PDIP Buka Suara soal Pemecetan Jokowi dan Kasus Hasto
PDIP memulai proses pemecatan Jokowi yang telah dilakukannya sejak Oktober 2024 lalu.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun menegaskan, pemecatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader PDIP bukan karena keputusan Sekjen Hasto Kristiyanto.
Komarudin menyebut, hal itu sebagai keputusan dirinya sebagai Ketua Bidang Kehormatan Partai, yang tentunya berkonsultasi langsung dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Komarudin menanggapi terkait kasus yang menjerat Hasto ada kaitannya dengan pemecatan Jokowi.
“Oh, Pak Hasto yang pecat Jokowi Itu pernyataan ngawur, Partai ini ada aturannya dan Ibu Megawati itu ketua umum yang tidak bisa dipengaruhi oleh siapa juga. Jangan dipikir Hasto bisa pengaruhi Megawati,” kata Komarudin di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (18/2).
“Jadi jangan segampang itu menilai, apalagi partai besar ini. Mas Hasto suka-suka pecat-pecat orang, proses pemecatan Jokowi itu dari saya ketua bidang kehormatan PDI Perjuangan,” sambungnya.
Konsekuensi Berpartai
Komarudin juga mengungkapkan alasan dirinya tidak berbicara tegas soal pemecatan Jokowi dan keluarga.
Sebab, jika seseorang berada di dalam satu organisasi, semestinya menerima apapun konsekuensi jika tak lagi sejalan.
“Mestinya terima itu secara jantan tidak perlu diperdebatkan dan mencari kambing hitam, Jadi sejak Jokowi dan anak-anak mantunya pindah ke sebelah, masa kita tidak pecat? Tidak bisa dong,” tegas Komarudin.
“Masa orang partai, rekan-rekan partai yang berdarah-darah ini buat salah kita pecat lalu dia siapa? Kan begitu,” sambung dia.
Kronologi Pemecatan Jokowi
Dia pun mengulas kembali proses pemecatan Jokowi yang telah dilakukannya sejak Oktober 2024 lalu. Dimana, dia bersama tim melakukan menginventarisir seluruh pelanggaran anggota partai dari seluruh Indonesia.
Ketika ditemukan adanya kader melakukan pelanggaran berat, Komarudin pun menyerahkan keputusan kepada Ketua Umum Megawati.
Namun, pada saat itu Jokowo masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sehingga, PDIP memberi penghormatan kepada Jokowi dan tidak memecatnya kala itu.
“Tapi karena toh kita menghormati orang, kalau orang tidak menghormati kita berarti kan tidak sama, tidak seimbang dong, Tapi karena jalan terus ya terpaksa tanggal 16 Desember Ibu memerintahkan Komarudin Watubun mengumumkan pemecatan, begitu caranya ceritanya,” ujar Komarudin.
“Saya dikasih tau, di telpon saya kan nanti diumumkan harus baca teks yang dari Ibu. Jadi itu dibaca, dititik koma, dulu itu makanya saya hati-hati waktu umumkan itu. Itu perintah Ketua Umum PDI Perjuangan, Jadi jangan cari kambing hitam Kalau mau lawan Ibu, lawan Ibu, lawan kita,” tutupnya.