Ganjar Soal Presiden Boleh Kampanye: Dicatat Sejarah, Machiavelli Itu Semua Sudah Suka-suka
Ganjar mengaku menghormati pilihan politik Jokowi di Pemilu 2024
Ganjar mengaku menghormati pilihan politik Jokowi
Ganjar Soal Presiden Boleh Kampanye: Dicatat Sejarah, Machiavelli Itu Semua Sudah Suka-suka
Calon Presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo tidak mempersoalkan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkampanye. Mendukung capres tertentu di Pemilu 2024.
Ganjar mengaku menghormati pilihan politik Jokowi. Terlebih, nantinya akan turun gunung membantu Gibran Rakabuming Raka, anaknya menang di pemilu.
"Kalau umpama beliau turun gunung kan statementnya sudah disampaikan, boleh lho presiden kampanye, saya tidak pernah problem. Itu pilihan politik yang saya hormati," ungkap Ganjar pada acara diskusi di stasiun TV, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (26/1).
Menurut Ganjar, pernyataan Jokowi dapat dinilai sendiri oleh masyarakat dan juga akan menjadi catatan buruk dalam sejarah.
Karena ada fatsun politik, moral, dan etika yang harus dijaga di dalam demokrasi.
"Akan dicatat dalam sejarah masing-masing, orang berubah karena sesuatu, dan kemudian orang bisa menilai, enggak apa-apa," ujar Ganjar.
Meski demikian, Ganjar menyampaikan, ada tanggung jawab politik dan moral yang harus ditinggalkan untuk dicontoh generasi muda dalam berpolitik dan berdemokrasi dan hal itu harus dimulai dari elite politik.
"Apa yang akan kita berikan kepada anak dan cucu terhadap pendidikan politik hari ini. Kalau kemudian elite kita tidak bisa memberikan contoh, tidak mengedukasi maka yang terjadi adalah suka-suka,” ujar Ganjar.
“Kalau sudah suka-suka, yang terjadi hukumnya hanya satu saja, machiavelli. Segala cara akan digunakan," tambah Ganjar.
Istilah Machiavelli diambil dari nama diplomat dan politikus Italia yang juga filsuf. Dia sangat disegani di Eropa pada masa Renaisans.
Lalu, nama Machiavelli, kemudian diasosiasikan dengan hal yang buruk.
Untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Orang yang melakukan tindakan seperti ini disebut makiavelis.
Selain itu, Ganjar mengaku bersama Mahfud MD, masih memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik kepada generasi muda.
Hal itulah yang mendorong Mahfud MD memutuskan akan mundur dari jabatan Menko Polhukam, untuk menghindari conflict of interest.
"Kita masih punya kok bang, pesan-pesan politik yang kita berikan kepada generasi berikutnya, jangan dilanggar, itu tidak elok, tidak etis, ada moral fatsun, ada regulasinya," ujar Ganjar.
Mantan Gubernur Jateng itu mengingatkan,
setiap pejabat publik bertanggung-jawab untuk menjaga netralitas dan tidak menghalalkan segala cara.
Termasuk mengklaim program pemerintah sebagai keberhasilan instansi atau pribadi demi memenangkan Pemilu.
"Ya kan ada klaimnya, ini dari kami, ketika memberikan bantuan. Jangan lupa ya besok ucapin terima kasih ke sana ya, ini dari kami lho, kan kita tahu diksinya,” ujar Ganjar.
“Kita tahu cara berkomunikasi, kita tahu lubang jarum yang kecil itu mau dimasukkin dari mana untuk menghalalkan.
“Makanya saya bilang tadi kalau semua sudah bebas-bebasan, maka yang terjadi adalah Machiavelli, aturan hanya sekadar aturan dan pasti orang akan bisa mengangkangi, dan kita akan diketawai oleh rakyat," pungkas Ganjar.