7 Kuman penyebab penyakit yang ditemukan dalam makanan
Merdeka.com - Setiap tahunnya, selalu ada kasus penyakit yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi kuman. Beberapa di antara kasus tersebut bahkan sifatnya mematikan.
Pada dasarnya, Anda bisa menurunkan risiko penyakit tersebut dengan cara menghindari makanan tertentu yang ditinggali kuman. Setidaknya, ada tujuh kuman penyebab penyakit yang ditemukan dalam makanan. Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Live Science berikut ini.
E. coli
-
Apa itu Foodborne Illness? Foodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
-
Kapan makanan bisa jadi sumber penyakit anak? Secara global, terdapat sekitar 1,7 miliar kasus diare pada anak setiap tahun.
-
Apa saja penyebab penyakit anak akibat makanan? Makanan seperti daging, ayam, ikan, hingga susu bisa menjadi sumber kontaminasi jika tidak ditangani dengan benar.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena Foodborne Illness? Namun bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka berisiko tinggi mengalami beberapa gejala paling parah yang sering mengakibatkan rawat inap atau kematian.
-
Dimana risiko paparan kuman tinggi? Saat bepergian, terutama ke tempat wisata atau menggunakan transportasi umum, risiko paparan kuman meningkat.
Bakteri Escherichia coli hidup di usus manusia dan hewan seperti sapi, kambing, dan domba. Bakteri ini biasanya ditemukan dalam makanan berupa daging panggang yang kurang matang, susu dan jus mentah, serta air yang terkontaminasi.
Gejala terinfeksi bakteri E. coli di antaranya adalah diare, sakit perut, dan muntah selama lima sampai 10 hari.
Untuk menghindari infeksi kuman penyebab penyakit ini, pastikan Anda memasak daging hingga matang, mencuci buah dan sayur hingga bersih atau memasaknya, dan menghindari susu yang belum dipasteurisasi.
Meskipun kebanyakan bakteri E. coli tidak berbahaya, namun beberapa strain bakteri tersebut bisa memicu diare darah, gagal ginjal, sampai kematian.
Campylobacter
Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang hidup di tubuh ayam dan sapi, menginfeksi tanpa memunculkan tanda-tanda sakit.
Kebanyakan orang yang terkena campylobacteriosis biasanya akan langsung diare, kram perut, sakit perut, dan demam selama dua sampai lima hari. Diare pun bisa berupa darah yang diikuti dengan mual dan muntah selama kurang lebih satu minggu.
Pada tahun 2005, Campylobacter pernah ditemukan dalam 47 persen dada ayam mentah yang diperiksa oleh Food and Drug Administration di Amerika.
Kebanyakan infeksi bakteri ini memang tidak mematikan, namun cukup berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah.
Cara mencegah infeksi Campylobacter adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dan peralatan dapur setelah bersentuhan dengan daging, dan minum susu yang sudah dipasteurisasi.
Listeria
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang ditemukan di tanah, air, makanan mentah, makanan olahan, dan susu yang belum dipasteurisasi. Tak seperti kuman penyakit lainnya, Listeria lebih berbahaya karena bisa tumbuh dan menyebar meski terkena suhu dingin lemari es.
Gejala infeksi bakteri Listeria adalah demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, dan muntah. Pada beberapa kasus, seperti ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem imun rendah, infeksi Listeria bisa bersifat mematikan.
Untuk mencegah Listeria, buah-buahan berkulit tebal seperti melon, semangka, dan timun disikat kulitnya hingga bersih sebelum disimpan dalam lemari es. Kemudian daging kemasan juga sebaiknya tidak disimpan di dalam lemari es lebih dari satu minggu.
Vibrio
Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri yang hidup di air asin dan sering ditemukan dalam makanan laut yang masih mentah.
