Konvensi capres belum bisa dongkrak elektabilitas Demokrat
Merdeka.com - Meski mengadakan konvensi calon presiden untuk memulihkan kepercayaan publik, elektabilitas Partai Demokrat belum bisa terangkat. Partai besutan SBY itu masih memiliki waktu sekitar 6 bulan untuk menaikkan elektabilitas.
Hal itu diungkapkan peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Burhan mengatakan, konvensi itu tidak banyak membantu elektabilitas Partai Demokrat secara keseluruhan.
"Sejauh ini konvensi belum memiliki kontribusi mengangkat elektabilitas Partai Demokrat. Ini terbukti dari hasil survei, hasilnya belum mencapai dua digit. Saya tidak menutup pintu seolah-olah Partai Demokrat sudah habis. Tapi masih ada waktu sekitar 6 bulan ke depan," kata Burhan usai saksi ahli sengketa pilkada di Gedung MK, Senin (25/11).
-
Bagaimana Partai Demokrat meraih suara? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Kenapa suara Partai Demokrat merosot? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Siapa yang menyatakan Demokrat tidak akan rujuk? Ketua BPOPKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan tidak mungkin partainya memutuskan untuk rujuk kembali dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.
-
Apa hasil rekapitulasi suara di DIY? Dari hasil rekapitulasi suara ini, pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi peraih suara terbanyak di Pilpres 2024. 'Peringkat 1 dipaslon nomor urut 2. Peringkat 2 dipaslon nomor urut 3. Peringkat 3 ada dipaslon nomor urut 1,' kata Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi, Selasa (5/3).
-
Siapa yang pimpin pertemuan Demokrat? 'ke depan akan ada beberapa pertemuan yang sedang diagendakan oleh Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai ketua umum. Pertama akan ada pertemuan dengan para pengurus di tingkat pusat. Ini rencananya besok akan diadakan di hari Senin, tanggal 4 September,' kata Herzaky ketika dikonfirmasi, Minggu (3/9).
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
Selain karena hilangnya greget konvensi, Burhan mengungkapkan, bahan material yang disampaikan peserta konvensi kurang memikat publik. Masalah lainnya, kurangnya sarana bagi calon untuk menyampaikan visi misinya.
"Satu kurang bergairahnya konvensi. Kedua peserta konvensi kurang greget. Lainnya menurut saya raw material peserta kurang nendang. Itu harusnya disadari peserta konvensi karena kurang sarana mengenalkan visi misi calon," papar Burhan.
Mestinya dengan semua kekurangan itu, Burhan mengatakan, Partai Demokrat harusnya segera mengevaluasi dan menutupi kekurangan dalam konvensi. Bila tidak percuma saja Partai Demokrat melakukan konvensi.
"Berdasarkan survei hingga saat ini, konvensi itu belum ada kontribusinya untuk Partai Demokrat. Harusnya ada evaluasi yang baik dari komite konvensi maupun dari Partai Demokrat untuk memperbaiki dan menutup kekurangan kelemahan yang terjadi. Bila tidak, percuma ada konvensi jika tak mampu angkat elektabilitas partai," ujar Burhan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaHanggoro menilai, masyrakat tak dapat menilai secara objektif debat yang berlangsung.
Baca SelengkapnyaDemokrat memiliki survei internal, dan AHY yakin perolehan suara akan lebih dari survei eksternal.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di posisi terbawah yakni 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan hasil debat ketiga calon presiden digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam.
Baca Selengkapnyadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) terkesan diputuskan terlalu cepat dan mendadak.
Baca SelengkapnyaSebab, ketiga Capres masih berpeluang kalah dan hanya dua Capres yang berpeluang masuk putaran kedua
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran tak merasa cepat puas dengan perolehan survei Litbang Kompas tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dilakukan pada 2-11 September 2023.
Baca Selengkapnya