TKN Prabowo-Gibran Minta Relawan Doa Ucapkan Amin: Kalau Anteng, Nanti Ditafsirkan yang Bukan-Bukan
"Sekarang kalau doa amin-nya dilanjutkan, Amin ya rabbal alamin karena kalau amin-nya mandek ditafsirkan yang bukan-bukan nanti," ucap Nusron.
"Sekarang kalau doa amin-nya dilanjutkan, Amin ya rabbal alamin karena kalau amin-nya mandek ditafsirkan yang bukan-bukan nanti," ucap Nusron.
TKN Prabowo-Gibran Minta Relawan Doa Ucapkan Amin: Kalau Anteng, Nanti Ditafsirkan yang Bukan-Bukan
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid meminta relawan dan massa pendukung tidak ragu mengucapkan amin saat mengakhiri doa.
Hal ini disampaikan Nusron di hadapan para relawan Nderek Guru (Ndaru) di Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Relawan Ndaru, Jalan Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (17/12).
Awalnya, Nusron melantunkan doa berisi harapan agar Prabowo-Gibran menang di Pilpres 2024. Namun, relawan tampak ragu untuk mengucapkan amin di akhir doa.
"Semoga Pak Prabowo dan Mas Gibran akan menang satu putaran pada tanggal 14 Februari 2024, Pemilunya sudah selesai pemenangnya adalah Prabowo Gibran," kata Nusron.
"Amin allahumma amin ya rabbal alamin. Jangan amin anteng, nggak boleh harus dilanjutkan amin ya rabbal alamin," sambung Nusron.
Pasalnya, ucapan amin yang bermakna 'Kabulkanlah' dan biasa digunakan umat muslim saat berdoa dan mengakhiri doa ini juga dipakai sebagai kependekan nama pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Mendapati hal ini, sejumlah pendukung Prabowo-Gibran sempat menjadi kata amin menjadi qobul saat berdoa. Hal ini pun sempat heboh dan menjadi perbincangan warganet.
Maka, Nusron mengajak para pendukung agar tetap mengucapkan kata amin saat berdoa.
"Sekarang kalau doa amin-nya dilanjutkan, Amin ya rabbal alamin karena kalau amin-nya mandek ditafsirkan yang bukan-bukan nanti," ucap Nusron.
TKN Prabowo-Gibran Minta Caci Maki Tidak Usah Dilayani
Nusron juga mengimbau relawan dan massa pendukung agar tak terpancing dengan fitnah dan caci maki diterima Prabowo-Gibran.
Menurutnya, fitnah kepada seorang calon pemimpin menjadi hal yang biasa. Nusron meminta agar relawan tidak menanggapi semua fitnah yang datang dengan serius.
"Kurang 2 bulan pemilunya pasti makin hari makin banyak fitnah kepada kandidat kita yaitu Pak Prabowo. Itu biasa. Sekali lagi kalau ada fitnah, jangan ditanggapi dulu diam, kita jogetin. Fitnah bagi pemimpin itu biasa," kata Nusron.
Nusron merujuk pada ajaran Habib Luthfie bin Yahya yang mengutip ungkapan seorang ulama bernama Ibnu Hazm Al Andalusi mengenai kesiapan seorang pemimpin untuk menyedekahkan dirinya, termasuk dihina dan dicaci maki publik.
"Kalau anda ingin menjadi pejabat publik maka harus siap-siap menyedekahkan dirinya untuk dicaci maki oleh orang yang tidak suka sampai malam berubah menjadi hari, dan hari menjadi malam akan dicaci terus-menerus," terang Nusron.
Nusron menyampaikan, hinaan juga menjadi tanda calon pemimpin akan menang. Terlebih, kata dia bersumber dari perkataan para ulama.
"Karena itu adalah kata para ulama kalau orang akan menjadi presiden akan menang maka InsyaAllah maka orang itu akan dicaci maki terus-menerus," kata dia.
Oleh sebab itu, dia mengajak relawan legowo dengan semua cacian yang datang. Bahkan, dia mendorong caci maki dibalas dengan jogetan.
"Saya minta bapak-bapak sekalian ngikutin Habib Luthfi kalau dicaci maki tidak usah dilayani tapi kita hadapi dengan senyuman dan jogetan, setuju?" kata Nusron.