Di Bawah Komando AHY, Demokrat Dinilai Lebih Untung Jadi Oposisi
Merdeka.com - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melenggang mulus ke pucuk pimpinan partai Demokrat. Dia menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), setelah secara aklamasi dipilih menjadi Ketua Umum Demokrat dalam Kongres, Minggu (15/3).
Sejumlah pertanyaan muncul. Salah satunya soal arah politik Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Apakah akan bergabung ke koalisi pendukung pemerintah? Atau Demokrat di bawah AHY malah secara tegas mengambil posisi berlawanan, sebagai oposisi?
Pengamat politik, Adi Prayitno mengatakan, jika berkaca dari pengalaman, sebenarnya tak sulit membaca di mana partai mercy bakal berdiri. Demokrat, dalam pandangan dia, akan cenderung mengambil posisi di tengah atau non-blok.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Apa doktrin Partai Demokrat? Dalam anggaran dasar Partai Demokrat pada pasal 4, doktrin tri pakca gatra praja mengandung arti adanya tiga kehendak kuat atau tiga ketetapan atau tiga ketetapan hati dalam mebangun bangsa dan negara, yang diwujudkan ke dalam trilogi partai demokrasi, kesejahteraan, dan keamanan serta tiga wawasan partai yakni nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.
-
Bagaimana cara Demokrat dalam menghadapi dinamika politik? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Siapa yang pimpin pertemuan Demokrat? 'ke depan akan ada beberapa pertemuan yang sedang diagendakan oleh Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai ketua umum. Pertama akan ada pertemuan dengan para pengurus di tingkat pusat. Ini rencananya besok akan diadakan di hari Senin, tanggal 4 September,' kata Herzaky ketika dikonfirmasi, Minggu (3/9).
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
"Tidak oposisi, tidak juga (gabung) ke pemerintah. Dia ingin jadi penyeimbang antara koalisi dan oposisi. Kalau Pemerintah lagi bagus dia puji, kalau tidak dia kritik," kata dia, kepada merdeka.com, Senin (16/3).
Posisi yang demikian, kata Adi, merupakan ciri khas Demokrat. Politik 'ada di tengah' merupakan politik yang diambil oleh mantan Ketum Demokrat, SBY. "Itu posisi yang menjadi ciri khas Demokrat dan itu khas politik SBY. Dia berusaha untuk objektif dengan sikap politik," jelas dia.
Namun demikian, Demokrat di tangan AHY, juga berhadapan dengan harapan masyarakat yang menginginkan kehadiran partai oposisi sejati dalam percaturan politik nasional. Dia menggambarkan, saat ini posisi pemegang tongkat komando oposisi sedang lowong. Setelah Gerindra bergabung ke Pemerintah.
"Karena banyak orang yang kritis, anti-pemerintah dan kelompok yang dulu ingin ganti Presiden ini belum dapat muara politiknya," tutur dia.
Karena itu, jika AHY berani membawa Demokrat bergeser menjadi oposisi, maka Demokrat akan mendapatkan keuntungan elektoral. "PKS dianggap bukan sebagai tempat untuk menyalurkan itu. Kalau Demokrat muncul sebagai oposisi sejati, saya kira secara intens akan jauh lebih menguntungkan. Itu melihat suasana batin masyarakat banyak yang berharap Demokrat itu menjadi oposisi sejati," ujarnya.
Dia menilai pertemuan SBY dan Presiden PKS, Sohibul Iman tidak bisa ditafsirkan bahwa Demokrat hendak bergabung dan membentuk koalisi oposisi dengan PKS. "Kalau hanya sekedar ingin jadi oposisi. Saya kira SBY tidak perlu undang Sohibul Iman. Artinya lebih punya instrumen untuk menjadi oposisi, punya resource, infrastruktur," urai Adi.
Lagipula saat ini, situasi masyarakat telah terbagi pada dua kutub: pro maupun kontra Pemerintah. Di hadapan fakta ini, politik ada di tengah tidak terlalu menguntungkan bagi Demokrat.
"Memang tidak terlampau menguntungkan posisi di tengah. Masyarakat itu kalau tidak merah, ya putih. Sementara Demokrat ini pilihan politiknya abu-abu," ungkapnya.
