Anies Banggakan Aplikasi JAKI Saat Debat Capres, PDIP Bandingkan dengan Qlue Era Ahok
"Pelayanan publik di Jakarta yang disampaikan Pak Anies yaitu 'JAKI' sebelumnya sudah dijalankan oleh Pak Ahok yakni: Qlue, ganti nama saja," kata Ima.
PDIP menyebut aplikasi JAKI sebetulnya sudah diterapkan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI.
Anies Banggakan Aplikasi JAKI Saat Debat Capres, PDIP Bandingkan dengan Qlue Era Ahok
Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDIP DKI Jakarta Ima Mahdiah berkomentar soal capres nomor urut satu Anies Baswedan yang membanggakan aplikasi JAKI saat debat perdana capres pada Selasa (12/12) kemarin.
Ima berujar, aplikasi JAKI sebetulnya sudah diterapkan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI, sebelum Anies memimpin Jakarta.
Kala itu, aplikasi untuk menerima aduan masyarakat tersebut diberi nama Qlue.
"Pelayanan publik di Jakarta yang disampaikan Pak Anies yaitu 'JAKI' sebelumnya sudah dijalankan oleh Pak Ahok yakni: Qlue, ganti nama saja," kata Ima dalam akun X pribadinya @imadya, dikutip Rabu (13/12).
Ima menambahkan, kedua aplikasi ini memiliki konsep yang sama, yaitu untuk menampung dan menyelesaikan keluhan warga. Namun, ia menuding adanya perbedaan pelayanan antara Qlue dan JAKI.
"Nyatanya pelayanan melalui JAKI jauh merosot dari yang sudah dijalankan lewat Qlue. Tandanya tidak ada monitor terhadap kinerja SKPD dari Gubernur selaku pemimpin tertinggi di DKI saat itu," ujar Ima.
"Qlue terintegrasi dengan seluruh SKPD (wali kota sampai lurah dan dinas terkait). Tiap malam @basuki_btp pantau mana saja yang masih merah beliau langsung telepon lurah/camat/wali kota dan kepala dinasnya jika belum ada yang selesai. Maka dari itu kepuasan pelayanan publik zaman Pak Ahok sangat tinggi," tambah Ima.
Secara terpisah, Kepala Badiklatda PDIP DKI Gilbert Simanjuntak juga berkomentar yang sama. Ia menilai, manfaat JAKI kurang dirasakan oleh masyarakat.
"JAKI selama ini kurang dirasakan oleh masyarakat, beda dengan aplikasi lama Qlue. Kenapa? Karena dulu diawasi langsung dari pimpinan apakah diselesaikan atau tidak keluhan warga tersebut," kata Gilbert ketika dihubungi.
Namun, Gilbert mengakui bahwa aplikasi JAKI lebih unggul dibandingkan Qlue. Meski demikian, penyelesaian masalah jauh lebih baik dengan Qlue.
"Soal aplikasinya, JAKI lebih baik sedikit, tapi yang dibutuhkan masyarakat kan bukan soal aplikasi yang lebih baik, tapi masalah mereka tertangani," ujar Gilbert.
Sebelumnya, Calon Presiden Anies Baswedan mengatakan, bahwa persoalan pelayanan publik yang selama ini terjadi adalah persoalan yang berulang. Dengan demikian perlu ada terobosan pelayanan yang transparan dan terukur.
Anies lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI khusus untuk pelayanan kelompok rentan seperti lansia, anak, ibu hamil, dan kelompok disabilitas.
"Pelayanan pemerintah itu bukan pelayanan baru, semua yang dilayani pemerintah itu hal berulang, kalau itu masalah pasti itu yang berulang," kata Anies dalam Debat Capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12).
Di dalam aplikasi JAKI dibuat transparan. Sehingga publik yang melapor terkait pelayanan publik bisa mengukurnya.
"Dengan begitu standarisasi bisa terjadi," kata Anies.