DPR sentil penggunaan anggaran Asian Games 2018 yang tak transparan
Merdeka.com - Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) meminta anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018 senilai Rp 4,5 triliun di luar venue pertandingan. Apabila disetujui, Rp 1,8 triliun akan digelontorkan usai pembahasan APBN-P 2017 yang dilakukan pekan depan.
Anggota Komisi X DPR Yayuk Basuki menyoroti anggaran sebesar itu. Dia meminta anggaran tersebut dikelola dengan transparan dan akuntabel.
"Kami sebagai anggota dewan Komisi X DPR RI yang membidangi olahraga mempunyai beberapa catatan yang perlu kita waspadai bersama terutama terkait dengan akuntabilitas dan efisiensi penggunaan anggaran negara untuk kegiatan tersebut," kata Yayu dalam keterangan tertulis, Senin (10/7).
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
-
Kenapa DPR diminta buka nama anggota yang main judi? 'PPATK wajib buktikan temuan tersebut. Harus clear bahwa ribuan anggota dewan itu betul-betul terlibat atau bermain, jangan sekedar dugaan. Dan kalau sudah firm, harus diungkap semuanya, sebut nama-namanya biar publik tahu. Karena kalau betul terjadi, ini kan tentunya sangat memalukan dan mengecewakan. Coba, gimana masyarakatnya mau ikuti aturan kalau pejabat publiknya seperti ini?', ujar Sahroni, Kamis (27/6).
-
Mengapa DPR menggunakan hak angket? Tujuan dari hak angket ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan terkait kebijakan pemerintah.
-
Bagaimana DPR RI menjemput bola? “Karena kita memang tidak menunggu mereka mengirim surat untuk menjadi observer, tapi kita yang menghadirkan negara-negara yang dapat memberikan kontribusi keamanan, perdamaian, kesejahteraan dan peningkatan segala bidang di kawasan ASEAN,“ jelas dia.
Asian Games XVIII 2018 akan digelar di Jakarta dan Palembang tahun depan. 45 Negara se-Asia akan mengirimkan sekitar 15.000 atlet untuk mengikuti 484 nomor pertandingan dari 44 cabang olahraga.
Sampai saat ini, kata Yayuk, INASGOC, yang dipimpin oleh Erick Thohir ini masih belum memberikan laporan penggunaan uang negara sebesar USD 45 juta atau sekitar Rp 600 miliar dari kegiatan yang bersumber dari APBN 2015 (PR Campaign USD 15 juta) dan dari APBN 2016 (Broadcasting Fee USD 30 juta).
Menurut dia, INASGOC juga belum memberikan penjelasan resmi tentang posisi terahir atas kebutuhan anggaran dan peruntukannya yang telah disetujui pemerintah.
"Selain itu, INASGOC juga belum menjelaskan realisasi arahan Ketua Dewan Pengarah yang juga Wapres RI terkait rencana efisiensi kepanityaan yang dianggap terlalu gemuk 200-an orang tidak termasuk 11.000 relawan Asian Games," kata Yayuk.
Perlu dijelaskan juga, kata dia, bagaimana akuntabiltas dan efisiensi bisa dilakukan oleh INASGOC sementara Perpres no. 48 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Asian Games 2018, telah memberikan ruang kepada INASGOC untuk dapat melakukan penunjukan langsung untuk pekerjaan hingga puluhan miliar rupiah.
Hal tersebut di atas hanya sebagian kecil dari banyak hal yang telah diminta beberapa kali sejak tahun lalu dan tidak diindahkan oleh INASGOC sampai saat ini.
"INASGOC seharusnya memberikan penjelasannya secara transparan sebelum pembahasan Rp 1,8 triliun pada APBN-P 2017 dilakukan. Agar publik dan stake holder olahraga juga dapat mengawasi bersama mengingat anggaran ini juga berasal dari uang rakyat," tutup Yayuk. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Infrastruktur yang tidak memadai hingga pelayanan yang diberikan mencerminkan tidak profesionalnya negara dalam penyelenggaraan PON tahun ini.
Baca SelengkapnyaAnalisis pun akan segera dilakukan untuk menyimpulkan ada tidak tindak pidana korupsi terkait penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumut tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, setiap event besar pasti ada kesalahan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaPolri mengirim tim dari satuan tugas yang terdiri dari Polda Aceh dan Sumut untuk mengusut sederet permasalahan saat penyelenggaraan PON XXI.
Baca SelengkapnyaPolri telah berkoodinasi dengan Menpora perihal dugaan penyelewengan keuangan kegiatan PON ini.
Baca SelengkapnyaMenpora Dito Ariotedjo bakal berkoordinasi dengan Kejagung dan Polri terkait dugaan Korupsi PON Aceh-Sumut.
Baca SelengkapnyaPolri menyatakan segera menuju Aceh untuk mengusut dugaan dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh dan Sumut.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, aparat penegak hukum di Polri, Kejaksaan, KPK memiliki ruang yang sama untuk menagani.
Baca SelengkapnyaPemprov NTB tidak sanggup bayar hosting fee MotoGP Mandalika sebesar Rp 231 Miliar. Bagaimana kelanjutannya?
Baca SelengkapnyaTahun ini, untuk pertama kalinya PON digelar di dua provinsi. Yakni Sumatera Utara dan Aceh.
Baca SelengkapnyaTrunoyudo masih enggan mengulas lebih jauh penanganan dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan PON XXI di Aceh dan Sumut.
Baca SelengkapnyaMenteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengungkap untuk apa saja anggaran tersebut.
Baca Selengkapnya