Ada Edy Rahmayadi Hingga Andika Perkasa, Ini Deretan Cagub Mantan TNI yang Kalah di Quick Count Pilkada 2024
Hasil quick count pemilihan kepala daerah 2024 menunjukkan bahwa lima calon gubernur yang berasal dari TNI tidak berhasil dalam persaingan.
Hasil hitung cepat Pilkada 2024 memberikan informasi yang mengejutkan mengenai situasi politik di Indonesia. Lima calon gubernur yang berasal dari latar belakang militer, termasuk mantan Panglima TNI Andika Perkasa, diperkirakan akan mengalami kekalahan menurut hasil quick count. Hal ini mencerminkan adanya perubahan baru dalam peta politik daerah yang semakin rumit. Para kandidat yang memiliki latar belakang militer sebelumnya dikenal memiliki rekam jejak yang strategis dan jaringan yang luas. Namun, hasil tersebut menunjukkan bahwa popularitas serta pengalaman di bidang militer tidaklah cukup untuk meraih dukungan dari rakyat dalam Pilkada 2024.
Data yang diperoleh dari berbagai lembaga survei menunjukkan hasil yang signifikan di sejumlah provinsi. Berikut ini adalah rincian mengenai kekalahan lima mantan jenderal dalam Pilkada 2024, yang diambil dari data quick count terbaru. Masyarakat tampaknya lebih memilih calon yang menawarkan visi dan misi yang lebih relevan dengan kebutuhan mereka, meskipun kandidat tersebut tidak berasal dari latar belakang militer. Fenomena ini menandakan bahwa pemilih kini lebih kritis dan selektif dalam menentukan pilihan mereka, serta menunjukkan adanya pergeseran dalam preferensi politik di kalangan masyarakat.
Edy Rahmayadi
Edy Rahmayadi, yang merupakan mantan Gubernur Sumatera Utara serta purnawirawan TNI, mengalami kekalahan dari Bobby Nasution dengan perolehan suara masing-masing sebesar 37,29 persen untuk Edy dan 62,71 persen untuk Bobby. Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan oleh Indikator pada tanggal 27 November 2024, pasangan Edy-Hasan Basri Sagala tidak berhasil mengungguli pasangan Bobby Nasution-Surya.
Hasil pemilihan ini mencerminkan adanya perubahan dalam preferensi pemilih di Sumatera Utara, yang tampaknya menginginkan kepemimpinan baru setelah masa jabatan Edy sebelumnya. Selain itu, margin of error dari survei ini tercatat sekitar 1,10 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Andika Perkasa
Andika Perkasa, yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima TNI, hanya memperoleh 41,69 persen suara, kalah dari pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang berhasil meraih 58,31 persen. Hasil quick count yang dirilis oleh Parameter pada 29 November 2024 menegaskan bahwa pasangan yang didukung oleh PDIP tersebut unggul.
Meskipun Andika memiliki profil yang kuat di tingkat nasional, hasil ini menunjukkan bahwa ia menghadapi tantangan yang signifikan dalam memahami kebutuhan masyarakat di Jawa Tengah. Diperkirakan, margin of error dari quick count ini adalah 0,96 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Andi Sulaiman
Brigadir Jenderal Andi Sulaiman mendapatkan persentase suara terendah di Kalimantan Utara, yaitu sebesar 13,42 persen. Ia kalah jauh dari Zainal Paliwang yang berhasil meraih 62,15 persen suara. Menurut data quick count yang dirilis oleh PKS, Andi berada di urutan terakhir di antara tiga kandidat utama.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dukungan politik dan jaringan Andi di daerah itu sangat lemah, meskipun ia memiliki pengalaman militer yang cukup baik.
Simon Petrus Kamlasi b
Simon Petrus Kamlasi meraih suara sebesar 30,95 persen, menempatkannya di urutan terbawah setelah Fransiskus Lema dan Emanuel Melkiades Laka Lena yang masing-masing mendapatkan 31,47 persen dan 37,58 persen. Hasil dari quick count yang dilakukan oleh Charta Politika menunjukkan bahwa selisih suara yang tipis ini masih berada dalam batas margin of error satu persen.
Simon, yang sebelumnya dikenal sebagai seorang prajurit berprestasi, tampaknya mengalami kesulitan dalam mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jeffry Apoly Rahawarin
Jeffry Apoly Rahawarin, yang pernah menjabat sebagai Pangdam XVI Pattimura, mengalami kekalahan signifikan dengan hanya meraih 23,25 persen suara. Sementara itu, pasangan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath memimpin dengan perolehan suara sementara mencapai 49,62 persen menurut hasil quick count dari Maleo Institute.
Kekalahan yang dialami Jeffry ini menggambarkan bahwa latar belakang militer tidak selalu menjadi jaminan keberhasilan dalam politik di daerah ini. Hal ini terutama disebabkan oleh dinamika politik yang sangat dipengaruhi oleh peran aktor sipil yang semakin dominan.
Apa penyebab banyak mantan jenderal mengalami kekalahan dalam Pilkada 2024?
Kekalahan ini menunjukkan bahwa meskipun popularitas dan pengalaman militer memiliki peranan penting, keduanya tidaklah cukup tanpa adanya strategi kampanye yang solid serta pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan masyarakat setempat.
Hal ini mengindikasikan bahwa keberhasilan dalam suatu konflik atau kompetisi tidak hanya bergantung pada kekuatan yang dimiliki, tetapi juga pada kemampuan untuk merumuskan pendekatan yang sesuai dengan konteks lokal yang ada.
Apakah hasil quick count sudah dapat dianggap final?
Hingga saat ini, rekapitulasi resmi oleh KPU belum dilakukan. Proses tersebut diperkirakan akan berlangsung sampai pertengahan bulan Desember tahun 2024.
Apa pengaruh kekalahan ini terhadap karir politik mereka?
Kekalahan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi para kandidat untuk meningkatkan strategi politik mereka di masa yang akan datang. Dengan menganalisis kesalahan yang terjadi, mereka dapat merumuskan langkah-langkah yang lebih efektif dan tepat sasaran untuk mencapai keberhasilan di pemilihan mendatang.
Siapa kandidat yang memiliki kemungkinan terbesar untuk sukses di tingkat nasional?
Bobby Nasution muncul sebagai salah satu calon unggulan dalam pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara, berdasarkan hasil yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki dukungan yang signifikan dari masyarakat dan dianggap layak untuk memimpin daerah tersebut.