Cerita Anggota DPR Syok, Dapat WA Warganya Sudah Tiga Hari Tak Bisa Beli Beras
Merdeka.com - Sebuah pesan elektronik masuk ke ponselnya. Isinya bikin hati terenyuh. Seorang warga Citeureup, Kabupaten Bogor meminta uang untuk membeli beras. Dalam pesan itu, pria tersebut mengaku sudah tiga hari tidak makan karena tak mampu beli beras.
Anggota DPR, Mulyadi merasa miris. Warga yang tinggal tak jauh dari Istana Bogor dan Jakarta, masih saja ada yang kelaparan.
"Keberpihakan negara terhadap masyarakat desa seperti hanya seremonial retorika saja," kata Mulyadi saat dihubungi merdeka.com, Rabu (7/9).
-
Siapa yang prihatin dengan mahalnya beras? 'Pastinya, kami turut prihatin dan merasakan betul kegelisahan masyarakat, khususnya kalangan ibu-ibu, karena harga beras yang masih mahal. Apalagi, saat ini kita sedang Ramadhan, dan sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri.
-
Siapa yang sering ngidam makan beras? Ibu hamil sering kali mengidam makanan tertentu, termasuk beras mentah.
-
Siapa yang menerima bantuan beras dari Bulog? 'Beras Bantuan Pangan yang dibagikan ini untuk bulan September, kemudian nanti Oktober dan November juga dibagikan dengan jumlah yang sama yaitu 10 kg untuk masing-masing Keluarga Penerima Manfaat. Ini dibagikan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat jadi akan keluar dari Gudang BULOG setiap bulan sebanyak 210 ribu ton' kata Jokowi.
-
Apa yang terjadi pada pria di Garut? Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga. Solihin (51) menjelaskan jika kondisinya ini dimulai sejak 2020 lalu. Setiap malam ia selalu terjaga, sehingga tubuhnya tidak bisa diistirahatkan.
-
Bagaimana cara warga mendapatkan beras murah? Di Grobogan, ratusan warga menyerbu operasi pasar beras murah oleh Disperindag Grobogan pada Minggu (26/2) pagi. Dalam waktu setengah jam, tiga ton beras murah dari Bulog habis terjual. Pembelian beras dibatasi hanya satu karung isi 5 kilogram setiap orang. Setelah membeli beras warga mencelupkan jarinya ke tinta.
-
Mengapa Bulog menyalurkan bantuan beras? Dirinya juga menegaskan bahwa dengan disalurkannya kembali Bantuan Pangan beras pasca Pemilu ini merupakan bukti nyata program Bantuan Pangan beras ini tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu, sehingga dapat dipastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan.
Dalam sejumlah kesempatan, Mulyadi yang juga anggota Komisi V DPR ini meminta pemerintah untuk memperhatikan masyarakat desa. Dia juga mengkritik alokasi anggaran Kementerian Desa yang dinilai kurang untuk menyejahterakan masyarakat desa.
"Di daerah saya terbukti ada masyarakat desa tak bisa beli beras, tidak makan tiga hari. Datang dengan kondisi memprihatinkan. Saya tampak gagah anggota DPR RI, menggunakan jas, disumpah untuk memperjuangkan dapil, tiba-tiba di-SMS warga minta uang hanya untuk beli beras, miris sekali," jelas dia.
Tak ingin ada warganya menderita, Mulyadi pun mengirimkan tim untuk membantu orang tersebut. Tak cuma memberikan uang, dia juga mencarikan solusi agar orang tersebut mendapatkan pekerjaan. Sehingga bisa menafkahi keluarga.
Sekali lagi, dia mengkritik pemerintah yang terjebak konsep seremonial dan retorika dalam mengimplementasikan program di daerah khususnya masyarakat desa.
Sebagai anggota Banggar DPR, dia juga telah protes kepada pemerintah untuk mengalokasikan lebih anggaran kepada Kementerian Desa. Sebab, saat ini, anggaran Kemendes kecil sehingga sulit untuk bekerja optimal.
"Ekspektasi Kemendes tinggi, tapi dikasih kendaraan dengan CC di bawah seribu. Kita berharap mereka improvisasi dengan CC kendaraan 3 ribu," tegas Politikus Gerindra ini.
Mulyadi juga menyinggung tentang dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan masyarakat desa. Belum lagi, dampak dari kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di akhir pertemuannya, Dedi memberikan sejumlah uang kertas ke sang ibu muda.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaViral pria tak tega tagih utang pada seorang kakek, tuai simpati.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka bicara keras saat rapat dengan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan dan Bulog.
Baca SelengkapnyaJokowi nampak ditemani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara penyerahan.
Baca SelengkapnyaSeorang anak bernama Gibran menjerit kelaparan. Kondisi ekonomi keluarga membuat Gibran tidak bisa menikmati makanan.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Baca SelengkapnyaSeikat kangkung dan 2 telur ini untuk makan sahur 9 anggota keluarganya.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaViral diduga narapidana curhat sebut makanan di penjara tak layak. Postingan ini curi perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaPendistribusian air bersih ini, lanjut Twedi, dilakukan atas laporan warga Cibarusah yang kesulitan mendapatkan air bersih di saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca Selengkapnya