Survei Indikator: Prabowo-Gibran Unggul di Basis NU dan AMIN Menang di Kalangan Muhammadiyah
Prabowo-Gibran kembali unggul dengan basis bukan Ormas Islam manapun yakni 38,2 persen.
Pasangan Prabowo -Gibran unggul sebesar 43,6 persen pada basis NU.
Survei Indikator: Prabowo-Gibran Unggul di Basis NU dan AMIN Menang di Kalangan Muhammadiyah
Lembaga survei Indikator mengeluarkan hasil tren tiga pasangan Bacapres-Bacawapres, pada basis kedekatan ormas Islam terhadap. Dalam rilisnya, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul sebesar 43,6 persen pada basis NU.
Sedangkan, untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 35,0 persen dan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar sebanyak 17,7 persen.
"Pada basis NU, Prabowo cenderung menguat, Anies dan Ganjar cenderung menyusut," tulis dalam rilis tersebut, Minggu (12/11).
Kemudian untuk basis Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya, pasangan Anies-Muhaimin unggul 43,4 persen. Lalu, pasangan Prabowo-Gibran sebesar 34,0 persen dan Ganjar-Mahfud yakni 21,5 persen.
"Di basis Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya, Prabowo secara umum memiliki kecenderungan meningkat, Ganjar menurun, dan Anies trennya menurun hingga Agustus, kemudian menguat," tulis kembali rilis tersebut.
Berikutnya, untuk pasangan Prabowo-Gibran kembali unggul dengan basis bukan Ormas Islam manapun yakni 38,2 persen. Selanjutnya, Anies-Muhaimin yaitu 35,9 persen dan Ganjar-Mahfud sebanyak 16,4 persen.
"Sementara pada kelompok yang tidak mengidentikkan diri dengan ormas islam manapun, Prabowo dan Ganjar memiliki pola yang berkebalikan hingga awal Oktober, dan pada temuan terakhir kecenderungan keduanya menurun," tulis rilis kembali.
"Sementara Anies cenderung menurun hingga Agustus, kemudian menguat," sambungnya.
Kemudian, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD unggul 44,4 persen dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebanyak 34,9 persen dan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 15,7 persen.
Jumlah ini berdasarkan tren tiga pasangan pada basis Pilpres 2019 lalu. Pasangan Ganjar-Mahfud itu unggul dalam basis Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sedangkan, pada basis Prabowo-Sandiaga lebih mengunggulkan pasangan Prabowo-Gibran yakni 45,3 persen yang berbeda tipis dari pasangan Anies-Muhaimin yaitu 44,9 persen. Kemudian, untuk pasangan Ganjar-Mahfud ini hanya memperoleh 4,0 persen. Jumlah ini terpaut jauh dari pasangan Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
"Pada basis Jokowi-Ma’ruf Amin, Ganjar mnurun curam, Prabowo menguat cukup besar. Sementara pada basis Prabowo-Sandi, dukungan tampak beralih dari Prabowo ke Anies, Ganjar stagnan," tulisnya..
merdeka.com
Selanjutnya, pada basis Jokowi-Ma'ruf dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasangan Ganjar-Mahfud lebih unggul 74,5 persen, sedangkan Prabowo-Gibran sebesar 19,1 persen dan Anies-Muhaimin hanya 4,9 persen.
Berikutnya, untuk basis Jokowi-Ma'ruf dari non-PDIP, pasangan Prabowo-Gibran unggul sebesar 43,7 persen. Lalu, untuk Ganjar-Mahfud yakni 27,7 persen dan Anies-Muhaimin sebesar 21,8 persen.
"Pada basis Jokowi-Ma’ruf Amin dari PDIP, Ganjar sangat dominan meski ada kecenderungan menurun di periode akhir temuan, Prabowo menguat," tulis kembali rilis tersebut.
"Sementara pada basis non PDIP, cenderung imbang antara Prabowo dan Ganjar sejak April hingga sebelum pendaftaran Prabowo-Gibran, tapi saat ini Prabowo dominan," sambungnya.
Sebagai informasi, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Kemudian, untuk penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti, survei ini dilakukan sejak Desember 2022 hingga 1 November 2023.