Anak-Anak Rentan Jadi Wadah Penyebaran Covid-19
Merdeka.com - Anak-anak berpeluang menjadi 'wadah' untuk penyebaran Covid-19 dan varian terbarunya. Hal ini dikarenakan anak-anak di bawah 18 tahun sangat rentan tertular Covid-19 karena tidak memiliki akses untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Dengan munculnya varian baru, virus Corona menjadi lebih merajalela dan lebih mematikan. Sama seperti orang dewasa, sebuah penelitian menemukan bahwa anak-anak membawa jumlah viral load yang sama dengan orang dewasa dan dengan tidak tersedianya vaksin untuk mereka, mereka lebih mungkin menularkan virus ke orang lain.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases, tingkat virus yang tinggi sesuai dengan virus hidup yang menular, dan tingkat itu paling tinggi pada awal penyakit pada anak-anak yang bergejala dan tidak bergejala.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa anak-anak yang belum divaksinasi berisiko tinggi terkena gondongan? Anak-anak yang belum menerima vaksinasi untuk mencegah gondongan berisiko tinggi terinfeksi penyakit ini.
-
Kenapa imunisasi terlambat bisa membuat anak lebih rentan terhadap penyakit? Anak yang tidak menjalani imunisasi sesuai jadwal mungkin tidak mendapatkan perlindungan yang optimal dari penyakit tertentu. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, dan jika terinfeksi, durasi penyakit yang dialami bisa lebih lama dibandingkan dengan anak yang telah menyelesaikan vaksinasi.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dipimpin oleh tim dari Massachusetts General Hospital (MGH), Brigham and Women's Hospital, Ragon Institute, MIT dan Harvard. Mereka mempelajari 110 anak berusia dua minggu hingga 21 tahun yang dinyatakan positif Covid-19 di MGH atau klinik perawatan darurat.
Para peneliti tidak menemukan korelasi antara usia anak-anak dan jumlah viral load mereka. Yang meyakinkan, mereka juga menemukan bahwa viral load tidak memiliki korelasi dengan tingkat keparahan penyakit pada anak-anak itu sendiri, tetapi kekhawatiran tetap ada pada mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
"Anak-anak dapat membawa virus dan menginfeksi orang lain," kata Lael Yonker, ahli paru anak di MGH.
"Ada pertanyaan tentang apakah viral load yang tinggi pada anak-anak berkorelasi dengan virus hidup. Kami dapat memberikan jawaban pasti bahwa viral load yang tinggi ini menular," tambah Yonker.
Berpotensi jadi sumber penularan varian baru
Varian baru yang muncul telah membuatnya semakin sulit untuk mengatasi virus mematikan. Karena varian Covid-19 terus bermunculan, anak-anak yang terinfeksi berpotensi menjadi "waduk" untuk evolusi varian baru serta potensi penyebar varian saat ini, katanya.
"Anak-anak dengan Covid-19, meskipun tanpa gejala, menular dan dapat menampung varian SARS-CoV-2. Varian Covid berpotensi berdampak pada tingkat keparahan penyakit dan kemanjuran vaksin, seperti yang kita lihat dengan varian Delta. Kultur virus hidup, kami menemukan berbagai macam varian genetik. Varian baru berpotensi lebih menular dan juga membuat anak-anak lebih sakit," kata Yonker.
Viral load anak dan orang dewasa sama
Lebih lanjut, viral load anak-anak di rumah sakit tidak berbeda dengan yang ditemukan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit, menurut penelitian.
Bukti serupa dikutip oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak "kemungkinan memiliki viral load yang sama di nasofaring mereka, tingkat infeksi sekunder yang serupa, dan dapat menyebarkan virus ke orang lain".
Studi ini menyerukan peningkatan kesadaran terhadap Covid pediatrik dan menerapkan program pengujian yang lebih luas untuk anak-anak karena mereka merupakan komponen penting dalam perang melawan Covid.
Oleh karena itu, penting kiranya untuk membawa anak kesayangan di atas 12 atau 18 tahun untuk segera melakukan vaksinasi jika ada kesempatan.
Sumber: Liputan6Reporter:Sulung Lahitani (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaPenyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaAdenovirus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai macam infeksi pada manusia. Virus ini dapat menular tapi bisa diatasi dengan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaJika Anda mencurigai anak Anda menderita TBC, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaWHO tetapkan mpox sebagai wabah internasional yang perlu untuk diwaspadai.
Baca SelengkapnyaAnak-anak rentan terjangkit TB karena sistem imun mereka belum berkembang sempurna.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca Selengkapnya