Yenny Wahid: Banyak Masyarakat Ditakut-takuti Tanggal 17 April akan Chaos
Merdeka.com - Lewat mimbar Silaturahmi Nusantara Bersatu di Surabaya, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid mengajak kelompok silent majority atau orang-orang yang pasif bersuara untuk melawan radikalisme dan memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Selama ini yang bersuara itu kelompok-kelompok garis keras, kelompok radikal. Mereka sebetulnya minority, minoritas, kecil tetapi mereka noisy. Mereka ribut kecil tapi ribut," kata Yenny di acara yang dihadiri warga Nahdlatul Ulama (NU) dan kelompok lintas agama, Senin (18/3) malam.
Dalam pidatonya, putri kedua mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyayangkan kegaduhan yang didiamkan oleh mayoritas. Hal ini memicu kelompok-kelompok garis keras dan radikal menguasai kelompok yang besar.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa dampak suara keras? Kerusakan ini menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan yang terus menerus. Suara yang berbahaya bagi telinga berada di atas 85 desibel berbobot A (dBA).
-
Apa yang menjadi tren dari nama kelompok nyeleneh? Memberikan nama kelompok nyeleneh dapat membuat suasana kian ramai dan menyenangkan.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
"Mayoritas itu silent, mayoritas itu diam, karena itu sekarang mayoritas dari silent majority harus menjadi noisy majority, mayoritas yang tadinya diam harus menjadi mayoritas yang bersuara," ajak Yenny.
Karena jika tetap diam, maka akan semakin banyak masyarakat yang terintimidasi. Apalagi menjelang tahap pencoblosan 17 April 2019 mendatang, kata Yenny, gerakan-gerakan radikalisme harus dicegah.
"Sekarang banyak masyarakat merasa terintimidasi, mereka ditakut-takuti bahwa tanggal 17 akan chaos, bahwa tanggal 17 akan kacau," tegasnya.
Yenny menyebut, jika mayoritas pendukung Jokowi-Ma’ruf kuat, maka kemenangan tanggal 17 April bisa dipastikan akan diraih dengan suara besar.
"Yakinlah bahwa kalau kita kuat, kalau kita yakin akan kemenangan kita. InsyaAllah tidak akan ada yang mengintimidasi," ungkapnya.
"Bapak ibu sekalian harus bersuara semua, bapak ibu sekalian harus berani menunjukkan keberanian, harus berani menunjukkan sikap dan tekad untuk memenangkan pasangan 01, tanpa kebulatan tekad kita, maka kemenangannya tipis. Kita tidak mau kemenangan tipis," sambungnya.
Sekadar informasi, bukan kali ini saja Yenny mengajak kelompok mayoritas yang selama ini diam untuk bersuara. Sebelumnya di Harlah ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 27 Januari lalu, dia juga menyerukan seruan yang sama: silent majority harus berubah menjadi noisy majority.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
enny membeberkan dengan kondisi ini, persaingan yang sehat adalah kunci dari perebutan suara di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Thahjanto sudah mendeteksi potensi gerakan massa yang tidak puas karena hasil pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMassa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaNusron menganggap apa yang dilakukan sekelompok massa itu merupakan perilaku yang menggambarkan ketidaksiapan orang untuk berbeda pendapat dan berbeda pilihan.
Baca SelengkapnyaDinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca Selengkapnya