FX Rudy: Dewan Kolonel Tak Sesuai AD/ART PDIP
Merdeka.com - Kemunculan Dewan Kolonel yang merupakan loyalis Puan Maharani dan Dewan Kopral dari kelompok pendukung Ganjar Pranowo mendapat tanggapan dari FX Hadi Rudyatmo, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo. Dia menyatakan, Dewan Kolonel tidak ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP.
"Keberadaan Dewan Kolonel itu urusan mereka-mereka. Tidak ada di AD/ART partai," ujar Ketua FX Hadi Rudyatmo, Jumat (23/9).
Mantan Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy mengatakan, keberadaan Dewan Kolonel harus disikapi secara tegas oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang direkomendasikan oleh DPP PDIP sebagai calon wakil wali kota? Putri politisi senior PDIP Aria Bima, Sukma Putri Maharani, mengaku legowo dan menerima keputusan DPP PDIP yang merekomendasikan Bambang Nugroho (Bambang Gage) sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Teguh Prakosa di Pilkada Solo di Pilkada Solo 2024.
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa pesan para ketua dewan kepada pengurus Golkar? “Jangan ada lagi konflik internal yang justru kontraproduktif dengan cita-cita Partai Golkar, mengembalikan kemenangan seperti Pemilu 2004,“ ujar Lodewijk.
"Yang ada itu Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Tidak ada itu Dewan Kolonel," tegasnya.
Sepakat dengan Hasto
Rudy sepakat dengan apa yang disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut jika adanya Dewan Kolonel tidak sesuai AD/ART partai. "Saya setuju dengan sikap Pak Sekjen, sudah sangat tepat. Makanya Bu Mega juga menyampaikan, tidak ada di AD/ART, yang ada hanya DPP, DPD, dan DPC yang membawahi PAC, ranting, anak ranting, badan dan sayap partai. Jadi tidak ada istilah dewan-dewan yang begitu itu," tandasnya.
Rudy menegaskan, partainya tidak memerlukan adanya Dewan Kolonel atau Dewan Kopral.
"Apa pun yang dibentuk, yang namanya fraksi DPR, anggota DPR RI itu pangkate bintang 4, jenderal sejajar dengan presiden. Makanya sikap Pak Sekjen jelas di PDIP nggak ada nama dewan kecuali DPP, DPD, DPC dan tidak ada dewan yang lain," tegasnya.
Tidak Ada Perpecahan
Adanya Dewan Kolonel dan Dewan Kopral, lanjut Rudy, bukan berarti ada perpecahan di internal partai. Karena kader-kader PDIP, dikatakan Rudy, sudah tahu dan paham jika dewan itu ada tiga, sehingga tidak ada dewan yang lainnya.
"Kader PDIP sudah tahu yang nama dewan itu ada tiga, DPP, DPD, dan DPC. Tidak ada dewan-dewan yang lain," jelasnya.
Rudy menyatakan munculnya istilah Dewan Kolonel sudah jelas tidak ada di AD/ART. Jika hanya guyonan, ia juga tak habis pikir, mengapa kalangan elite bisa menyampaikan guyonan seperti itu.
"Yang mengarahkan itu siapa ? Kok bisa kalau itu guyonan, kelas elite kok guyonan," ucapnya.
Rudy menambahkan, keberadaan dewan seperti itu tidak diperlukan untuk mendongkrak nama. Karena PDIP sudah punya DPP, DPD, DPC, PAC, ranting, anak ranting, badan dan sayap partai.
"Sudah jelas itu, ngapain cari yang lain" pungkas dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaRudy tidak ingin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dianggap melakukan politik dua kaki.
Baca SelengkapnyaRudy menambahkan, agar permasalahan tidak berlarut larut, ia berniat untuk menemui Gibran.
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan yang berlangsung empat mata itu, membicarakan Pilkada Solo.
Baca SelengkapnyaRudy menegaskan jika jajarannya siap memenangkan siapapun tokoh yang direkomendasikan meski ada kemungkinan dikeroyok.
Baca SelengkapnyaPDIP meminta para relawan untuk tidak menghujat dan mencaci maki lawan politik Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaRudy menegaskan jika dirinya tak perlu bertemu Gibran lagi, karena surat tersebut sudah sampai di tangan wali kota Solo itu.
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo yang juga kader PDI Perjuangan Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan segera menemui FX Rudy.
Baca SelengkapnyaRudi lalu menyinggung jabatan Wali Kota Surakarta yang berhasil didapat Gibran.
Baca SelengkapnyaMega memperingatkan aparat untuk tidak mengintimidasi rakyat.
Baca SelengkapnyaRudy juga memastikan jika PDIP tidak akan berubah haluan menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaNama mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Hendi mencuat dalam bursa Pilkada Jateng.
Baca Selengkapnya