LIPI sebut Pilkada bukan lagi soal mementingkan rakyat
Merdeka.com - Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI Adriana Elizabeth merasa ajang Pilkada saat ini hanya mementingkan kekuasaan. Para kandidat terkesan lupa bahwa mereka harus mengutamakan kepentingan rakyat.
"Kalau bicara Pilkada sebagai pertarungan politik. Politik itu hanya pertarungan kekuasaan," kata Adriana dalam acara diskusi Jakarta Demokrasi tanpa SARA di kantornya, Rabu (27/10).
Selama momen Pilkada, para calon diharapkan bisa menerapkan demokrasi terukur. Mereka harus bisa berperang gagasan dan ide guna memenangkan pertarungan. "Ini perlu dibangun. Bukan menyebar SARA," tegasnya.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kenapa Pilkada penting? Pemilihan melalui Pilkada juga penting untuk menjaga kedaulatan rakyat. Dengan memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mereka sendiri, Pilkada mendorong partisipasi aktif masyarakat dan menghindari kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan segelintir orang atau kelompok.
-
Apa tujuan utama dari Pilkada? Pilkada yang dilaksanakan secara serentak di 37 provinsi ini tidak hanya menjadi ajang bagi masyarakat untuk memilih pemimpin lokal yang terbaik, tetapi juga merupakan cerminan dari partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi.
-
Apa tujuan utama Pilkada? Pilkada ini merupakan sebuah pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang sudah berhasil memenuhi syarat.
Untuk itu, kata Adriana, para kandidat perlu memahami tiap kode etik dalam berdemokrasi. Sehingga mereka tidak melewati batas dalam berpolitik di Tanah Air.
"Demokrasi berlogika ini juga perlu menunjukkan kemapanan diri untuk tidak jadi trouble maker bagi peserta demokrasi yang lain," jelasnya.
Terkait maraknya isu SARA, Adriana merasa hal itu sulit dibendung. Maka dari itu diperlukan sikap bijak dari para calon dan masyarakat dalam memahami masalah itu.
"Bagi saya isu mayoritas dan minoritas tidak akan berhenti. Yang penting sekarang ini bagaimana kita memahami isu mayoritas dan minoritas dengan bijak," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat disajikan realita kontestasi yang dibentuk sedemikian rupa. Padahal ada pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan mendesak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat disajikan realita kontestasi yang dibentuk sedemikian rupa. Padahal ada pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan mendesak.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, pada pelaksanaan Pemilu saat ini masyarakat tidak dapat menyalurkan hak konstitusionalnya dengan baik.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, jelang Pilkada ada fenomena yang berkembang, bahwa Pilkada dijadikan momentum Unjuk Kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket
Baca SelengkapnyaPoses kandidasi yang telah terjadi dalam Pilkada 2024 dinilai sangat jauh dari prinsip-prinsip demokrasi.
Baca SelengkapnyaMegawati menyoroti konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaApalagi menggunakan pemilu untuk melanggengkan kekuasaan.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mewanti-wanti potensi merosotnya kepercayaan publik kepada Prabowo Subianto akibat isu Pilkada oleh DPRD
Baca Selengkapnya"Sepertinya para penyelenggara Pemilu lebih menitikberatkan pada pemilihan presiden," kata SBY.
Baca Selengkapnya