Warga Banyuwangi Bikin Destinasi Berkebun di Lingkungan Perumahan
Merdeka.com - Warga Puri Brawijaya Permai, Kelurahan Kebalenan, Kabupaten Banyuwangi tampak kompak memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumahnya untuk tempat bercocok tanam. Aneka sayuran, buah, hingga tanaman bunga tampak tertata di halaman dengan media tanam polybag.
Tidak hanya hobi, berkebun di perumahan membuat warga bercita-cita menjadikan gang-gang rumahnya menjadi destinasi wisata edukasi berkebun, sekaligus bisnis jual beli bibit tanaman dan sayuran. Warga kompak menamai aktivitas berkebunnya menjadi Wisata Edukasi Latar Kita.
"Awalnya saat Covid-19 ini kan banyak orang yang di rumah dan minim aktivitas, kemudian saya ajak berkebun di pekarangan rumah dan warga antusias," kata penggagas Wisata Edukasi Latar Kita, Sugiarto (38) saat dihubungi, Kamis (27/8).
-
Dimana warga menanam sayur? Lahan seluas 900 meter persegi disulap menjadi kebun produktif yang mendatangkan cuan bagi masyarakat.
-
Bagaimana desa mengembangkan wisata pertanian? Pengembangan ini didukung dari pembuatan fasilitas 'greenhouse' dari komunitas peduli lingkungan. Selain itu ada pula pengembangan wisata edukasi peternakan kambing dan sapi. Kasi Kesejahteraan Kelurahan Sriharjo, Gotro Raharjo mengatakan, pengembangan wisata edukasi ini rencananya akan melibatkan generasi muda karang taruna setempat.
-
Apa yang dilakukan warga di rumah panjang? Selain bertani, warga yang mendiami rumah panjang juga membuat kerajinan yang terbuat dari daun hutan yang berduri.
-
Kenapa Pak Purnomo dan warga membuat kebun sayur Mekar Sari? Dalam perjalanannya, butuh kekompakan warga agar kebun sayur itu bisa berkembang seperti sekarang. Bagaimana kisah mereka? Berikut kisah inspiratif selengkapnya: Bekas Lahan Terbengkalai Sebelum dimanfaatkan, lahan itu penuh dengan rumput ilalang yang cukup besar dan juga sampah-sampah. Dengan dikomandoi Purnomo, para warga melakukan kerja bakti babat alas sehingga lahan itu bersih dari rumput-rumput liar dan juga sampah-sampah.
-
Mengapa warga membuat genteng? Sebenarnya warga di sana punya mata pencaharian sebagai petani. Namun saat Sahabat Al Arif mengunjungi desa itu tak ada warga yang bertani.
-
Kenapa KWT Srikandi membuat kebun sayur? Pada masa pandemi COVID-19, masyarakat harus berpikir keras bagaimana agar mereka tetap bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari di tengah krisis ekonomi. Hal inilah yang mendorong kelompok wanita tani (KWT) Srikandi untuk membuat kebun sayur sendiri.
Saat ini, kata Sugiarto, sudah ada 30 orang di lingkungan perumahannya yang menanam aneka sayuran di pekarangan. Warga kemudian gotong royong menanam, mulai proses mengumpulkan kompos, mengisi kompos di polybag, menyemai bibit.
"Ini kami mulai sejak Juli lalu, dan warga gotong-royong bersama untuk berkebun ini. Mulai dari ruang kosong di pekarangan hingga di pinggir jalan masuk perumahan. Karena ini di perumahan, komposnya kami ambil dari peternak ayam yang kami kenal di dekat sini," ujarnya.
Hasil sayuran dan buah yang ditanam kemudian dijual, dan hasilnya diputar kembali untuk biaya perawatan kebun. Beberapa tanaman seperti kangkung, sawi, seledri, tomat, cabe dan buah stroberi tidak dipanen, namun langsung dijual per polybag dengan tanamannya. Per polybag strobery dijual Rp 10 ribu, terong tomat dan cabe Rp 20 ribu.
"Penjualannya satu pintu, lewat saya, dan hasilnya untuk beli bibit, polybag lagi. Terlaris laku banyak daun mint, stroberi, lombok sama terong. Panen pertama kemarin masih dapat Rp 350 ribu, karena sebagian banyak sayur yang dibagikan ke warga juga.
Sugiarto mengatakan, kegiatan berkebun di pekarangan rumah tidak hanya menjadi hiasan, namun bisa membantu ketahanan pangan keluarga di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, warga juga semakin rukun dengan aktivitas yang disukai bersama.
"Pertama kita nggak usah bingung kalau misalkan butuh sayur, bisa ambil di pekarangan sendiri. Dan ini juga untuk ketahanan pangan keluarga. Dan ternyata Anak-anak banyak yang suka dengan kegiatan ini. Mereka senang menyiram, menanam," katanya.
Untuk perawatan kebun di pekarangan, Sugiarto juga memantau perkembangan tanaman di gang perumahannya. Dia dan keluarganya terus menjalin komunikasi dan bersedia menyiram tanaman di pekarangan tetangganya.
"Agar tetap mau merawat, saya awali, saya siram sama keluarga. Dan sering komunikasi agar warga tambah rukun," ujar pria yang memiliki usaha rumah makan Kedai Batok Banyuwangi ini.
Dia berharap, kawasan kebun di pekarangan rumah bisa menjadi destinasi wisata edukasi, khususnya buat Anak-anak. Apalagi Sugiarto juga punya rumah baca untuk kegiatan belajar bersama.
"Target saya nanti bisa jadi wisata dan edukasi khusus perumahan, karena ini saja sudah menarik minat anak anak untuk datang dan melihat ingin belajar menanam. Jadi ini bisa jadi rest area untuk bermain Anak anak. Kebetulan saya juga punya rumah baca," jelasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di lokasi ini tersedia kesempatan bagi siapapun untuk melakukan budidaya tanaman mulai dari menyemai sampai memanennya.
Baca SelengkapnyaKampung batik merupakan sebuah nama untuk wilayah di Desa Nyalindung yang menjadikannya destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaDari budidaya kelengkeng, Desa Murtigading di Bantul berharap bisa makin mentereng.
Baca SelengkapnyaKegiatan mengolah barang bekas dan memelihara ikan turut membuat anak-anak senang di sana.
Baca SelengkapnyaSejak 2022, program ini secara bertahap telah dilaksanakan di delapan belas (18) kota di Indonesia dan telah memberikan dampak bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaTerbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri
Baca SelengkapnyaMelihat ada sebuah lahan kosong di tempatnya terbengkalai, Purnomo mengajak warga untuk mengelolanya menjadi kebun sayur. Keberadaannya beri banyak manfaat.
Baca SelengkapnyaDesa Bansari memiliki beragam potensi yang sedang dikembangkan agar bisa menggaet wisatawan
Baca SelengkapnyaSebuah lahan tidur di kolong Tol Becakayu disulap menjadi Taman Interaksi Warga.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaIngin liburan tapi tak punya budget banyak? Taman Ngrowo Bening Madiun ini bisa jadi pilihan. Bahkan, Anda tak perlu bayar untuk bisa berlibur di sini.
Baca Selengkapnya