DPD Golkar Jabar Dukung Bahlil Jadi Ketua Umum, Ini Pertimbangannya
Keputusan ini merupakan hasil diskusi dengan semua pengurus Partai Golkar tingkat kabupaten Kota di wilayah Jawa Barat.
DPD Partai Golkar Jabar memberikan sinyal dukungan kepada Bahlil Lahadalia untuk menjadi Ketua Umum menggantikan Airlangga Hartarto. Setelah itu, partai berlambang pohon beringin ini fokus mengamankan sejumlah agenda politik ke depan.
Sekretaris DPD Golkar Jabar, MQ Iswara mengatakan pengurus partai tingkat pusat langsung melakukan sejumlah pembahasan penting setelah Airlangga menyatakan mundur sebagai ketua umum pada 10 Agustus lalu.
Pada rapat pleno tangga 13 Agustus, Agus Gumiwang yang menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar dipilih secara aklamasi terpilih menjadi Pelaksana (Plt) Ketua Umum Golkar. Di malam yang sama, disepakati pula Musyawarah Nasional (Munas) akan dilaksanakan di Jakarta dengan diawali Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) tanggal 20 Agustus.
“Yang kami ketahui pak Agus Gumiwang Kartasasmita tidak maju (sebagai calon Ketua Umum Golkar), dan dukungan memang dari para ketua DPD sebagian besar sudah memberikan dukungan kepada Pak Bahlil, itu faktanya,” jelas dia, Kamis (15/8).
“Ya, termasuk Jabar. Saya jawab tegas termasuk Jabar. Kabupaten Kota, biasanya mutatis mutandis dengan Provinsinya, atau seirama dengan dukungan yang diberikan Provinsinya,” Iswara melanjutkan.
Ada beberapa pertimbangan yang ia sebut mengapa dukungan diberikan kepada Bahlil. Keputusan ini merupakan hasil diskusi dengan semua pengurus Partai Golkar tingkat kabupaten Kota di wilayah Jawa Barat.
“Kita juga melihat teman-teman di provinsi dan diskusi intens di Jakarta dan kemudian kita juga melihat konstelasi politik yang ada, kita berpikir untuk partai Golkar yang lebih maju ke depan, kita tahu Golkar partai yang besar, partai dewasa, berpengalaman, partai yang sudah terbiasa berdinamika,” terang Iswara.
“Hal semacam ini biasa di Partai Golkar, kita pernah menjadi partai yang dihujat pada 1999, bahkan hampir dijadikan partai terlarang, kita juga pernah pecah dua, kubu Ancol dan Bali, buat kami hal semacam ini biasa, sebuah dinamika, terpenting bagi kami adalah mengamankan agenda ke depan,” pungkasnya.