Orang-orang yang suka mengonsumsi tiram mentah bisa terinfeksi bakteri Vibrio selama kurang dari 24 jam dan menimbulkan gejala seperti diare, kram perut, mual, muntah, demam, dan menggigil.
Gejala infeksi bakteri Vibrio bisa berlangsung selama tiga hari. Sementara cara mencegahnya adalah dengan memasak makanan laut terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Toxoplasma
Parasit Toxoplasma gondii paling sering menyerang ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun rendah. Namun sedikit sekali pasien yang menunjukkan gejala dari infeksi parasit tersebut.
Setidaknya, infeksi parasit Toxoplasma menyebabkan penderita sakit kepala, demam, dan tidak enak badan.
Meski tidak ada gejala, parasit Toxoplasma bisa berbahaya karena bisa menghancurkan otak, mata, dan organ penting lainnya. Biasanya infeksi Toxoplasma berasal dari kontak dengan kotoran kucing yang membawa parasit atau makan daging mentah atau kurang matang, atau minum air yang terkontaminasi.
Untuk mencegah infeksi Toxoplasma, jangan malas cuci tangan, masak makanan sampai matang, hindari minum air mentah, dan ketika hamil, jauhi kotoran kucing.
Salmonella
Salmonella adalah kumpulan bakteri yang sering ditemukan dalam daging ayam mentah, telur, daging sapi, dan kadang-kadang buah dan sayur mentah.
Infeksi bakteri Salmonella bisa menyebabkan demam, diare, kram perut, dan sakit kepala yang cenderung berlangsung selama empat sampai tujuh hari.
Kebanyakan kasus infeksi bakteri Salmonella bisa sembuh dengan sendirinya. Namun balita, lansia, dan penderita penyakit kronis yang terserang infeksi Salmonella bisa bersifat mematikan karena bakteri mampu menyebar melalui pembuluh darah ke berbagai organ tubuh.
Untuk mencegah infeksi Salmonella, jangan makan telur mentah atau setengah matang dan daging ayam atau sapi mentah atau setengah matang. Makanan mentah pun harus dipisah dengan yang sudah matang. Sementara kebersihan alat dapur juga harus selalu dijaga.
Norovirus
Norovirus adalah virus yang menyebabkan gastroenteritis - penyakit yang memicu inflamasi pada perut dan usus.
Gejala dari serangan Norovirus biasanya disebut dengan flu perut. Norovirus pun umumnya ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi serta menyebar melalui penderita yang terinfeksi.
Gastroenteritis termasuk penyakit menular. Gejalanya adalah mual, kram perut, muntah, diare, sakit kepala, demam dan lemas yang biasanya berlangsung selama tujuh hari.
Kebanyakan penderita bisa sembuh dengan sendirinya. Sementara untuk mencegah infeksi virus ini, jangan malas mencuci tangan dengan sabun, rajin membersihkan dapur dan isinya, serta mengolah makanan dengan baik dan benar.
Baca juga:Waspadai kuman pada gelas minum di tempat kerja!Sakelar lampu, tempat paling berkuman yang terlupakanCara melindungi rumah dari kuman10 Tempat paling berkuman di restoranSikat gigi ternyata penuh dengan kuman (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lalat adalah salah satu serangga yang kerap dianggap remeh. Tapi ternyata, serangga ini dapat membawa bakteri berbahaya seperti salmonella, e.coli, dan lainnya
Baca SelengkapnyaKeberadaan lalat di sekitar kita tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa membawa risiko kesehatan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaLalat membawa 100 lebih patogen, termasuk jamur, virus, parasit, dan bakteri.
Baca SelengkapnyaFoodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan menunjukkan sate daging, gulai daging dan krengsengan daging positif bakteri Salmonella sp.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaTinggal di luar rumah dan menjadi anak kos bisa menimbulkan berbagai risiko penyakit yang bisa muncul.
Baca SelengkapnyaAda beberapa jenis hama yang sering merusak tanaman.
Baca Selengkapnya