Isu agama dinilai tak mempan gerus suara Jokowi di 2019
Merdeka.com - Joko Widodo dan Prabowo Subianto diprediksi bakal kembali bertarung pada Pilpres 2019. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menilai Ketua Umum Gerindra itu bakal mengulang hasil Pilpres 2014, kalau masih memainkan isu yang sama.
Menurutnya, isu agama tidak bakal mempan untuk menggerus dukungan kepada Jokowi di 2019.
"Pilpres 2014 waktu itu kita enggak tahu darimana sumber isu yang menyerang Jokowi terkait isu agama dan seterusnya, isu itu terlalu cepat di awal dan diklarifikasi Jokowi dengan konsolidasi ke ulama, umroh dan lain-lain. Ini memang tidak jadi poin penting lagi kalau Prabowo pakai isu itu untuk melawan Jokowi di 2019," jelas Adjie di Graha Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/2).
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
Isu ekonomi, kata Adjie, bakal menjadi senjata tepat Prabowo atau siapapun yang menjadi lawan Jokowi di 2019. Sebab saat ini, masyarakat dilanda keresahan atas ekonomi Indonesia yang tidak kunjung membaik selama kepemimpinan Jokowi.
"Kondisi publik umum resah dengan ekonomi, harga pangan tinggi, lapangan kerja, ini berkaitan dengan isu ketiga, buruh asing, pengangguran meningkat," kata Adjie.
Adjie juga menilai apabila isu ini ditangani baik oleh Jokowi, maka peluang menang makin terbuka lebar. Begitu juga sebaliknya, kalau abai bisa saja suara Jokowi akan tergerus.
"Dua isu ini jadi kekuatan Jokowi bila bisa dikelola dengan baik tapi fatal jika dua isu tidak dikelola baik," ucapnya.
Hasil survei LSI Denny JA masih memantapkan elektabilitas Jokowi di angka 48,50 persen. Sementara, Prabowo ditambah nama tokoh lainnya, mendapat di angka 41,2 persen.
Namun, Adjie mengingatkan hasil ini disebabkan Jokowi sebagai petahana mendapat ruang besar ke publik. Meski begitu posisinya tidak aman lantaran tidak mengantongi dukungan di atas 50 persen.
"Posisi ini terjadi karena Prabowo belum melakukan kampanye, safari politik sedangkan Jokowi punya space lebih luas untuk sosialisasi, media expose lebih luas. Makanya ini bukan posisi aman buat Jokowi," tukasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi demokrasi Indonesia menjadi sorotan di era Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaJika Presiden Jokowi menjadi ditraktor maka Anies tidak akan bisa menjadi Gubernur DKI.
Baca SelengkapnyaSalim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca Selengkapnya