"Jadi kalau mau tegas sebenarnya kalau ingin mendapatkan insentif elektoral yang luar biasa, tinggal memilih saja oposisi sejati atau sekalian saja mendukung pemerintah," imbuhnya.
Terkait terpilihnya AHY secara aklamasi, dia enggan menyatakannya sebagai tanda kegagalan kaderisasi Demokrat. Sebaliknya, munculnya trah Cikeas di pucuk pimpinan Demokrat merupakan pilihan logis.
"Partai Politik kita kadang memiliki dilema. Satu sisi ada tuntutan modernisasi. Tapi pada saat yang bersamaan potret pemilih kita itu masih mengandalkan kekuatan satu figur tertentu," urainya.
"Suka tidak suka, kebesaran dan kehebatan Demokrat karena ada SBY dan trah Cikeas lah secara umum. Dan tidak ada yang menjamin kalau ketua umum Demokrat di luar trah Cikeas, Demokrat ini akan kuat dan stabil. Jadi itu yang saya sebut sebagai dilema," terang Adi.
AHY dianggap sebagai sosok yang mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Demokrat ke depan. AHY dianggap sebagai duplikasi dari success story yang pernah dilakukan SBY. "Sama-sama di militer, punya karakter tegas. Dan sangat terlihat sejak awal bahwa AHY memang dipersiapkan untuk memimpin Demokrat."
Dalam pandangan dia, jika menilik karier politik AHY, bisa terlihat bahwa SBY memang sudah menyiapkan putra sulungnya sebagai penggantinya kelak. "Pertama misalnya jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, setelahnya Komandan Kogasma, terakhir Wakil Ketua Umum. Itu kan sangat terlihat bahwa Demokrat akan tetap menjadikan SBY, trah politik Cikeas sebagai magnet politik yang harus dipertahankan. Salah satunya Ketua Umum harus dilanjutkan oleh trah politik mereka," tandasnya.
"Ibas memang lebih lama, tapi memang profiling SBY itu orang melihatnya ada di AHY. Sama-sama tinggi besar, sama-sama berlatar belakang militer. Jadi yang dianggap memiliki jejak politik yang hampir serupa (dengan SBY) ya AHY. Kalau Ibas lebih ke sipil kan. Jadi wajar kalau tongkat estafet kepemimpinan jatuh ke AHY," lanjut dia.
Dia pun mengomentari hadirnya SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Hal tersebut tidak pula berarti AHY akan memimpin di bawah bayang-bayang SBY. "Bukan berarti Demokrat tidak mampu tanpa SBY. Tentu sangat mampu. Tapi karena SBY masih bisa, waktu dan tempat sebagai orang yang ditokohkan, makanya jadi mentor politik lah."
Dia memandang, posisi sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sebagai penghargaan kepada SBY sebagai pendiri partai dan tokoh senior. "Sebagai pendiri dan senior partai, dan pernah membuat partai ini berjaya dua periode. Dengan harapan bahwa dengan adanya sosok SBY di komposisi, pamor dan kekuatan Demokrat itu tetap," paparnya.
"Sambil lalu tentu saja SBY ini akan jadi mentor politik kader-kader Demokrat. Selain penghargaan SBY ini diposisikan sebagai orang yang masih bisa menjadi mentor, beri masukan, feedback," imbuhnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSBY meminta agar kader Demokrat berjuang di tengah politik pragmatis.
Baca SelengkapnyaSBY juga menegaskan janji menyukseskan pemerintahan Presiden Prabowo untuk lima tahun ke depan.
Baca Selengkapnyaetum) Partai Demokrat sekaligus Menteri ATR/Kepala BPN) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengaku merasa nyaman berada di Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaSBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik
Baca SelengkapnyaPolemik ini merupakan buntut dari kandasnya AHY sebagai Bakal Cawapres mendampingi Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY berharap mimpi Demokrat dikabulkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pihaknya akan menemukan baik jalan jalan maupun tempat yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaAHY mengaku mengetahui kondisi Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam menentukan nama menteri di kabinet.
Baca SelengkapnyaDemokrat mendapatkan hikmah karena Anies akhirnya memutuskan meninggalkan AHY.
Baca Selengkapnya