 cm sejak awal Juni 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 500 keluarga menjadi korban banjir di Bekasi
Baca SelengkapnyaBusa putih dari limbah deterjen rumah tangga terangkat akibat penurunan air di atas normal.
Baca SelengkapnyaDebit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter
Baca Selengkapnya