3 Ciri Anak Manipulatif serta Cara bagi Orangtua untuk Mengatasinya
Anak bisa menunjukkan perilaku manipulatif pada orangtua, penting untuk mengenali ciri serta mengatasinya secepat mungkin.

Anak-anak adalah pembelajar alami, dan terkadang mereka menggunakan perilaku manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Perilaku ini bisa berupa permintaan, perhatian, hingga pujian yang mereka harapkan dari orangtua, pengasuh, saudara, atau teman-teman.
Meskipun sering kali tampak sepele, jika dibiarkan, perilaku manipulatif ini dapat berkembang menjadi masalah emosional yang lebih besar. Dilansir dari Mom Junction, berikut tiga tanda umum dari anak manipulatif serta cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasinya.
1. Ledakan Emosi yang Mendalam
Salah satu tanda yang paling umum dari anak manipulatif adalah ledakan emosi yang mendalam. Ketika permintaannya tidak dipenuhi, anak yang manipulatif akan merasa frustrasi dan dapat kehilangan kendali atas emosinya. Reaksi emosional ini bisa berupa tangisan keras, agresi, atau bahkan sikap kasar. Orangtua yang tidak tahu harus berbuat apa bisa merasa bingung dan akhirnya memberikan apa yang diminta anak agar situasi reda.
Penelitian menunjukkan bahwa usia pra-sekolah adalah waktu kritis bagi perkembangan perilaku manipulatif pada anak-anak. Ketika anak tidak bisa menerima jawaban "tidak", mereka akan berusaha mengubah situasi dengan cara yang lebih emosional. Untuk mengatasi hal ini, orangtua perlu menetapkan batas yang tegas dan tidak terpengaruh oleh tangisan atau amukan anak.

2. Tantrum atau Amukan yang Berulang
Tantrum atau amukan adalah perilaku yang seringkali digunakan anak manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya, anak bisa terbaring di lantai toko mainan sambil menangis keras agar orangtua membeli mainan yang mahal. Terkadang, anak-anak juga menggunakan kata-kata kasar seperti, “Aku benci kamu!” atau, “Kamu orangtua terburuk!” untuk memaksa orangtua menyerah.
Meskipun tantrum ini umum terjadi pada anak-anak usia muda, orangtua harus waspada ketika perilaku ini menjadi lebih sering atau ekstrem. Penelitian dari CDC menunjukkan bahwa anak-anak usia 6-11 tahun memiliki masalah perilaku yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda atau lebih tua. Untuk mengatasi ini, penting bagi orangtua untuk memberi perhatian pada perilaku tersebut sejak dini agar tidak berlarut-larut dan berdampak negatif dalam jangka panjang.
3. Berbohong untuk Memperoleh Keinginan
Tanda lain yang sering muncul pada anak manipulatif adalah kebiasaan berbohong. Anak-anak yang merasa tidak dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara langsung akan resort to lying atau berbohong, bahkan mungkin memainkan kartu korban agar orang lain merasa bersalah dan memenuhi permintaannya. Misalnya, mereka mungkin mengatakan, "Kamu tidak menyayangiku lagi!" untuk memanipulasi perasaan orangtua agar merasa bersalah dan memenuhi permintaannya.
Selain berbohong, anak manipulatif mungkin juga menggunakan taktik lain seperti gaslighting (membuat orang lain meragukan penilaiannya) atau melakukan guilt-tripping (memanipulasi perasaan bersalah) untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika perilaku ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan gangguan psikologis dan kerusakan pada hubungan interpersonal anak di masa depan.

Cara Mengatasi Perilaku Manipulatif pada Anak
Menghadapi anak yang manipulatif membutuhkan pendekatan yang tegas namun penuh kasih. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi perilaku manipulatif ini:
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Anak-anak membutuhkan panduan untuk mengetahui batasan dan perilaku yang diharapkan. Salah satu cara efektif untuk mengatasi manipulasi adalah dengan menetapkan tujuan atau tantangan yang harus dicapai oleh anak. Misalnya, orangtua dapat meminta anak untuk menunggu selama beberapa hari sebelum meminta sesuatu yang mereka inginkan. Ini membantu anak belajar mengendalikan keinginannya dan tidak berusaha mendapatkan sesuatu dengan cara yang manipulatif.
2. Buat Rencana Aksi
Rencana aksi adalah langkah-langkah yang jelas dan terstruktur yang harus diikuti oleh anak. Orangtua dapat membuat daftar perilaku yang diinginkan dan memberikan instruksi yang jelas tentang cara meminta sesuatu tanpa menggunakan taktik manipulatif. Misalnya, anak dapat diminta untuk menunggu selama 60 detik sebelum mengulang permintaannya atau untuk menjelaskan mengapa mereka menginginkan sesuatu dengan cara yang sopan.
3. Alihkan Perhatian Anak
Kadang-kadang, cara terbaik untuk mengatasi perilaku manipulatif adalah dengan mengalihkan perhatian anak. Anak-anak sering kali sulit untuk menunggu atau mengendalikan diri, dan mereka akan merasa terganggu oleh hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian mereka. Cobalah menggunakan permainan visual, suara, atau sentuhan untuk membantu mereka berpindah fokus dan melupakan keinginan mereka untuk sementara.
4. Jadilah Teladan yang Baik
Anak-anak belajar banyak dari pengamatan mereka terhadap orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi contoh dalam hal kesabaran dan pengendalian diri. Orangtua dapat menunjukkan kepada anak bagaimana cara menunggu dengan sabar dan meminta sesuatu dengan cara yang sopan. Selain itu, melalui role-playing atau kegiatan bersama lainnya, orangtua bisa mengajarkan anak nilai-nilai kesabaran dan pengendalian diri.
5. Berikan Penghargaan yang Realistis
Memberikan penghargaan atau hadiah bagi anak yang berhasil mengendalikan perilaku manipulatifnya adalah cara efektif untuk memperkuat perilaku positif. Penghargaan tersebut bisa berupa waktu ekstra untuk menonton acara favorit atau melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Pastikan penghargaan tersebut sesuai dengan pencapaian anak dan dapat memotivasi mereka untuk mempertahankan perilaku baik.
Perilaku manipulatif pada anak dapat mengganggu hubungan orangtua-anak jika tidak ditangani dengan bijaksana. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami tanda-tanda perilaku manipulatif, seperti ledakan emosi yang mendalam, tantrum berulang, dan kebiasaan berbohong.
Dengan memberikan arahan yang jelas, menjadi teladan yang baik, serta memberikan penghargaan yang tepat, orangtua dapat membantu anak untuk mengatasi perilaku manipulatif mereka dan membangun hubungan yang lebih sehat dan positif.