Puan soal Debat Cawapres: Etika Anak Muda kepada yang Lebih Tua Penting, Jangan Semena-mena
Puan juga menyinggung bahwa bansos bukan dari kantong menteri, melainkan dari uang rakyat kembali ke rakyat.
Puan mengakui saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia.
Puan soal Debat Cawapres: Etika Anak Muda kepada yang Lebih Tua Penting, Jangan Semena-mena
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, menyoroti pentingnya menjaga adab dan sopan santun sebagai orang Indonesia, termasuk menjaga adab saat Debat Cawapres.
Hal itu Puan sampaikan saat bertemu kader dan anggota sayap partai PDIP Sumenep di Islamic Center Bindara Saod. Selain memberi arahan kepada kader dan anggota Bamusi serta BMI, ia sekaligus memberi pembekalan kepada caleg PDIP Sumenep.
"Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga," ujar Puan, dalam keterangannya, Senin (22/1).
Meski demikian, Puan mengakui saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia. Jika berbicara soal struktural, kata Puan, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.
"Tetapi hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi," tegasnya.
Selain itu, Puan juga menyinggung bahwa bansos bukan dari kantong menteri, melainkan dari uang rakyat kembali ke rakyat. Ia mengingatkan tak boleh ada pihak atau paslon yang mengklaim memberi bansos.
"Bansos itu bukan karena menteri di sana, atau yang sana ikut ke presiden, enggak. Kita enggak punya opo-opo. Tetapi ingat, apa yang diberikan ke rakyat ya uang rakyat. Dibeli dengan pajak yang dibayarkan rakyat," sebutnya.
"Kita juga perjuangkan. Itu adalah pemberian negara untuk rakyat. Nggak bisa diklaim dari satu calon atau satu partai saja," imbuh Puan.
Puan juga mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan berbagai isu dan dinamika di lapangan. Termasuk apabila ada pihak lain yang mengklaim keberhasilan Pemerintahan saat ini berkat bantuan mereka.
"Di jalan banyak baliho yang mengklaim 'Partai anu adalah Jokowi', apa iya? 10 Tahun bersama kita saja enggak dianggap keluarga. Ini baru sebentar sudah ngaku paling dekat,” katanya.
"Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada," sambung Puan.
Ditambahkannya, politik adalah soal pengabdian. Menurut Puan, rakyat yang akan menilai bagaimana sosok tokoh pemimpin dari sikap dan keputusannya.
"Kita bukan lebih hebat, tapi kita lebih banyak. Se-Indonesia itu kita paling banyak. Keluarga besar PDIP. Mereka khawatir sama kita," lanjut Puan.